Melihat Keunikan Masjid Kayu di Kampung Naga, Beduknya Tak Boleh Ditabuh Sembarangan
Masjid ini menjadi tempat yang unik di Kampung Naga, karena memiliki desain bergaya Sunda kuno.
Masjid ini menjadi tempat yang unik di Kampung Naga, karena memiliki desain bergaya Sunda kuno.
Melihat Keunikan Masjid Kayu di Kampung Naga, Beduknya Tak Boleh Ditabuh Sembarangan
Masjid As Salam merupakan tempat ibadah masyakat Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Bentuknya masih tradisional dengan bahan kayu serta atap daun kering. Di masjid ini terdapat sebuah beduk yang tak boleh ditabuh sembarangan.
-
Apa yang unik dari Masjid Nanik Musini? Desainnya yang unik dan menyerupai kelenteng, membuat rumah ibadah umat muslim ini berbeda dari kebanyakan.
-
Apa yang unik dari Masjid At Taqwa? Keunikan lain dari Masjid At Taqwa Cirebon adalah terdapatnya gerbang cukup besar selebar 3 meter dengan corak emas dan kaligrafi dua kalimat syahadat.
-
Kapan Masjid Raya Ganting dibangun? Dihimpun dari situs resmi padang.go.id dan beberapa sumber lainnya, masjid ini dibangun sekira tahun 1805 dan selesai pada tahun 1810 yang diarsiteki oleh Haji Umar.
-
Apa yang unik dari Masjid Agung Nur Sulaiman? Di dalam masjid itu, ada ruang tanpa pintu yang diperuntukkan khusus bagi tempat imam. Keberadaan tempat khusus imam ini jarang ditemukan pada masjid-masjid lain di Indonesia.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Apa yang unik dari Masjid Jami' Lasem? Uniknya mustaka itu dirancang dengan bentuk barongan yang merupakan kesenian khas masyarakat Hindu Lasem.
Tak Ada Kubah dan Menara
Mengutip kanal YouTube Dibra Channel, Rabu (18/10), bentuk desain bangunan masjid ini tidak seperti masjid kebanyakan.
Masjid As Salam tidak memiliki kubah, menara, maupun hiasan khas rumah ibadah umat Islam lainnya.
Menurut warga setempat, bangunannya hanya serupa rumah, dengan kapasitas yang lebih besar sehingga mampu menampung lebih banyak jemaah.
Tidak Punya Pengeras Suara
Masjid tersebut juga tidak memiliki pengeras suara layaknya masjid lainnya yang ada di luar perkampungan.
Muazin pun hanya akan melakukan panggilan salat dan iqamah tanpa alat pengeras suara dari dalam masjid.
Walau demikian, warga setempat sudah hapal waktu salat, dan akan tetap datang ke masjid walau panggilan azan tidak terdengar.
Dibangun dari Kayu Bilik dan Atap Ijuk
Mengutip tulisan Iwan Hermawan berjudul Masjid Pada Masyarakat Adat di Jawa Barat, Masjid As Salam di Kampung Naga masih memiliki desain tradisional.
Pondasinya dibuat dari batu untuk menopang bangunan berbentuk panggung. Lalu rangkanya dibuat dengan kayu kokoh, dan dindingnya dianyam dari bilik bambu.
Agar semakin kuat dan tidak dimakan rayap, dinding serta beberapa unsur bangunan dicat menggunakan campuran kapur berwarna putih sehingga makin terlihat cantik.
Tak Ada Listrik
Sebagai permukiman yang menjunjung tinggi budaya Sunda kuna, bangunan Masjid As Salam ini tidak memiliki unsur kelistrikan sama sekali.
Untuk lampunya, DKM memanfaatkan lampu lentera dan patromaks berbahan bakar minyak yang akan dinyalakan saat jemaah melaksanakan salat magrib sampai subuh.
Lentera dan patromaks juga dipakai untuk menopang kegiatan umum di masjid seperti acara adat, juga pengajian dan perkumpulan warga.
- Mulai Tenggelam Akibat Proyek Waduk, Ini Riwayat Kampung Sinday Lebak yang Sempat Dihuni Warga
- Potret Masjid yang Tenggelam Akibat Terdampak Pembangunan Waduk di Wonogiri, Penampakannya Bikin Miris
- Akibat Kemarau Panjang, Masjid di Kampung Ini Sepi Jemaah 'Tidak Ada Air, Masjid Nyaris Bangkrut'
- Pesona Masjid Asasi Padang Panjang, Tak Luntur Meski Berumur Ratusan Tahun
Beduk Tak Boleh Ditabuh Sembarangan
Di Masjid As Salam terdapat dua beduk, pertama berukuran besar atau utama dan kedua berukuran kecil bernama kentongan.
Berdasarkan keterangan masyarakat setempat, beduk ini tak bisa dipukul sembarangan atau serupa dengan beduk-beduk di masjid lain.
Ketika salat maghrib dan isya akan dibunyikan bergantian antara kentongan dan beduk. Lalu untuk salat subuh, zuhur, dan ashar, hanya beduknya saja. Sementara saat salat Jumat, penabuhan dilakukan antara kentongan dan beduk, dengan jarak yang cukup jauh.
Pukul 11.00 WIB, kentongan akan ditabuh beberapa kali, sebagai penanda mulai masuknya salat Jumat dan persiapan warga. Ketika azan, yang dipukul beduknya.
Masjid ini menjadi tempat yang unik di Kampung Naga, karena memiliki desain bergaya Sunda kuno.