Melihat Sejarah Perkembangan Vaksin di Gedung Heritage Bio Farma Bandung, Ada Alat Medis Lawas hingga Berbagai Sampel Ular Berbisa
Gedung heritage Bio Farma Bandung menyimpan perkembangan vaksin di Indonesia
Gedung heritage Bio Farma Bandung menyimpan perkembangan vaksin di Indonesia
Melihat Sejarah Perkembangan Vaksin di Gedung Heritage Bio Farma Bandung, Ada Alat Medis Lawas hingga Berbagai Sampel Ular Berbisa
Selama pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan dunia beberapa tahun lalu, keberadaan vaksin menjadi begitu penting. Tak hanya Covid-19, vaksin juga berhasil menghentikan berbagai wabah mulai dari cacar hingga malaria.
Jika ingin melihat perkembangan vaksin sejak zaman Belanda, mampirlah ke gedung heritage Bio Farma yang beralamat di Jalan Pasteur Nomor 28, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat.
-
Di mana Museum Benteng Heritage berada? Kebudayaan tersebut lambat laun berakulturasi dengan kearifan lokal Betawi serta Sunda, yang jejaknya bisa disaksikan di Museum Benteng Heritage, Kawasan Pasar Lama.
-
Kenapa Museum Bioskop Jambi penting bagi Indonesia? Tempoa Art Gallery atau yang dikenal dengan Museum Bioskop Jambi merupakan aset penting bagi bangsa Indonesia, bahkan dunia.
-
Siapa yang meresmikan Gedung Kesenian Jakarta sebagai bioskop? Gedung Kesenian Jakarta lantas diresmikan sebagai gedung bioskop Diana yang amat populer ketika itu.
-
Bagaimana sejarah Museum di Puro Mangkunegaran? Museum ini terletak tak jauh dari Balai Kota Solo, berdasarkan sejarahnya, museum ini sudah dibangun sejak tahun 1867 dan dulunya digunakan sebagai kantor untuk De Javasche Bank Agentschap Soerakarta.
-
Dimana letak Pelabuhan Buleleng yang memiliki nilai historis? Karena terletak di ujung utara, pelabuhan tersebut menjadi pusat lalu lintas Pulau Bali dari luar pulau bahkan luar negeri.
-
Apa yang menjadikan Kampung Heritage Kayutangan istimewa sebagai tempat wisata? Salah satu destinasi wisata favorit di Malang Kampung Heritage Kayutangan merupakan salah satu objek wisata andalan Kota Malang, Jawa Timur. Baru-baru ini, Kampung Heritage Kayutangan dinobatkan sebagai salah satu desa wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) oleh Kemenparekraf.
Selain sebagai museum vaksin, lokasi ini juga jadi arsip perkembangan kesehatan di Indonesia melalui peninggalan alat medis lawas juga berbagai jenis sampel ular berbisa untuk penelitian anti racun. Yuk simak informasi selengkapnya berikut ini.
Gedungnya Bergaya Khas Hindia Belanda
Merujuk Antara, daya tarik dari gedung heritage Bio Farma adalah konstruksi bangunannya.
Diketahui gedung yang juga sebagai kantor ini memiliki gaya art deco hasil ciptaan arsitek kenamaan Belanda Prof. Dr. Ir. Charles Prosper Wolff Schoemaker pada 1890.
Schoemaker sendiri berupaya menggabungkan unsur budaya timur dan barat melalui bentuk atap yang miring sebanyak dua tumpuk. Sedangkan gaya barat terlihat dari jendela dan pintu yang tinggi dan membentuk setengah kubah.
Sampai sekarang, gaya tersebut masih dipertahankan dengan cara dicat berkala dan dilakukan renovasi tanpa mengubah desain utamanya.
Kebutuhan Akan Vaksin Tinggi
Pada masa Hindia Belanda, banyak warga setempat yang belum tersentuh tenaga medis. Tak sedikit yang mengalami daya tahan tubuh lemah, hingga mudah terserang penyakit.
- Menilik Sejarah Gedung Balai Kota Padang, Bangunan Klasik yang Kental dengan Budaya Kolonial
- Mengenal Kampung Heritage Sukadiri di Serang, Napak Tilas Jejak Pemerintahan Keraton Surosoan di Abad ke-17
- Cikal Bakal Teknologi Listrik di Bandung Dimulai dari Gedung Gebeo, Begini Sejarahnya
- Menguak Sejarah Stasiun Mertoyudan Magelang, Dulunya Stasiun yang Ramai Namun Kini Terbengkalai
Dari sana lahirlah sebuah lembaga bernama Parc Vaccinogene yang dipimpin oleh Eilerts de Haan. Ia merupakan lulusan dari Insitituut Pasteur de France.
Pada 1902 lembaga tersebut mulai meneliti berbagai vaksin yang diperuntukkan bagi kesehatan masyarakat. Tahun 1923, lembaga dipindahkan ke Bandung di lokasi yang saat ini menjadi gedung Heritage Bio Farma dan menambah objek penelitiannya dengan serum ular berbisa.
Berperan Memutus Mata Rantai Cacar Api
Mengutip laman resmi Kementerian Kesehatan RI, pada 1806 penyakit cacar masuk ke Indonesia.
Penyakit itu muncul dari pada budak yang dibawa oleh Belanda untuk bekerja di Indonesia.
Ketika itu peneliti kesehatan Belanda, dr. A Schuckink Kool melakukan penelitian vaksin hasil pengembangannya dari hewan sapi. Rupanya vaksin ini berhasil mengendalikan kasus cacar api yang banyak menyerang anak-anak kala itu.
Dengan masifnya upaya memutus mata rantai cacar, dibangunlah Parc Vaccinogen Instituut Pasteur sebagai tempat untuk mengembangkan jenis vaksin.
Tampilkan Peninggalan Alat Medis Bio Farma
Di gedung ini juga terdapat berbagai alat medis dari Bio Farma yang dipakai untuk pengembangan kesehatan zaman Belanda silam. Alat-alat itu disimpan di dalam kotak kaca agar terlindungi.
Lalu ada juga gambar-gambar kegiatan penelitian vaksin dan obat-obatan oleh Bio Farma di masa silam. Semuanya tersusun secara rapi di museum yang berada di sayap kanan bangunan gedung heritage Bio Farma itu.
Para pemimpin Bio Farma sejak zaman Belanda juga terpampang di sana, juga para petugas kesehatan yang berjasa melalui patung berseragam.
Simpan Berbagai Jenis Ular untuk Penelitian Serum Anti Bisa
Di ruangan lain juga terdapat tempat penyimpanan berbahan kaca berisi berbagai jenis ular yang sudah diawetkan.
Ular-ular tersebut merupakan sampel yang dahulu digunakan untuk proses pembuatan serum anti racun ular.
Ada pula kotak-¬kotak serum dan vaksin sebagai hasil dari penelitian tersebut dan difungsikan untuk mengorganisir racun ular saat masuk ke dalam tubuh. Sejak lama, Bio Farma memang fokus meneliti dan membuat berbagai jenis vaksin hingga serum anti racun hewan.
Terakhir Bio Farma juga membuat vaksin anti Covid-19 dan digunakan untuk memutus penyebarannya. Lokasi ini jadi wisata sejarah kesehatan yang sayang untuk dilewatkan saat bertandang ke Kota Bandung.