Sejarah 8 Februari 1942: Tentara Jepang Mendarat di Singapura
Tanggal 8 Februari 1942 menjadi hari yang tak terlupakan bagi pasukan Inggris, karena pada saat itu, SIngapura yang menjadi benteng tak tertembus bagi pasukan Inggris, berhasil didobrak oleh tentara Jepang.
Singapura, negara kepulauan kecil ini adalah tempat penyerahan terbesar pasukan pimpinan Inggris yang pernah tercatat dalam sejarah. Singapura adalah negara kepulauan yang berdaulat, diapit antara Malaysia dan Indonesia di Asia Tenggara. Pada saat itu, daerah tersebut dianggap oleh Inggris sebagai Gibraltar mereka di Timur Jauh, negara yang berharga dan tak tertembus.
Pada 1930-an dan 1940-an, pasukan Inggris ditempatkan di Singapura. Suasananya sangat mirip dengan nuansa kolonial. Hotel Raffles yang identik dengan kehidupan militer bagi banyak perwira, dan juga ancaman dari Jepang yang selalu ada.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Dimana letak Gong Perdamaian Dunia? Lokasinya di Situs Ciung Wanara, Desa Karangkamulyan, Kecamatan Karangkamulyan.
-
Bagaimana cara Gong Perdamaian Dunia dibunyikan? Pada tanggal 9 September lalu gong ini dibunyikan oleh Bupati Kabupaten Ciamis, Herdiat Sunarya.
-
Bagaimana Paguyuban Asep Dunia dibentuk? Adapun grup Asep Dunia ini dibentuk secara tidak sengaja di Facebook tahun 2008 lalu. Ketika itu penggagas, Asep Iwan Gunawan membuat postingan untuk mencari nama Asep lainnya di lingkar pertemanan. Melihat respon yang antusias, dirinya kemudian berkomunikasi lebih lanjut dengan Asep-Asep di Facebook hingga lahir lah Paguyuban Asep. Paguyuban ini menjadi organisasi yang berdiri melalui pertemuan rutin, sejak 1 Agustus 2010, melalui inisiasi beberapa Asep lainnya.
-
Kenapa Cagar Alam Jantho disebut sebagai paru-paru dunia? Menikmati Suasana Hutan Mengutip dari tempatwisata.pro, Cagar Alam Jantho memiliki luas kurang lebih 8.000 hektare yang dipenuhi dengan rimbunnya pepohonan yang sangat bermanfaat sebagai paru-paru dunia.
-
Kapan Goo Hara meninggal dunia? Perjuangan Koo Ho In dimulai pada tahun 2019, setelah Goo Hara, yang kala itu berusia 28 tahun, meninggal dunia.
Namun, meski dibayangi ancaman dari kubu Jepang, kemenangan bagi pasukan Inggris dianggap sebagai akhir yang sudah pasti. Singapura memang dirancang sebagai benteng yang tangguh dan tak tertembus. Sayangnya, kesombongan ini juga yang berkontribusi pada jatuhnya pasukan Inggris serta Singapura.
Karena saat Jepang melakukan serangan, mereka benar-benar menunjukkan kekuatan militer mereka di wilayah tersebut pada saat itu. Prajurit mereka sudah dikenal kejam, brutal dan tak kenal takut, dan serangan yang menjatuhkan pasukan Inggris ini berlangsung dengan kecepatan yang membuat mereka benar-benar terkejut.
Tentara Jepang tidak mengambil tawanan, karena mereka lebih suka mengeksekusi orang-orang langsung di jalan. Dengan cara seperti itu, Jepang menyapu Singapura dan meninggalkan kejutan dan kehancuran di belakang mereka.
Diawali Serangan ke Pangkalan Udara
Dikutip dari historic-uk.com, pada awal Desember 1941, pada hari yang sama ketika Jepang menyerang Pearl Harbor di belahan bumi lain, Jepang secara bersamaan mengebom pangkalan Angkatan Udara Kerajaan di utara Singapura di pantai Melayu, sehingga Angkatan Udara tersebut tidak bisa membalas atau melindungi pasukan di darat. Taktik mereka cerdik dan sudah dipikirkan dengan sangat baik. Sebelum seorang tentara Jepang menginjakkan kaki di tanah Singapura, kemampuan angkatan laut dan udara Inggris telah hancur.
Ketika Angkatan Laut merespons dengan mengirimkan kapal perang 'Prince of Wales' dan kapal penjelajah perang 'Repulse' di kepala armada kapal, keduanya ditorpedo dan tenggelam ke perairan tropis.
Hal ini membuat Singapura tidak berdaya menghadapi serangan baik dari udara maupun laut. Satu-satunya harapan Inggris dan Singapura adalah pada Angkatan Darat Inggris dan pasukan Persemakmuran.
Jepang Memasukki Singapura
Komandan Inggris pada saat itu, Letnan Jenderal Arthur Percival, memiliki 90.000 orang yang siap membantunya. Pasukannya tidak hanya terdiri dari pasukan Inggris, tetapi juga pasukan Kanada, India, dan Australia. Pertempuran dimulai di utara di Malaya.
welovecycling.com
Di sini pasukan Percival langsung dipermalukan di Pertempuran Jitra antara 11 dan 12 Desember 1941. Pada 31 Januari 1942, karena melebih-lebihkan ukuran pasukan musuh, Inggris mundur ke Singapura, jatuh kembali melewati jalan lintas yang memisahkannya dari daratan. Sementara itu, orang Jepang menyerbu ke selatan, beberapa dengan sepeda curian, melalui hutan dari Kota Bahru menuju Singapura, yang terbentang lebih dari 600 mil ke selatan.
Percival, yang menyadari pengejaran Jepang yang tampaknya tak terbendung, memerintahkan anak buahnya untuk menyebar lebih dari 70 mil untuk menghadapi serangan. Ini terbukti menjadi kesalahan fatal. Dengan pasukannya, meskipun dengan jumlah yang jauh lebih unggul, mereka menyebar tapi tidak mampu memukul mundur pasukan Jepang dan benar-benar kewalahan. Pemimpin pasukan Jepang, Yamashita menyerang dengan hanya sekitar 23.000 tentara. Dan pada tanggal 8 Februari 1942, mereka akhirnya memasuki Singapura.
Kekalahan Inggris
Hanya tujuh hari kemudian, pada tanggal 15 Februari 1942 Singapura jatuh ke tangan tentara Jepang. Percival menyerah dalam upaya sia-sianya untuk mencegah hilangnya nyawa lebih lanjut. Diperkirakan 100.000 orang di Singapura ditawan, sekitar 9.000 di antaranya dikatakan meninggal dalam pembangunan rel kereta api Burma-Thailand. Perkiraan kematian orang-orang yang berada di bawah kendali Jepang di Singapura berkisar dari perkiraan Jepang 5.000 hingga dari orang Cina 50.000. Berapa pun angka pastinya, tak bisa dipungkiri ribuan orang kehilangan nyawa di bawah pendudukan Jepang.
theguardian.com
Kekalahan terburuk sepanjang masa bagi pasukan pimpinan Inggris, bukan hanya menyebabkan nyawa yang hilang, tetapi gagasan superioritas Eropa dalam perang. Churchill sendiri dikatakan berkomentar bahwa kehormatan Kerajaan Inggris dipertaruhkan di Singapura. Kehormatan dan reputasi itu tidak diragukan lagi telah ternoda.
Yang terjadi selanjutnya adalah pendudukan brutal dan pembantaian. Banyak tentara Inggris, Australia, dan Kanada tidak berhasil kembali ke rumah mereka, bahkan setelah perang berakhir.
(mdk/ank)