Tak Punya Gadget, Begini Kisah Siswa MI di Lebak yang Terpaksa Belajar di Rumah Guru
Menurut Kepala MIN 1 Lebak Pipin Bahyudin, tidak optimalnya pelaksanaan sekolah di rumah tersebut akibat banyak dari kalangan siswanya yang tidak memiliki perangkat penunjang seperti Android dan laptop.
Satu tahun pelaksanaan belajar daring di rumah akibat pandemi Covid-19. Rupanya kondisi ini masih belum bisa dirasakan maksimal oleh sejumlah murid dan guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri, MIN 1 (setara sekolah dasar) pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Menurut Kepala MIN 1 Lebak Pipin Bahyudin, tidak optimalnya pelaksanaan sekolah di rumah tersebut akibat banyak dari kalangan siswanya yang tidak memiliki perangkat penunjang seperti Android dan laptop.
-
Bagaimana para jawara Banten mendapatkan kekuatannya? Kekuatan magis yang dimiliki para jawara ini bersumber dari para kiai melalui bimbingan khusus. Ilmu-ilmu yang dimanfaatkan untuk memukul mundur penjajah di antaranya brajamusti, kanuragan, dan ilmu kebal.
-
Apa saja yang ditemukan di Situs Banten Girang sebagai bukti peradaban di masa lampau? Di area tersebut terdapat kompleks bangunan, arca hingga makam dari tokoh agama yang cukup berpengaruh kala itu.
-
Kenapa Banten disebut tanah jawara? Para jawara berada di bawah komando para ulama dan kiai yang saat itu menjadi sumber kekuatan sosial dan spiritual di Banten. Para kiai ini memiliki dua kategori murid, yang pertama adalah para santri yang terus masif menyebarkan agama Islam untuk mengusir penjajah. Lalu murid kedua adalah para jawara yang fokus menangani perlawanan secara fisik dan spiritual.
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
"Proses pembelajaran di rumah guru itu karena siswa di sini kebanyakan tidak memiliki laptop dan gadget Android," terang Pipin, Selasa (16/3), seperti melansir dari ANTARA.
Warga Mengeluhkan Jaringan Internet
©2017 Merdeka.com
Dari hasil supervisi yang dilakukan pihak sekolah di lapangan, kebanyakan para orang tua murid menolak pembelajaran via daring lantaran keterbatasan sinyal telekomunikasi di wilayahnya.
Sehingga pembelajaran pun terpaksa dilaksanakan di rumah tenaga pengajar, dengan melakukan pembatasan 10-15 siswa per kelas yang datang.
Pipin mengungkapkan, jika sebenarnya kegiatan belajar mengajar di rumah guru secara tatap muka tersebut justru lebih efektif. Terlebih dari hasil penilaian para siswa diketahui melaksanakan pembelajaran secara penuh.
"Kami melihat pembelajaran di rumah di tengah pandemi COVID-19 itu cukup efektif dan siswa belajar penuh," ungkapnya sembari menjelaskan.
Dilakukan Secara Konvensional
Kemudian menurut Pipin, pelaksanaan pembelajaran tersebut dilakukan secara konvensional dengan mengandalkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Jumlah siswa di MIN 1 Lebak sendiri saat ini tercatat sebanyak 300 siswa, dengan total tenaga pengajar sebanyak 32 orang. Mereka memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya sehingga tetap mengadakan pembelajaran dari rumah mereka.
"Pembelajaran di rumah guru itu dilengkapi papan tulis serta buku pelajaran," tambah Pipin
Orang Tua Bersama Anak Rela Menempuh Perjalanan 1,5 KM
Berdasarkan hasil pantauan, setiap harinya sebagian siswa tersebut harus menempuh jalan kurang lebih sejauh 1,5 kilometer bersama orang tua untuk belajar di rumah para tenaga pendidik.
Munawaroh (40), salah seorang wali murid asal Leuwidamar mengaku senang mendampingi anaknya dalam mengikuti pembelajaran di rumah guru dibandingkan secara daring dari rumah.
Menurutnya pembelajaran di rumah via daring sangat tidak efektif mengingat keterbatasan perangkat penunjang yang dimiliki seperti Android dan laptop, terlebih anaknya yang masih duduk di kelas 1 MIN itu belum bisa membaca dan menulis.
"Kami datang ke rumah guru dengan jarak tempuh 1,5 kilometer bersama anak untuk belajar di sini," ucap Munawaroh kepada wartawan.
Membentuk Sistem Belajar Secara Berkelompok
Menanggapi keadaan tersebut, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Lebak, Ahmad Firdaus mengatakan jika pihaknya terus berupaya untuk memaksimalkan kegiatan sekolah di masa pandemi seperti sekarang.
Kendati pelaksanaan sekolah daring dinilai tak efektif, pihaknya saat ini tengah fokus mengembangkan pembelajaran sistem berkelompok yang disediakan guru maupun orang tua murid, dengan didatangi oleh para tenaga pengajar dari jenjang MI, MTs dan MA.
“Kami berharap pembelajaran berkelompok dapat meningkatkan prestasi akademik di tengah pandemi Covid-19," katanya menjelaskan.
Langkah tersebut diharapkan bisa membantu, mengingat penerapan belajar daring banyak menemui kendala karena sebagian besar siswa tidak memiliki gadget (Android).
Selain itu, mereka juga merasa sangat keberatan jika harus membeli kuota, terutama siswa dari latar belakang ekonomi rendah.