Niat Puasa Tasua dan Asyura Bulan Muharram, Lengkap Beserta Keutamaannya
Lengkapi ibadah sunnah di bulan Muharram dengan puasa Tasua dan Asyura.
Lengkapi ibadah sunnah di bulan Muharram dengan puasa Tasua dan Asyura.
Niat Puasa Tasua dan Asyura Bulan Muharram, Lengkap Beserta Keutamaannya
Muharram, bulan pertama dalam kalender Islam, memiliki makna istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia. Di antara hari-hari penting dalam bulan ini, terdapat hari Tasua dan Asyura yang dikenal dengan keutamaan dan keberkahan yang besar.
Banyak umat Islam yang memanfaatkan momen ini untuk melaksanakan puasa sunnah sebagai bentuk ibadah dan pendekatan diri kepada Allah SWT. Dalam menjalankan ibadah puasa Tasua dan Asyura, niat yang tulus dan benar sangatlah penting sebagai bagian dari kesempurnaan amalan.
-
Apa keutamaan dari Puasa Asyura? Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).
-
Apa keistimewaan dari puasa Asyura? Rasulullah SAW juga pernah menjelaskan bahwa puasa Asyura dapat menghapus dosa setahun yang lalu.
-
Bagaimana cara membaca niat puasa Asyura? Sedangkan niat puasa asyura: نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta’âlâ. Artinya, “Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’âlâ.”
-
Apa itu puasa Asyura? Puasa Asyura adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada bulan Muharram.
-
Mengapa puasa Asyura memiliki banyak keutamaan? Keutamaan puasa Asyura ini bisa dilihat peristiwa yang pernah dialami oleh Nabi Adam AS, yaitu Allah SWT menerima pertaubatan yang dilakukan oleh Nabi Adam AS setelah dikirim ke bumi bersama Hawa dalam kondisi terpisah. Allah SWT mengampuni dan menerima taubat Nabi Adam AS atas kesalahannya memakan buah terlarang di surga.
-
Siapa yang menjelaskan tentang keutamaan Puasa Asyura? Seseorang datang menemui Rasulullah SAW, dia bertanya: 'Setelah Ramadhan, puasa di bulan apa yang lebih afdhal?' Nabi SAW menjawab: “Puasa di bulan Allah, yaitu bulan yang kalian sebut dengan Muharram,” (HR. Ibnu Majah).
Untuk mencapai keutamaan spiritual dan pahala yang dijanjikan, umat Muslim dianjurkan untuk melafalkan niat puasa dengan sungguh-sungguh. Bacaan niat ini merupakan bentuk pengakuan niat dalam hati, yang diucapkan sebelum fajar menyingsing.
Kapan Puasa Tasua dan Asyura?
Berdasarkan kalender Hijriyah, jadwal puasa Tasua dan Asyura untuk tahun 2024 adalah sebagai berikut:
- Puasa Tasua (9 Muharram 1446 H): Selasa, 16 Juli 2024.
- Puasa Asyura (10 Muharram 1446 H): Rabu, 17 Juli 2024.
Jadwal tersebut adalah menurut PBNU, yang menggenapkan bulan Dzulhijjah menjadi 30 hari, sehingga 1 Muharram jatuh pada Senin, 8 Juli 2024.
Sementara Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang menetapkan 1 Muharram 1446 H pada tanggal 7 Juli 2024, menjadikan jadwal puasa Tasua dan Asyura mereka sedikit berbeda, yaitu:
- Puasa Tasua (9 Muharram 1446 H): Senin, 15 Juli 2024.
- Puasa Asyura (10 Muharram 1446 H): Selasa, 16 Juli 2024.
Meski berbeda, penentuan awal Muharam antara kedua lembaga ini tidak perlu diperdebatkan, karena mekanisme penentuannya berbeda.
Niat Puasa Tasua dan Asyura
Untuk melaksanakan puasa sunnah Tasua dan Asyura, terlebih dulu kita harus membaca niat puasanya. Niat adalah bagian di setiap ibadah, sehingga tidak boleh sampai terlewat.
Berikut adalah bacaan niat puasa Tasua:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Tasu‘a esok hari karena Allah SWT.”
Sedangkan bacaan niat puasa Asyura adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”
Anda bisa mengamalkan bacaan niat puasa Tasua dan Asyura ini di malam sebelum puasa dilaksanakan.
Namun, jika Anda lupa membaca niat atau mendadak ingin mengamalkan puasa Tasua dan Asyura, maka masih diperbolehkan untuk membaca niat di pagi harinya, dengan catatan Anda belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak waktu subuh hingga Anda ingin melaksanakan puasa.
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء أو عَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â awil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Tasu’a atau Asyura hari ini karena Allah SWT."
Puasa Tasua dan Asyura dalam Dalil
Ada sejumlah dalil yang menyebut tentang puasa Tasua dan Asyura. Salah satunya adalah hadist dari Abu Qotadah Al Anshoriy, berkata,
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).
Untuk puasa Tasua, ada riwayat menarik, di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam punya keinginan untuk melakukan puasa di hari kesembilan (tasu’ah). Hal ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat berikut,
Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan puasa hari ’Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata,
“Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan,
“Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)– kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan,
“Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim).
Dari hadist tersebut kita tahu bahwa alasan kenapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ingin berpuasa tanggal 10 Muharram diikuti dengan puasa tanggal 9 Muharram, yaitu agar tidak tasyabbuh (menyerupai) orang Yahudi, di mana para orang-orang Yahudi hanya melakukan puasa di tanggal 10 saja.
Di antara keutamaan puasa Tasua dan Asyura tersebut, sebenarnya puasa di bulan Muharram, baik di tanggal 9, 10, atau tanggal-tanggal lainnya di bulan Muharram, sangat dianjurkan mengingat hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengatakan,
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim).
Imam Nawawi –rahimahullah– menjelaskan, “Hadits ini merupakan penegasan bahwa sebaik-baik bulan untuk berpuasa adalah pada bulan Muharram.” (Syarh Shahih Muslim).