Nestapa di Musim Kemarau, Warga Desa di Lebak Harus Berjalan Kaki 1 Km Demi Air Bersih
Sumur ini jadi satu-satunya sumber air bagi masyarakat setempat.
Sumur ini jadi satu-satunya sumber air bagi masyarakat setempat.
Nestapa di Musim Kemarau, Warga Desa di Lebak Harus Berjalan Kaki 1 Km Demi Air Bersih
Musim kemarau melanda sejumlah daerah di wilayah Banten. Akibatnya, masyarakat yang terdampak langsung mengalami kesulitan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
-
Mengapa El Nino dapat menyebabkan kekeringan di Banten? El Nino merupakan kondisi di mana suhu permukaan air laut mengalami peningkatan. Kondisi ini terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah, dan memunculkan pertumbuhan awan yang mengurangi curah hujan.
-
Dimana fenomena El Nino berdampak pada musim kemarau? BMKG memprakirakan fenomena El Nino menerjang Indonesia pada tahun ini yang berdampak musim kemarau menjadi berkepanjangan.
-
Kapan puncak ancaman El Nino diperkirakan terjadi? Maka itu harus di warning karena berdasarkan data cuaca ekstrim ini akan terjadi pada puncaknya di bulan Agustus dan September mendatang," katanya.
-
Apa yang dilakukan Kementan untuk mengatasi dampak El Nino? Direktorat Jendral Kementerian Pertanian (Ditjen PSP Kementan) terus melakukan upaya mengantisipasi dampak El Nino yang diperkirakan BMKG terjadi hingga akhir 2023. Salah satunya upayanya yakni mengembangkan optimasi lahan kering guna meningkatkan produksi pertanian di berbagai wilayah Indonesia.
-
Apa yang dilakukan Kementan untuk menghadapi ancaman El Nino? Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan memastikan ketersediaan beras dalam menghadapi potensi cuaca ektrem el nino aman . Sebagai gambaran, kata dia, saat ini ada kurang lebih 800 ribu hektare yang siap panen di sejumlah daerah sentra.
-
Kapan El Nino diperkirakan akan berlangsung? Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mendorong para Kepala Daerah segera menggulirkan penggunaan alat mesin pertanian atau Alsintan dalam menghadapi perubahan iklim El nino yang berlangsung hingga Agustus mendatang.
Seperti yang terjadi di Desa Paja, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak. Di sini, warganya harus rela berjalan kaki sejauh 1 kilometer demi mendapatkan beberapa jerigen air bersih. Terlihat beberapa warga yang didominasi kaum ibu tengah menuju sumber air resapan di sudut desa. Sehari-hari mereka harus bergantian saat mengambil dari sumber air yang masih tersisa. Tidak ada pilihan lain yang bisa dilakukan.
Satu sumber untuk beberapa kampung
Dikutip dari kanal SCTV Banten, Jumat (11/8), sehari-hari sumber air yang merupakan sumur tua itu menjadi buruan warga. Kondisi air di sana masih tampak melimpah, dan bisa memenuhi kebutuhan warga untuk sementara. Warga kemudian menggunakannya untuk mencuci dan yang lainnya. “Biasanya pakai jet pump, cuma karena sekarang kering, kebanyakan warga sini dan kampung sebelah ngambil air di sumur ini,” kata salah satu warga, Dopi.
Melimpah saat musim hujan
Dopi mengatakan bahwa sumur tersebut akan menyediakan banyak air saat musim hujan, bahkan sumur tersebut sampai tertutup.
Namun kondisi berbeda terjadi saat musim kemarau seperti sekarang, karena debitnya terus digunakan warga. Saat kondisinya sudah semakin kering, warga akan menggali lagi sampai muncul sumber air baru. “Ini kalau musim hujan biasanya ketimbun (tertutup limpahan air), jadi kalau kekeringan akan digali lagi,” kata Dofi, menambahkan.
Jadi andalan warga
Ria, warga lain yang terdampak kekeringan terpaksa mencuci pakaian di sumur tersebut, lantaran sumber air di rumahnya tidak mengalir. “Kekeringannya sudah lama ini,” katanya. Biasanya, kata dia, saat musim hujan, sumur tersebut penuh, namun sekarang banyak warga yang terpaksa mengambil di sana, kendati rumahnya jauh.
“Harapannya kirimlah air ke sini, pak,” katanya.
Tak dapat dipungkiri, air menjadi kebutuhan warga yang harus dipenuhi, terutama untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari.