Makna di Balik Upacara Adat Pamitan, Cara Warga Bandung Barat Minta Izin Sebelum Menambang Batu
Mereka meyakini apa yang terdapat di alam merupakan milik Tuhan, tak boleh sembarangan memanfaatkannya.
Etika jadi salah satu hal terpenting yang harus dijunjung manusia, termasuk saat bekerja. Dampaknya, usaha yang tengah dijalankan akan berakhir baik seperti yang selalu dilakukan oleh warga di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
Warga di sana selalu menggelar upacara adat Pamitan saat hendak menambang batu untuk membuat cobek sebagai mata pencaharian mereka. Tradisi tersebut bahkan telah dilakukan selama bertahun-tahun oleh warga Kampung Pojok, Desa Jaya Mekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.
-
Kapan Jalur Lingkar Barat Purwakarta dibangun? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
-
Dimana letak Kabupaten Batu Bara? Salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatra Utara ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Asahan.
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Apa yang unik dari gang permukiman padat penduduk di Bandung ini? Walaupun berukuran hanya selebar badan, kondisi gang padat penduduk di Kota Bandung ini amat bersih dan rapi
-
Kapan Kabupaten Batu Bara diresmikan? Kabupaten Batu Bara diresmikan pemerintah pada 15 Juni 2007, bersamaan dengan dilantiknya Bupati Sofyan Nasution.
-
Dimana letak Bandungan? Bandungan adalah kawasan wisata yang terletak di Semarang, menawarkan keindahan alam yang memikat dan udara sejuk pegunungan yang menyegarkan.
Setiap menempati lahan baru, para penambang dan pembuat alat memasak ini wajib melakukan tradisi turun temurun sebagai sarana meminta izin kepada Allah SWT. Mereka meyakini apa yang terdapat di alam merupakan milik Tuhan, tak boleh sembarangan memanfaatkannya.
Acara kemudian digelar meriah dan didampingi tokoh adat setempat untuk memimpin doa. Berikut informasi selengkapnya.
Dilakukan saat Akan Mulai Menambang
Mengutip Disparbud Bandung Barat, tradisi Pamitan ini menjadi budaya turun temurun yang dilakukan oleh warga Kampung Pojok. Biasanya, Pamitan digelar saat akan memulai kegiatan menambang batu.
Pamitan ditandai sebagai upaya meminta izin kepada Tuhan pemilik alam perbukitan yang batunya akan diambil untuk dijadikan cobek. Seluruh warga biasanya terlibat untuk memeriahkan tradisi yang sudah mulai jarang diadakan ini.
“Tradisi Pamitan ini sebenarnya punya arti untuk memohon kepada Tuhan agar diberi kelancaran untuk mencari nafkah (menambang batu),” kata pemangku adat Kampung Pojok, Abah Amid.
- Kisah di Balik Batu Betarup yang Melegenda di Sambas, Konon Bentuk Kutukan Warga Miskin yang Tak Diundang Pesta
- Sembunyi di Kawasan Pantai Cibako, Pembunuh Istri di Buah Batu Kota Bandung Akhirnya Ditangkap
- Menilik Adat Perkawinan Lampung, Mulai dari Perundingan Sampai Pelepasan Anak Gadis
- Perlakukan Sungai Lebih Manusiawi, Ini Kisah Para Penjaga Sungai dari Bandung
Menyiapkan Air 7 Warna
Sebelum memulai upacara adat, Abah Amid akan meminta kepada penambang batu untuk menyiapkan sesajen seperti air 7 warna, dupa, kelapa muda, kopi manis dan pahit, nasi tumpeng, rempah-rempah dan lain sebagainya.
Kemudian, upacara tersebut bisa dilaksanakan satu hari sebelum memulai menambang dengan dihadiri oleh seluruh penambang. Warga yang bekerja membuat cobek itu, kemudian berjalan menuju lokasi tambang batu baru untuk memulai ritual.
Selama berjalan, alat musik seperti kendang dan terompet Sunda baru diberhentikan saat sampai di lokasi. Untuk air 7 warna digunakan perwarna alam seperti hijau, merah, jingga, putih, kuning, biru dan hijau.
Berkomunikasi dengan Batu
Merujuk RRI, ritual kemudian dilakukan beberapa menit setelah beristirahat sejenak. Seluruh penambang berkumpul di depan batu yang nantinya akan diambil. Abah Amid sebagai tokoh adat setempat kemudian memimpi doa di sana.
Setelah selesai, ia mendekati batu dan berkomunikasi sembari menyiramkan air 7 warna ke dinding-dinding bukit yang siap ditambang. Terakhir, alat palu, pemahat sampai penampung batu dicipratkan dengan air suci agar bisa digunakan secara maksimal
“Adanya 7 air ini supaya kita semua yang menambang bisa diberi rida oleh Allah SWT dan diberi keselamatan selama 7 hari bekerja setiap harinya,” katanya.
Etika Terhadap Alam
Tujuan utama dari upacara ini sebenarnya merupakan etika manusia yang tidak bisa lepas dari alam. Seluruh unsur kehidupan selalu melibatkan alam, termasuk sekedar untuk makan.
Ritual Pamitan jadi salah satu jalan manusia agar bisa lebih bijak dalam memanfaatkan apa yang ada di alam termasuk batu. Ketika batu ditambang dengan baik, tanpa berlebihan maka manfaatnya akan baik juga terhadap penambang dan pembeli batu cobek.
Untuk pertanda apakah upacara adatnya diterima atau tidak bisa dilihat dari hasil menambang pertama. Jika bongkahan batu pertama tidak bisa terbentuk cobek, artinya semesta tidak meridai dan harus berpindah ke tempat baru serta kembali melaksanakan ritual pamitan.