Penyebab Kekurangan Kalium beserta Gejalanya yang Perlu Diwaspadai
Kekurangan kalium adalah kondisi di mana kadar kalium yang ada di dalam peredaran darah berada di bawah angka normal yang seharusnya, yaitu di bawah 3,5 mEq/L. Kondisi tubuh yang kekurangan kalium juga disebut sebagai hipokalemia.
Kekurangan kalium adalah kondisi di mana kadar kalium yang ada di dalam peredaran darah berada di bawah angka normal yang seharusnya, yaitu di bawah 3,5 mEq/L. Kondisi tubuh yang kekurangan kalium juga disebut sebagai hipokalemia.
Kondisi kekurangan kalium ini dapat dialami oleh siapa saja. Seseorang yang mengalami kondisi hipokalemia harus segera mendapat penanganan agar tidak terjadi komplikasi yang lebih serius, seperti gangguan jantung.
-
Apa definisi malnutrisi menurut WHO? Pengertian malnutrisi menurut WHO adalah kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam asupan energi maupun nutrisi seseorang.
-
Mengapa pencegahan dini malnutrisi sangat penting? Malnutrisi, jika tidak segera dikenali dan diobati, dapat memperburuk kondisi kesehatan individu, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi seperti anak-anak, ibu hamil, orang tua, dan penderita penyakit kronis.
-
Siapa saja yang berperan penting dalam mengatasi malnutrisi di Indonesia? Pemerintah, organisasi non-pemerintah, tenaga kesehatan, serta masyarakat umum harus bekerja sama dalam memberikan edukasi dan intervensi gizi yang tepat kepada masyarakat.
-
Apa yang dimaksud dengan jaring-jaring makanan? Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai makanan yang saling berhubungan dan dikombinasikan, tumpang tindih pada suatu ekosistem.
-
Apa yang dimaksud dengan "jaring-jaring makanan"? Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai makanan yang saling berhubungan dan dikombinasikan, tumpang tindih dalam suatu ekosistem.
Kondisi hipokalemia merupakan gejala penyakit lain atau efek samping pengobatan. Kondisi ini bukanlah sebuah penyakit. Oleh karena itu, kondisi yang mendasarinya perlu diobati untuk mengatasi hipokalemia.
Seseorang mungkin tidak menyadari ketika dirinya mengalami hipokalemia ringan. Namun, jika hipokalemia berada pada tingkat yang sedang atau berat, seseorang mungkin akan mengalami tanda-tanda tidak sehat, seperti muntah atau diare.
Lalu, apa penyebab kekurangan kalium? Penjelasan mengenai penyebab kekurangan kalium akan merdeka.com bahas dalam artikel ini beserta dengan gejala kekurangan kalium dan cara mengatasinya.
Penyebab Kekurangan Kalium
Penyebab kekurangan kalium, atau hipokalemia, bisa bermacam-macam. Anda bisa kehilangan banyak kalium melalui urine, keringat, atau buang air besar. Asupan kalium yang tidak memadai dan kadar magnesium yang rendah juga dapat menjadi penyebab kekurangan kalium. Sebagian besar hipokalemia yang terjadi merupakan gejala atau efek samping dari kondisi dan jenis obat khusus.
