Mengenal Emma Poeradiredja, Tokoh Sumpah Pemuda Asal Kuningan yang Patut Diteladani
Emma Poeradiredja adalah salah satu tokoh pemuda yang cukup vokal menyuarakan perjuangan di masa lalu lewat kongres pemuda I dan II untuk menggerakkan kaum perempuan dalam memperoleh hak-haknya untuk membantu kemerdekaan Republik Indonesia.
Momen Sumpah Pemuda yang dilaksanakan pada 27-28 Oktober 1928 di Batavia Jakarta pada masa lalu seakan menjadi refleksi kebangkitan para generasi muda untuk bersama-sama berjuang dalam memajukan bangsa Indonesia.
Salah satu tokoh pemuda yang cukup vokal menyuarakan perjuangan di masa lalu adalah Emma Poeradiredja. Ia merupakan sosok wanita kelahiran Cilimus, Kuningan 13 Agustus 1902 yang cukup diperhitungkan dalam merangkul para perempuan agar tetap berdikari dalam membela Indonesia.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Melansir dari historia.id, berlatar belakang keluarga menak, Emma sejak remaja memang diuntungkan dalam mendapatkan akses pendidikan yang cukup memadai untuk menyurakan upaya pergerakan kaum muda di Jawa Barat.
Aktif di Komunitas Pemuda
Emma Puradiredja
Wikipedia ©2020 Merdeka.com
Pasca kelulusannya di Hollandch Inlandsce School (HIS) Tasikmalaya pada 1910-1917, Emma kembali melanjutkan pendidikannya ke Meer Uitegebreid Lager Onderwijis (MULO) di Kota Bandung tahun 1917 sampai 1921.
Selama bersekolah di MULO, dirinya aktif bergabung ke dalam beberapa perkumpulan seperti Jong Java dan Jong Islaminten Bond sebagai ketua cabang di wilayah Bandung.
Selain itu, Emma juga merupakan salah satu tokoh yang menginisiasi pembentukan Dameskring (1926) bersama Artini Djojopuspito, Sumardjo, Ayati, Emma Sumanegara, Suhara, Kasiah, Kartimi, dan Rusiah.
Dameskring merupakan perkumpulan perempuan dan terdiri dari perempuan terpelajar serta beragam suku bangsa dari seluruh wilayah Indonesia.
Bersuara di Kongres Pemuda I dan II
Rekam jejak aktivisnya yang terkenal aktif itu, lantas menghantarkan Emma untuk memberikan aspirasinya di Kongres Pemuda 1 dan II.
Dalam kongres tersebut, dirinya berupaya mengangkat kaum perempuan bahwa perempuan merupakan sosok yang perlu berjuang untuk kemajuan bangsa dan negara.
Pasca kongres, dirinya juga melatih para perempuan untuk menyebarkan gagasan persatuan Indonesia.
Mendirikan PASI hingga Pernah Ditawan Belanda
Empat tahun berselang, perjuangan Emma terus digaungkan. Ia mendirikan Pasundan Istri (PASI) dengan dilanjutkan menjadi ketua Kongres Wanita ke-3 di Bandung pada 8 tahun setelahnya.
Bahkan di masa pasca kemerdekaan, dirinya pernah ditangkap oleh tentara Belanda di kediaman Ir. Djuanda di Yogyakarta pada waktu Clash II (Agresi Belanda II) tahun 1948. Hal ini terjadi karena ia menolak kembali ke Bandung untuk dipekerjakan di Hoofaburean Staats Spoorwegen (Kantor Kereta Api Belanda).
Sebelumnya, ia merupakan pegawai setia di kantor pusat Balai Besar Jawatan Kereta Api milik Indonesia di Bandung. Karena Belanda menduduki Bandung, dirinya diungsikan ke Garut, Gombong hingga Yogyakarta.
Menjadi Teladan
Seperti melansir dari ANTARA, di tahun 2017 lalu Emma menjadi salah satu tokoh yang rekam jejaknya dipublikasikan di Museum Sumpah Pemuda. Ini dikarenakan Emma punya teladan kuat karena berjuang di tiga zaman (Penjajahan Belanda, Jepang dan Pasca Kemerdekaan) dengan merangkul kaum perempuan muda untuk ikut berjuang menumpas penjajahan Belanda.