Puasa Asyura tanpa Puasa Tasua, Begini Penjelasannya Menurut Ulama
Umat Islam dianjurkan untuk mengerjakan puasa pada 9 dan 10 Muharram. Tapi, hanya melaksanakan tanggal 10 saja juga tidak mengapa.
Puasa Muharram identik dengan tanggal 9 dan 10 Muharram. Tapi, bolehkan hanya dikerjakan pada tanggal 10 saja?
Puasa Asyura tanpa Puasa Tasua, Begini Penjelasannya Menurut Ulama
Memasuki bulan Muharram, terdapat dua puasa sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan untuk kaum muslimin. Dua puasa sunnah yang dimaksud adalah puasa pada 9 Muharram dan puasa 10 Muharram. Jika diperhatikan, kedua puasa ini dilaksanakan secara berurutan, yaitu pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Tapi, bagaimana jika Puasa Asyura (10 Muharram) dilaksanakan tanpa terlebih dulu mengerjakan Puasa Tasua (9 Muharram)? Berikut kami sampaikan penjelasannya menurut ulama.
-
Apa keistimewaan puasa Asyura? Rasulullah SAW juga pernah menjelaskan bahwa puasa Asyura dapat menghapus dosa setahun yang lalu. Beliau bersabda: “Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.“ Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa 'Asyura? Beliau menjawab, “Puasa 'Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.“ (HR Muslim)
-
Bagaimana cara puasa Tasua dan Asyura? Tata Cara Puasa Sunnah Tasua Seperti diketahui keistimewaan bulan Muharram bahkan tertuang dalam kitab suci Alquran.'Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu di keempat bulan itu.' (QS. At Taubah ayat 36)
-
Apa keutamaan puasa Asyura? Kedua puasa ini memiliki keutamaan tersendiri, di mana puasa Asyura diyakini dapat menghapuskan dosa-dosa kecil setahun yang lalu.
-
Mengapa puasa Tasu'a dianjurkan? Dari hadist tersebut, dapat dipahami bahwa puasa di bulan Muharram merupakan amalan baik yang dianjurkan Rasulullah SAW.
-
Mengapa puasa Asyura dilakukan? Puasa Asyura juga dilakukan oleh umat-umat terdahulu termasuk kaum Yahudi. Maka dari itu, Rasulullah SAW memerintahkan agar umatnya juga berpuasa sehari sebelum melakukan puasa Asyura sebagai pembeda.
-
Kenapa puasa Asyura penting? Puasa sunnah ini memiliki banyak sekali keutamaan. Adapun anjuran melaksanakan ibadah puasa Asyura sebagaimana tercantum dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, yang artinya: Seseorang datang menemui Rasulullah SAW, dia bertanya: 'Setelah Ramadhan, puasa di bulan apa yang lebih afdhal?' Nabi SAW menjawab: “Puasa di bulan Allah, yaitu bulan yang kalian sebut dengan Muharram,“ (HR. Ibnu Majah).
Keutamaan Puasa Asyura dan Puasa Tasua
Terkait keutamaan Puasa Asyura, Abu Qotadah Al Anshoriy berkata, “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).
Sedangkan puasa pada 9 Muharram, atau Tasua, adalah puasa sunnah yang dikerjakan agar umat Islam tidak menyerupai kaum Yahudi, yang juga melaksanakan puasa pada 10 Muharram. Hal ini tergambar dalam hadis Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma, yang berkata bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan puasa hari ’Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata,
Hadis Ibnu Abbas yang artinya:
“Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan,
“Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)– kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan,
“Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim).
rumaysho.com
Bagaimana jika mengerjakan Puasa Asyura tanpa Puasa Tasua?
Ulama Hanafiyah berkata bahwa makruh hukumnya jika berpuasa pada tanggal 10 saja tanpa mengerjakan puasa pada 9 Muharram atau bahkan tidak diikutkan dengan puasa tanggal 11-nya. Sedangakan ulama Hambali tidak menganggap makruh jika berpuasa hanya tanggal 10 saja. Pendapat ini juga menjadi pendapat dalam madzhab Imam Malik. (Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah).
Sedangkan Imam Nawawi rahimahullah menyebutkan bahwa Imam Asy Syafi’i dan ulama Syafi’iyyah, Imam Ahmad, Ishaq dan selainnya mengatakan bahwa dianjurkan (disunnahkan) untuk berpuasa pada hari ke-9 dan ke-10 sekaligus, karena Rasulullah SAW juga berpuasa pada hari kesepuluh dan berniat berpuasa pada hari kesembilan.
Sebagian ulama berkata bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bepuasa pada hari kesepuluh sekaligus kesembilan agar menyerupai puasanya orang Yahudi yang hanya dilakukan pada 10 Muharram saja. Ada juga yang mengatakan bahwa hal ini untuk kehati-hatian, jika ternyata salah dalam penentuan hari ’Asyura’ (tanggal 10 Muharram). Ulama Hanafiyah dan Syafi’iyah berpendapat sunnahnya berpuasa pada tanggal 11 bagi yang tidak berpuasa pada tanggal sembilannya. Bahkan disebutkan oleh Asy Syarbini Al Khotib, Imam Syafi’i dalam Al Umm dan Al Imla’ mengatakan bahwa disunnahkan berpuasa tiga hari sekaligus, yaitu 9, 10 dan 11 Muharram.Kesimpulannya, boleh melaksanakan Puasa Asyura saja tanpa diiringi Puasa Tasua. Namun lebih baik jika berpuasa pada 2 hari tersebut untuk menyelisihi orang Yahudi. Jika tidak sempat tanggal 9 dan 10, maka bisa tanggal 10 dan 11. Agar tak menyerupai puasanya Yahudi.