Melihat Jejak Sunan Kalijaga di Cirebon, Ada Banyak Kera sampai Sumur Tua
Di masa silam Sunan Kalijaga pernah aktif berdakwah di Cirebon dan meninggalkan petilasan sekitar 1 kilometer dari terminal Harjamukti.
Di masa silam Sunan Kalijaga pernah aktif berdakwah di Cirebon dan meninggalkan petilasan sekitar 1 kilometer dari terminal Harjamukti.
Melihat Jejak Sunan Kalijaga di Cirebon, Ada Banyak Kera sampai Sumur Tua
Sunan Kalijaga atau As Syekh Said pernah menjadi bagian dari wilayah Cirebon, Jawa Barat pada sekitar abad ke-15. Ketika itu Sunan Kalijaga menjadikan Cirebon sebagai lokasi dakwah sebelum pindah ke Kadilangu, Kabupaten Demak. Ia lantas mendirikan petilasan di lahan seluas 2.000 meter persegi.
-
Apa yang dilakukan Syekh Nurjati di Cirebon? Di Cirebon, keduanya sepakat mulai mengajarkan ilmu Agama Islam yang saat itu masih banyak yang belum mengenalnya.
-
Siapa yang memimpin pasukan kerajaan Pajajaran untuk menyelidiki Cirebon? Pasukan ini dipimpin oleh Tumenggung Jagabayan untuk menyelidiki mengapa Cirebon sudah tak mengirim upeti dan melantik Syarif Hidayatullah secara sepihak.
-
Apa yang ditemukan di Desa Medalem, Senori, Tuban selain makam Sunan Kalijaga? Makam Sunan Kalijaga di Tuban berdampingan dengan sanak famili serta sejumlah ulama lain. Di sebelah barat Makam Sunan Kalijaga, ada makam Syeikh Badawi, Kyai Abdurrahman, Dewi Amirah (Istri Sunan Kalijaga), Abdul Aziz Abdul Basith (Saudara Syeikh Abdul Jabbar Nglirip), Mpu Supo (Adik Ipar Sunan Kalijaga yang juga pembuat keris), Patih Wonosalam dan Abdul Qadir (Putera Raden Patah).
-
Kapan Sunan Gunung Jati tiba di Cirebon? Setelah menuntut ilmu di Makkah, Syarif Hidayatullah berangkat ke Nusantara. Ia mampir di Gujarat dan Kerajaan Samudra Pasai sebelum akhirnya tiba di Cirebon pada tahun 1470 Masehi.
-
Bagaimana kesenian Tayuban Cirebon dipertunjukkan? Pertunjukkan Tayuban Dalam pementasannya, kesenian ini dilakukan oleh seorang penari yang disebut ronggeng dan diiringi pemusik karawitan seperti kendang, goong, kenong, gamelan, kecrek dan suling. Musiknya cenderung dinamis, namun didominasi tempo lambat. Penarinya juga menggunakan selendang yang akan diberikan kepada tamu yang disambut untuk ikut menari.
-
Kenapa Gua Kreo diyakini sebagai petilasan Sunan Kalijaga? Masyarakat percaya dulu goa itu digunakan sebagai petilasan oleh Sunan Kalijaga saat ia hendak mencari kayu jati untuk membangun Masjid Agung Demak.
Cirebon dijadikan tujuan dakwah salah satunya karena wilayah Jawa Barat masih kental dengan nuansa Hindu-Buddha. Ketika itu dirinya menjadikan Cirebon sebagai pusat ajaran Islam dan dijalankan bersama Sunan Gunung Jati.
Di sini, ia bersama Sunan Gunung Jati mengenalkan cara berdakwah melalui kesenian yang ketika itu digandrungi masyarakat.
Berdakwah dengan wayang
Merujuk direktoripariwisata.id, Kamis (30/11), Sunan Kalijaga terkenal dengan cara berdakwahnya yang memanfaatkan media lokal dari suatu daerah.
