Semangat Anak-Anak Penyandang Tuli Belajar Ngaji di Masjid Al Azhom Tangerang, Gunakan Bahasa Isyarat
Dengan menggunakan metode isyarat, anak-anak penyandang tuli jadi lebih mudah memahami Al-Qur'an.
Dengan menggunakan metode isyarat, anak-anak penyandang tuli jadi lebih mudah memahami Al-Qur'an.
Semangat Anak-Anak Penyandang Tuli Belajar Ngaji di Masjid Al Azhom Tangerang, Gunakan Bahasa Isyarat
Masjid Raya Al Azhom di Kota Tangerang, Banten, menjadi tempat yang ramah untuk disabilitas. Tak hanya beribadah, di sana mereka juga bisa belajar membaca Al-Qur'an lewat bimbingan pengajar yang profesional.
-
Siapa yang mengeluh tentang honor guru ngaji di Tangerang? Saat itu, Mahfud mendengarkan keluhan guru ngaji asal Tangerang Selatan (Tangsel) yang mengaku hanya menerima honor sebesar Rp250 ribu per bulan.
-
Siapa saja yang diajak untuk mengikuti kegiatan 'Wara-wiri Mengajar' di Tangerang? Komunitas Wara-wiri Mengajar akan mengajak siapapun, khususnya generasi milenial agar mengenal seluk-beluk Kota Tangerang di masa silam.
-
Kenapa Tanghulu disukai? Tanghulu tak hanya disukai oleh anak-anak saja, lho. Orang dewasa pun menyukai camilan manis yang satu ini.
-
Apa yang dihasilkan warga binaan di Lapas Pemuda Kelas II A Tangerang? Berbekal limbah koran bekas, sebuah karakter kartun lucu nan cantik berhasil diciptakan.
-
Apa yang diciptakan oleh siswa SDN 3 Kota Tangerang? Sejumlah pelajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Kota Tangerang, berinovasi menciptakan cairan abate dari daun jeruk.
-
Dimana saja tempat yang dikunjungi dalam kegiatan 'Wara-wiri Mengajar' di Tangerang? Beberapa tempat yang dikunjungi tentunya memiliki nilai sejarah yang kuat seperti Taman Makam Pahlawan Taruna, Stadion Benteng Reborn, Klenteng Boen Tek Bio, Makam Kalipasir serta kawasan Pasar Lama Tangerang.
Seperti terlihat pada Selasa (9/1) siang, puluhan anak-anak penyandang tuli antusias untuk belajar membaca Al-Qur'an di tengah keterbatasannya.
Menariknya, pembelajaran mengaji ini menggunakan metode bahasa isyarat agar lebih nyaman diikuti oleh anak-anak tersebut.
Kegiatan ini sebelumnya diadakan oleh Asosiasi Tuli Muslim Indonesia (ATMI) dengan jumlah santri sebanyak 30 anak dari beberapa sekolah seperti Sekolah Khusus (SKH) Negeri 01 Kota Tangerang, SKH YKDW 02 Kota Tangerang, dan SKH Negeri 01 Kota Tangerang Selatan.
Rutin Diadakan Setiap Selasa
Mengutip tangerangkota.go.id, pembelajaran ngaji dilakukan rutin setiap Selasa usai salat zuhur.
Anak-anak diharapkan bisa mendapatkan ilmu tentang Islam dan Al-Qur'an secara maksimal.
"Kami ingin anak-anak tunarungu dapat diberikan kesempatan yang sama dalam mendalami ilmu agama, salah satunya membaca Al-Qur'an,” kata Ketua Asosiasi Tuli Muslim Indonesia, Rama Syahti.
Gunakan Bahasa Isyarat
Untuk metode mengajinya adalah dengan bahasa isyarat yang disampaikan melalui petikan jari. Huruf Hijaiyah akan mudah dipahami untuk selanjutnya dibaca dengan baik oleh anak-anak difabel tuli.
Menurut Rama, metode ini belum lama diluncurkan, terhitung sejak Oktober saat awal mereka belajar di Masjid Raya Al Azhom.
“Sehingga metode yang digunakan juga menggunakan Al-Qur'an Isyarat yang belum lama ini diluncurkan. Dan kami didukung oleh pemerintah setempat,”
katanya lagi.
- Siswa Secaba TNI ini Bikin Komandan Takjub, Duduk Sendirian Dikira Tidur Ternyata Lagi Mengaji Hapalan Alquran
- Mengaji dalam Hening, Potret Anak-Anak Tunarungu Belajar Alquran Isyarat
- Penuh Semangat, Begini Cara Santri Difabel Netra Belajar Al Quran di Ponpes Sam'an Bandung
- Ketekunan Kunci Keberhasilan 9 Santri Rumah Tahfidz Medan Selesaikan Hafalan Alquran 30 Juz
merdeka.com
Anak-Anak Penyandang Tuli Antusias
Sejak digelar 3 bulan lalu, anak-anak penyandang tuli masih tampak antusias. Ini terlihat dari jumlahnya yang terus bertambah hingga kini 30 orang.
Acara ini diadakan gratis, sehingga memantik minat anak-anak. Namun karena keterbatasan tempat, pihak masjid belum bisa menerima lebih banyak anak-anak yang ingin belajar mengaji.
Para pengajar akan dengan sabar dan telaten membimbing anak-anak penyandang tuli dalam memahami huruf serta maknanya.
Membantu Mendapatkan Ilmu dengan Mudah
Sementara itu salah satu orang tua anak penyandang tuli, Yanti, mengaku senang karena anaknya bisa memiliki kesempatan untuk belajar memahami Al-Qur'an.
Ia jadi tak khawatir karena anaknya mendapatkan metode pengajaran dengan isyarat, sehingga bahasa dalam Al-Qur'an bisa lebih mudah dipahami.
“Saya merasa senang dengan adanya kegiatan belajar mengaji ini ada di Kota Tangerang. Apalagi belum lama ini pemerintah meluncurkan Qur'an Isyarat sebagai metode kemudahan mereka untuk mengenal ayat-ayat Al-Qur'an. Semoga semakin banyak yang memahami Quran Isyarat, sehingga banyak pula yang dapat mengajarkan Al-Qur'an kepada anak-anak penyandang tunarungu ini,”
ucapnya.
merdeka.com