Sunnah di Hari Jumat sesuai Hadis, Tabung Pahala
Meski hari Jumat identik dengan salat Jumatnya, namun ada amalan sunnah di hari Jumat lain yang bisa dilakukan. Amalan ini bisa menjadi cara bagi setiap muslim untuk mengumpulkan pahala di hari yang berkah.
Jumat adalah hari yang sangat spesial bagi umat Islam. Dikatakan bahwa hari Jumat memiliki kelebihan dari waktu lainnya. Keutamaan hari Jumat juga dijelaskan dalam hadis dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah matahari terbit dan tenggelam pada suatu hari yang lebih utama dari hari Jum’at.” (HR. Ahmad, ‘Abdur Rozaq, Ibnu Hibban, Al Baihaqi).
-
Bagaimana cara mengamalkan dzikir "Ya Jabbar"? Mengamalkan dzikir “Ya Jabbar” adalah sebuah praktik spiritual dalam Islam yang bertujuan untuk mengingat dan memohon kepada Allah SWT dengan menggunakan salah satu dari Asmaul Husna, yaitu “Al Jabbar” yang berarti “Yang Maha Perkasa”.
-
Siapa saja yang dapat mengamalkan dzikir "Ya Jabbar"? Cara mengamalkan Ya Jabbar ini perlu diketahui umat muslim.
-
Kapan dzikir "Ya Jabbar" dianjurkan untuk diamalkan? Dzikir “Ya Jabbar” adalah salah satu cara bagi umat Islam untuk mengingat dan memohon kepada Allah SWT dengan harapan bahwa-Nya akan memberikan apa yang mereka butuhkan sesuai dengan sifat-sifat-Nya yang agung.
-
Apa arti dari "Ya Jabbar" dalam konteks Asmaul Husna? "Ya Jabbar" adalah salah satu dari 99 Asmaul Husna, yang merupakan nama-nama baik dan indah Allah SWT dalam Islam. "Ya Jabbar" berarti "Wahai Tuhan yang Maha Perkasa" atau "Maha Gagah".
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Siapa yang dilarang menyambung rambut dalam Islam? Nabi Muhammad SAW dengan tegas melarang umatnya untuk menyambung rambut, baik dengan rambut asli maupun rambut palsu. Hal ini berdasarkan beberapa hadis yang menyebutkan bahwa Allah mengutuk wanita yang menyambung rambut dan meminta untuk disambungkan.
Jumat adalah hari di mana para laki-laki muslim berkumpul untuk bersama-sama melaksanakan salat Jumat berjemaah dan mendengarkan ceramah untuk menyegarkan kembali iman mereka.
Meski hari Jumat identik dengan salat Jumatnya, namun ada amalan sunnah di hari Jumat lain yang bisa dilakukan.
Amalan sunnah di hari Jumat ini bisa menjadi cara bagi setiap muslim untuk mengumpulkan pahala di hari yang berkah. Berikut adalah beberapa amalan sunnah di hari Jumat berdasarkan hadis yang kami lansir dari rumaysho.com.
Membaca Surat Al Kahfi
Sunnah di hari Jumat yang pertama adalah membaca surat Al Kahfi pada malam Jumat dan hari Jumat. Anjuran sunnah ini terdapat dalam hadis dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu disebutkan,
“Barangsiapa yang membaca surah Al-Kahfi pada malam Jumat, dia akan disinari cahaya antara dia dan Kabah.” (HR. Ad-Darimi).
Kemudian Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang membaca surah Al-Kahfi pada hari Jumat, dia akan disinari cahaya di antara dua Jumat.” (HR. Al-Baihaqi).
Membaca Surat As Sajdah dan Surat Al Insan di Salat Subuh
Sunnah di hari Jumat yang kedua yaitu membaca surat As Sajdah dan Al Insan saat melaksanakan salat subuh di hari Jumat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca pada salat Subuh pada hari Jum’at “Alam Tanzil …” (surah As-Sajdah) pada raka’at pertama dan “Hal ataa ‘alal insaani hiinum minad dahri lam yakun syai-am madzkuro” (surat Al-Insan) pada raka’at kedua.” (HR. Muslim).
Maksud amalan sunnah ini adalah membaca surat As Sajdah, bukan dengan surat yang ada ayat sajdahnya. Jadi, Anda tidak perlu mencari surat lain yang terdapat ayat sajdah.
Bersih-bersih Diri
Sunnah di hari Jumat yang ketiga yakni bersih-bersih diri seperti memotong kuku, memotong rambut, dan bersiwak. Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Imam Syafii dan para ulama mazhab Syafiiyah rahimahumullah menegaskan dianjurkannya memotong kuku dan mencukur rambut-rambut di badan (kumis dan bulu kemaluan, pen.) pada hari Jumat.” (Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab).
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah juga pernah berkata, “Imam Ahmad bin Hanbal pernah ditanya tentang memotong kuku. Beliau menjawab, ‘Dianjurkan untuk dilakukan di hari Jumat, sebelum matahari tergelincir.’ Beliau juga mengatakan, ‘Dianjurkan di hari Kamis.’ Beliau juga mengatakan, ‘Orang boleh milih waktu untuk memotong kuku.’” Setelah membawakan pendapat Imam Ahmad, kemudian Al-Hafizh memberikan komentar, “(Pendapat terakhir) adalah pendapat yang dijadikan pegangan, bahwa memotong kuku itu disesuaikan dengan kebutuhan.” (Dinukil dari Tuhfah Al-Ahwadzi Syarh Sunan Tirmidzi).
Memperbanyak Selawat Nabi
Sunnah di hari Jumat yang keempat adalah dengan membacakan selawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Amalan ini didasarkan pada hadis dari Abu Umamah Al-Bahily radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Perbanyaklah selawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena selawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak berselawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Al-Baihaqi).
Melakukan Salat Duha
Sunnah di hari Jumat yang kelima yaitu dengan melaksanakan salat duha. Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Pada pagi hari, setiap ruas tulang salah seorang di antara kalian itu ada sedekahnya. Maka setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan laa ilaha illallah) adalah sedekah, setiap takbir (ucapan Allahu Akbar) adalah sedekah, memerintahkan kepada kebaikan adalah sedekah, melarang dari kemungkaran adalah sedekah, dan yang mencukupkan dari semua itu adalah dua rakaat salat duha.” (HR. Muslim).
Berdoa di Hari Jumat
Sunnah di Hari Jumat yang terakhir adalah memperbanyak doa. Anjuran ini didasarkan pada hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan tentang hari Jumat. Beliau bersabda,
“Di dalamnya terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba yang muslim tepat pada saat itu berdiri salat meminta sesuatu kepada Allah, melainkan Allah pasti memberikan kepadanya.” Beliau pun mengisyaratkan dengan tangannya untuk menggambarkan sedikitnya (sebentarnya) waktu tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Syaikh Musthafa Al-‘Adawi hafizhahullah berkata, “Sudah sepantasnya seorang muslim berusaha untuk memperbanyak doa di hari Jum’at di waktu-waktu yang ada secara umum.”