Mengenang Sosok Buya Syakur, Ulama Kharismatik Indramayu yang Wafat di Usia 75 Tahun
Pengajiannya diikuti berbagai kalangan dan mudah diakses siapapun di kanal YouTube-nya
Pengajiannya diikuti berbagai kalangan dan mudah diakses siapapun di kanal YouTube-nya
Mengenang Sosok Buya Syakur, Ulama Kharismatik Indramayu yang Wafat di Usia 75 Tahun
Pada Rabu (17/1) dini hari pukul 02.00, KH Syakur Yasin atau akrab disapa Buya Yasin wafat di usia 75 tahun. Almarhum merupakan pimpinan Pondok Pesantren Candanginggan Indramayu.
-
Siapa KH Sochari? KH Achmad Sochari menjadi nama sebuah jalan di wilayah Kota Serang, Banten. Dahulu, sosok KH Sochari amat berpengaruh di masa perjuangan kemerdekaan. Ia pandai memprovokasi masyarakat tentang jahatnya pasukan Belanda, sampai merangkul musuhnya sehingga disegani.
-
Siapa sosok Buya Haji Ahmad Rasyid? Nama Buya Haji Ahmad Rasyid Sutan Mansur atau dikenal dengan A.R. Sutan Mansur menjadi salah satu tokoh berpengaruh di Indonesia. Beliau merupakan salah satu tokoh besar Muhammadiyah di Minang dan berkecimpung di dunia politik semasa perjuangan kemerdekaan.
-
Siapakah Mbah Buyut Modjo? Sosok yang dimakamkan di sini dikenal dengan sebutan Mbah Buyut Modjo. Mengutip Instagram @lovesuroboyo, ia adalah sesepuh yang melakukan babat alas di wilayah Kaliasin, Kota Surabaya.
-
Siapa Kyra Wahab? Ariyo Wahab jadi sorotan netizen gara-gara anak sulungnya, Kyra Wahab, yang cantik banget dan udah tambah dewasa.
-
Di mana Buya Hamka lahir? Pria kelahiran 17 Februari 1908 itu lahir di Sungai Batang, Maninjau, Sumatera Barat.
-
Kapan KH Sochari lahir? Mengutip Youtube kebudayaan dan sejarah Banten, Mang Dephi Channel, KH Sochari lahir di Desa Pipitan, Kecamatan Walantaka, Kota Serang.
Buya Syakur sendiri merupakan seorang ulama kharismatik asal Indramayu. Ia lahir di Desa Tulungagung, Kecamatan Sukagumiwang, pada tahun 1948.
Dikutip dari Wikipedia, Buya Syakur menghabiskan masa kecil hingga dewasa dengan menimba ilmu di pondok pesantren. Ia secara intensif belajar di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon.
Pengalamannya belajar di pesantren membuatnya mahir berbahasa Arab. Kemahiran inilah yang membuatnya aktif menerjemahkan kitab-kitab berbahasa Arab ke Bahasa Indonesia.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Babakan pada tahun 1971, Buya Syakur kemudian melanjutkan pendidikan di Kairo, Mesir. Di sana, ia pernah diangkat menjadi Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI).
Ia menyelesaikan pendidikan di Kairo dengan skripsi sarjananya yang berjudul “Kritik Sastra Objektif Terhadap Karya Novel-Novel Yusuf As-Siba’i.
Pada tahun 1977, Buya Syakur menyelesaikan pendidikan Ilmu Al-Qur’an di Libya. Pada tahun 1979, ia menyelesaikan studi Sastra Arab.
Pada tahun 1981, ia menyelesaikan pendidikan magister dalam bidang sastra linguistik di Tunisia. Ia pernah diangkat menjadi staf ahli Kedutaan Besar Tunisia.
Pada tingkat doktoral, Buya Syakur mengambil kuliah di London dengan konsentrasi dialog teater. Ia lulus pada tahun 1985.
- Buya Yahya Ungkap Siksa Neraka Paling Ringan, Tetap Mengerikan Ubun-Ubun Sampai Mendidih
- Mengenal Sosok Abah Guru Sekumpul, Ulama Karismatik Asal Kalimantan Selatan
- Wakapolri dan Istri Ziarah ke Makam Ulama Asal Yaman, Ada Momen Tiba-Tiba Tangan Sang Jenderal Diciumi Sosok 'Lucu'
- Mengenal Abdul Karim Amrullah, Ulama Pendiri Sekolah Islam Modern Pertama di Indonesia
Pada tahun 1991, Buya Syakur pulang ke Indonesia. Sejak saat itu ia fokus berdakwah di kampung halamannya di Indramayu. Pada tahun 2000, ia mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Cadangpinggan, serta pondok pesantrennya pada tahun 2006.
Sejak pulang ke tanah air, Buya Syakur aktif mengisi pengajian di berbagai tempat. Pengajiannya kerap diikuti masyarakat lintas kalangan, baik secara tatap muka langsung di pesantren asuhannya maupun secara online di kanal YouTube-nya.