Salah satu yang ia jadikan alat untuk mengenalkan ajaran Islam adalah wayang, dengan tetap mempertahankan sisi ketradisionalannya.
Di Cirebon, ia lantas mendirikan tempat peristirahatan di wilayah yang saat ini masuk ke dalam wilayah Kampung Kalijaga, Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat.
Petilasan Sunan Kalijaga di Cirebon
Di masa dakwah Sunan Kalijaga di Cirebon, ia mendirikan tempat mirip peristirahatan dengan beberapa ruangan dan fungsinya. Secara umum, bentuk petilasannya adalah L (siku) dan dialiri oleh dua sungai.
(Foto: Youtube All In One Indramayu)
Untuk ruang pertama difungsikan untuk tawasul atau mengerjakan amalan demi mendekatkan diri pada Allah SWT. Ruangan kedua juga sama, sebagai tempat Tawasul dan dekat dengan makam-makam.
Untuk ruangan terakhir digunakan untuk tempat beristirahat Sunan Kalijaga, lengkap dengan kasur, kelambu dan alat tidur lainnya.
Secara umum bentuk bangunannya bergaya lawas, dengan struktur batu mata merah yang disusun sebagai dinding.
Terdapat masjid dan sumur tua
Di sekitar lokasi petilasan juga terdapat sebuah masjid yang cukup megah dan biasa digunakan oleh para peziarah asal luar kota. Masjid tersebut memiliki gaya arsitektur yang minimalis, namun tetap luas dan nyaman untuk beribadah.
Lalu terdapat sebuah sumur tua yang biasa dijadikan tempat untuk berwudu dari para peziarah yang mendatangi lokasi. Sumur tersebut bernama sumur wasiat Kalijaga.
Lokasi ini biasanya ramai pada waktu-waktu tertentu, salah satunya ketika malam Jumat kliwon untuk kegiatan ziarah dan tapak tilas masa silam.
- Cirebon Pernah Dijuluki Kota Pelabuhan Emas di Nusantara, Begini Kisahnya
- Jadi Kota Terbesar Kedua di Bali, Intip Pesona Wisata Singaraja
- Kisah Menara Air Prujakan, Jadi Ikon Kota Cirebon dan Pernah Berjasa Penuhi Kebutuhan Warga
- Menguji Waktu Tempuh Transjakarta Kalideres-Bandara Soetta, Benarkah Hanya 45 Menit?
Berguru ke Syekh Datuk Kahfi
Sebelum mulai menyebarkan agama Islam, Sunan Kalijaga sebenarnya ingin belajar lebih dalam tentang agama Islam bersama Syekh Datuk Kahfi yang merupakan pelopor ajaran Islam di Cirebon.
(Foto: Liputan6)
Ketika itu, ia bersama Sunan Gunung Jati menjadikan Cirebon sebagai pusat penyebaran Islam di wilayah Jawa Barat, sehingga kerap didatangi oleh para wali di tanah Jawa.
Di Cirebon, ia juga mendirikan tempat untuk belajar agama, dengan beberapa santri yang ingin mendalami ajaran tersebut.
Di sekitar lokasi petilasan, saat ini dijumpai banyak kera atau monyet kecil yang bergelantungan dan ingin berinteraksi dengan para pengunjung.
Biasanya kera-kera akan meminta makan kepada siapapun yang datang, termasuk bertingkah usil namun tidak mengganggu. Kera-kera tersebut termasuk jinak di sana.
Menurut kisah yang berkembang di masyarakat, sebanyak 40 kera itu merupakan jelmaan dari para santri dari Sunan Kalijaga di masa silam. Ketika itu menjelang salat Jumat, Sunan Kalijaga masih melihat santrinya bermain di hutan dan sungai.
Namun Sunan Kalijaga kemudian mengeluhkan santrinya yang tidak segera salat Jumat ini di dalam hati dengan mengatakan jika kelakuan mereka saat bermain mirip kera. Dikarenakan wali memiliki karomah dan doanya mudah diijabah, maka para santri tersebut seketika berubah menjadi kera.