Uniknya Gacle, Seni Sulap ala Nenek Moyang Sukabumi yang Bikin Pemainnya Berubah Wujud
Kesenian sulap ini menarik minat penonton karena pemainnya dapat berubah wujud tanpa bantuan orang lain.
Tradisi sulap selama ini dikenal sebagai salah satu warisan budaya dari negeri Barat. Setiap pertunjukannya selalu mengundang decak kagum sekaligus pertanyaan, lantaran kerap ditampikan aksi di luar nalar.
Rupanya, kesenian serupa juga telah ada di Kampung Ciptagelar, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat bernama Gacle. Salah satu yang khas dari penampilan ini adalah, adanya seorang pemain yang bisa berubah wujud dengan sendirinya tanpa dibantu orang lain.
-
Kapan Ujung Kulon Janggan buka? Ujung Kulon Janggan dibuka mulai pukul 07.00 hingga 18.00.
-
Kapan Sawah Segar Sentul buka? Sawah Segar Sentul buka setiap Selasa–Minggu pukul 09.00-18.00 WIB saat weekdays. Saat weekend, buka pukul 08.00-18.00 WIB.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Kapan Waduk Jatigede biasanya surut? Saat bulan Juli sampai Oktober volume air sudah tidak tampak, dan hanya menyisakan bagian dasar waduh yang sudah kering.
-
Apa makna dari gerakan-gerakan yang ada di Tari Rayak-rayak Sukabumi? Disebutkan bahwa tari Rayak-rayak Sukabumian ini merupakan penggambaran dari rasa syukur oleh kaum muda di sana. Ini terlihat dari gerakannya yang banyak menyibakkan tangan sebagai tanda bentuk sorak sorak bergembira. Ini diartikan sebagai bentuk rasa syukur yang dihadirkan melalui ekspresi tarian suka cita.
-
Apa yang dibangun Sunan Giri di Giri Kedaton? Di sanalah ia kemudian menemukan lokasi yang tanahnya sama dengan pemberian sang ayah. Pada hari ke-40 dirinya menyepi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, usai menunaikan ibadah sunah salat tajahud ia melihat cahaya berkilau. Sunan Giri menuju lokasi cahaya yang berada di atas bukit.
Penampilan Gacle juga mampu menarik minat warga sekitar karena pertunjukan sulap turut diiringi kesenian tari dan lawakan tradisional berbahasa Sunda. Musik tradisional menjadi pelengkap pertunjukan sehingga tak membuat penonton bosan.
Penasaran dengan pertunjukan sulap asli tanah Sunda ini? Yuk kenalan lebih dekat dengan kesenian Gacle yang kini hampir punah.
Hiburan Unik Khas Kampung Ciptagelar
Merujuk Instagram Disparbud Jabar, Gacle merupakan kesenian yang bersifat hiburan dan berkembang di kampung adat Ciptagelar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Tidak diketahui pasti kapan keberadaannya dimulai. Namun, dari keterangan warga di sana kesenian ini sudah bertahan sejak 1960-an silam dan menjadi hiburan yang dipentaskan beberapa bulan sekali.
Kesenian Gacle dihadirkan sebagai perekat hubungan antar warga, agar saling menjaga tali silaturahmi dalam bertetangga.
- Pejabat Ini Emosi Larang Pemain PON Sulteng Nangis Usai Dicurangi Wasit: Rugi Keluar Air Mata!
- Gaya Lincah Jenderal Bintang 3 TNI Gocek Bola di Lapangan, Bikin Lawan Kewalahan
- Ingat Encuy Pemain Sinetron Dunia Terbalik, Begini Kehidupannya Sangat Sederhana
- Bikin Ngeri! Bocah Laki-laki Lagi Asyik Main Ponsel Tiba-tiba Didatangi Macan Tutul, Sikapnya Justru Ramai Disorot
Dibuka dengan Lawakan
Terdapat tiga tahapan dalam pertujukan gacle. Kesenian ini mula-mula dibuka dengan lawakan jipeng yang merupakan senit eater lawak bersifat komedi, dengan tema kehidupan sehari-hari warga Ciptagelar.
Di sini, ada pemain yang berdandan nyeleneh yakni laki-laki dengan bedak dan lipstik. Ada juga yang mengenakan baju pangsi atau pakaian adat khas Sunda berwarna hitam, dengan ikat kepala khas bernama totopong.
Dalam Youtube Toto Sugiarto, para pemain biasanya berjumlah 6 orang ini akan memainkan kisah cerita dengan iringan dari alat musik kecrek, kendang, gong, kenong dan terompet Sunda.
Setelah lawak, acara dilanjutkan dengan jaipongan yang mengandalkan para penari setempat sebelum memulai kesenian Gacle.
Seseorang Bisa Berubah Wujud
Saat Gacle dimulai, biasanya akan terjadi ketegangan karena kesenian ini beraura magis. Namun, lawakan jipeng masih dipentaskan agar warga tidak terlalu takut.
Mengutip jurnal yang ditulis oleh Mira Agustini dan Ni Made Suartini dari Jurusan Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, ISBI Bandung berjudul “Struktur Tari dalam Pertunjukan Seni Gacle Grup Satia Kulun Di Kasepuhan Ciptagelar Desa Sinar Resmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi” gacle akan dimulai dengan doa pembuka, diiringi lawakan ringan dari jipeng.
Selanjutnya, seseorang yang sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri dan tidak memakai baju akan dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang sudah ditutupi kain hitam bersama buah nanas di atasnya.Kemudian dinyanyikanlah lagu sakral berjudul “Solasih” dan “Pacar geura hudang” oleh pemain lain sembari mengelilingi kurungan.
Tak lama saat kurungan dibuka, si pemain langsung berubah wujud dengan wajah yang sudah dirias dan memakai pakaian berwarna hitam. Orang kerasukan itu tak jarang ikut menari bersama para pemain lain. Agar berhasil, dihadirkan beberapa sesajen berupa buah, kopi dan beberapa makanan untuk persembahan dewa yang akan merasuki tubuh si pemain Gacle.
Manusia Harus Hidup dengan Pengetahuan
Terakhir, kesenian ini juga memiliki makna yang baik. Diikatnya tubuh pemain yang tak sadarkan diri merupakan sebuah simbol yang berguna bagi kehidupan.
Seni Gacle berpesan agar manusia harus dibelit dengan ilmu pengetahuan agar kondisinya berdaya dan berjaya. Ketika pengetahuan dikuasai, maka dia bisa hidup bebas dan merdeka yang ditampilkan dari terlepasnya tali.
Kemudian, kesenian ini juga mengajarkan manusia berpasrah karena aka nada Tuhan yang menolong di setiap kehidupan sulit.
Kesenian ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia asli Jawa Barat. Penetapan ini dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) pada 23 Agustus 2024 lalu.