Dikutip dari laman healthline.com, penyebab kekurangan kalium adalah sebagai berikut:
- Sindrom Bartter, kelainan ginjal genetik langka yang menyebabkan ketidakseimbangan garam dan kalium
- Sindrom Gitelman, kelainan ginjal genetik langka yang menyebabkan ketidakseimbangan ion dalam tubuh
- Sindrom Liddle, kelainan langka yang menyebabkan peningkatan tekanan darah
- Sindrom Cushing, kondisi langka karena paparan jangka panjang terhadap kortisol
- Konsumsi zat seperti bentonit (tanah liat) atau glycyrrhizin (dalam licorice alami dan tembakau kunyah)
- Penggunaan obat pencahar dalam jangka panjang
- Penisilin dosis tinggi
- Ketoasidosis diabetikum
- Pengenceran karena pemberian cairan IV
- Kekurangan magnesium
- Masalah kelenjar adrenal
- Malnutrisi
- Penyerapan yang buruk
- Hipertiroidisme
- Delerium tremens
- Asidosis tubulus ginjal tipe I dan 2
- Lonjakan katekolamin, seperti serangan jantung
- Obat-obatan seperti insulin dan beta 2 agonists digunakan untuk COPD dan asma
- Keracunan barium
- Hipokalemia turunan
Gejala Kekurangan Kalium
Setelah mengetahui apa saja yang menjadi penyebab kekurangan kalium, kita juga perlu mewaspadai gejala yang muncul akibat kekurangan kalium.
Kondisi kekurangan kalium atau hipokalemia yang ringan biasanya tidak menunjukkan tanda atau gejala. Faktanya, gejala biasanya tidak muncul sampai kadar kalium Anda berkurang sangat rendah. Oleh karena itu, menyadari gejala hipokalemia bisa sangat membantu. Hubungi dokter jika Anda mengalami gejala seperti:
- Merasa lemah
- Kelelahan
- Sembelit
- Kram otot
- Palpitasi
Tingkat kalium yang di bawah 3,6 dianggap rendah, dan ketika menunjukkan angka di bawah 2,5 mmol / L itu sudah menandakan bahwa kadar kalium dalam tubuh sangat rendah sehingga dapat mengancam jiwa. Pada tingkat ini, mungkin Anda akan merasakan gejala seperti:
- Kelumpuhan
- Gagal napas
- Kerusakan jaringan otot
- Ileus (perut malas)
Dalam kasus yang lebih parah, dapat terjadi ritme abnormal, yang paling sering terjadi pada orang yang mengonsumsi obat digitalis (digoxin) atau memiliki kondisi irama jantung yang tidak teratur seperti:
- Fibrilasi, atrium atau ventrikel
- Takikardia (detak jantung terlalu cepat)
- Bradikardia (detak jantung terlalu lambat)
- Detak jantung prematur
Gejala lain termasuk kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah.
Cara Mengatasi Hipokalemia
Seseorang yang mengalami hipokalemia dan menunjukkan gejala perlu dirawat di rumah sakit. Mereka juga akan membutuhkan pemantauan jantung untuk memastikan ritme jantung mereka normal.
Mengobati hipokalemia di rumah sakit membutuhkan pendekatan multi-langkah:
- Menyingkirkan penyebab: Setelah mengidentifikasi penyebab yang mendasari, dokter akan meresepkan pengobatan yang tepat. Misalnya, dokter mungkin meresepkan obat untuk mengurangi diare atau muntah atau mengganti obat yang sedang Anda konsumsi.
- Mengembalikan kadar kalium: Anda dapat mengonsumsi suplemen kalium untuk mengembalikan kadar kalium yang rendah. Tetapi memperbaiki kadar kalium terlalu cepat dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan seperti irama jantung yang tidak normal. Dalam kasus di mana tingkat kalium turun sangat rendah, Anda mungkin memerlukan infus untuk asupan kalium yang terkontrol.
- Memantau kadar kalium selama berada di rumah sakit: Di rumah sakit, dokter atau perawat akan memeriksa tingkat kalium Anda untuk memastikan bahwa kalium yang diberikan tidak berlebihan dan menyebabkan hiperkalemia. Kadar kalium yang tinggi juga dapat menyebabkan komplikasi yang serius.
Setelah Anda meninggalkan rumah sakit, dokter mungkin merekomendasikan diet kaya kalium. Jika Anda perlu mengonsumsi suplemen kalium, konsumsilah dengan banyak cairan dan dengan, atau setelah, makan Anda. Anda mungkin juga perlu mengonsumsi suplemen magnesium karena kehilangan magnesium dapat terjadi Bersama dengan kehilangan kalium.