Mahasiswa ITB Ciptakan Pembalut Organik Ramah Lingkungan, Wakili Indonesia di Jerman
Sebagai pemenang dalam Falling Walls Lab Indonesia, Difa berkesempatan untuk mewakili Indonesia dalam gelaran Global Final Falling Walls Lab yang diadakan di Jerman pada 7-9 November 2022.
Mahasiswa Program Studi Fisika ITB bernama Difa Ayatullah berhasil memenangkan kompetisi Falling Walls Lab Indonesia 2022 dengan mengajukan ide pembalut ramah lingkungan.
Menurut Difa, pembalut tersebut memiliki konsep biodegradable ramah lingkungan, dengan menerapkan dua prinsip penting sehingga mudah untuk diurai di tanah.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
“Konsep idenya muncul karena keresahan pribadi,” kata Difa, mengutip laman resmi ITB, Selasa (4/10).
Terapkan Dua Konsep Ramah Lingkungan
©2022 Laman Resmi ITB/Merdeka.com
Diterangkan Difa, dua prinsip penting dari rancangannya itu yakni memiliki material absorbent layer berupa kapas pada pembalut konvensional yang diganti menjadi material plant-based sehingga memunculkan sifat organik.
Kedua, lapisan plastik di bawah pembalut dimodifikasi menjadi material bioplastic. Hal ini menjadikan pembalut tersebut tidak mencemari lingkungan.
Selain kedua aspek tadi, tidak ada perbedaan yang signifikan antara pembalut biodegradable dengan pembalut konvensional dari segi bentuk maupun kegunaannya.
Tingginya Angka Buang Pembalut
Sebagai mahasiswa yang aktif di unit pecinta alam, dirinya mengaku resah karena tingginya angka sampah pembalut. Dari data yang dikumpulkan Difa, sebanyak 95% wanita Indonesia memilih menggunakan pembalut selama periode menstruasi, sehingga meninggalkan jumlah limbah hingga 26 ton per hari.
Kekhawatiran ini yang kemudian menghantarkan Difa untuk mengajukan ide pembalut ramah lingkungan yang dapat terurai dalam waktu yang relatif singkat.
“Ternyata kita menghasilkan sampah pembalut sebanyak itu. Apalagi waktu menemukan infografis yang menyatakan bahwa satu pembalut setara dengan empat kantong plastik. Satu sisi sudah berusaha mengurangi sampah dari kantong plastik, namun di sisi lain masih ada sampah sejenis dari sumber yang berbeda. Apalagi untuk terurai (sampah pembalut) butuh waktu ratusan tahun, dan selama itu pula akan terus menumpuk,” ujar Difa.
Lebih Aman bagi Kesehatan
Difa mengungkapkan, saat mencari bahan penyerap di bagian absorbent layer mereka menemukan solusi, yaitu material dari tanaman yang memberikan nilai tambah organik serta lebih aman bagi kesehatan.
Sebelumnya ia dibantu tim riset dari lintas program studi di ITB yakni, Elshanti Nabiihah Salma, Wanda Ayu Puspita Ningratri dan Fathya Alya Nurverina.
Sebagai pemenang dalam Falling Walls Lab Indonesia, Difa berkesempatan untuk mewakili Indonesia dalam gelaran Global Final Falling Walls Lab yang diadakan di Jerman pada 7-9 November 2022.
Di sana ia akan melakukan pitching ulang di hadapan para panelis dan juri profesional dari berbagai bidang untuk bersaing dengan perwakilan-perwakilan dari negara lain.