Upaya Menghidupkan Kembali Ritual Irung-Irung, Tradisi Warga Adat di Bandung Barat untuk Rawat Sumber Air
Warga Desa Cihideung, Kabupaten Bandung Barat, ingin kembali menghidupkan ritual Irung-Irung dengan segala tantangan yang harus mereka hadapi
Mbah Darto, seorang petani asal Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, merasa prihatin dengan kondisi masyarakat di desanya. Hampir semua tanah di desanya habis dibeli oleh para pengusaha dan kini tinggal menyisakan 10 persen tanah yang murni dimiliki warga Desa Cihideung.
Yang lebih memprihatinkan lagi, sumber mata air yang dahulu dikeramatkan warga saat ini lokasinya berada di dalam kawasan kebun Binatang Lembang Park & Zoo. Padahal dahulu mata air itu menjadi tempat dilaksanakannya Tradisi Irung-Irung. Kini warga ingin kembali menjalankan ritual tersebut.
-
Apa yang dilakukan warga dalam tradisi Iriban? Dalam tradisi itu, seluruh warga kampung turun ke sendang yang ada di dusun untuk berburu ikan. Seluruh warga boleh mengambil ikan sepuasnya di sendang, tetapi mereka harus mengambil ikan itu tanpa menggunakan alat bantu apapun.
-
Apa itu ritual Bakar Tongkang? Ritual ini seiring berjalannya waktu berubah menjadi sebuah festival yang dihadiri oleh masyarakat lokal maupun para wisatawan dari dalam dan luar negeri.
-
Bagaimana cara masyarakat Dayak melakukan Ritual Laluhan? Acara tersebut diawali dengan sejumlah kapal yang salah satunya ditumpangi Pejabat Bupati Kapuas, berlayar mengarungi Sungai Kapuas dari Dermaga Sei Pasah menuju Dermaga Danumare. Sementara pejabat dan masyarakat lainnya menunggu di Dermaga Danumare dengan batang suli yang siap dilemparkan. Saat kapal melintas, perangpun dimulai. Penumpang kapal dan masyarakat yang berada di dermaga saling melempar tombak dari batang suli.
-
Mengapa tradisi Iriban dilakukan? Kegiatan ini juga bertujuan untuk membersihkan endapan yang menumpuk di dasar kolam.
-
Kapan ritual Seblang Bakungan diselenggarakan? Seblang Bakungan digelar setiap 17 Dzulhijjah atau sepekan setelah hari raya Idul Adha atau lebaran haji.
-
Apa yang dilakukan saat ritual Mubeng Beteng? Ritual ini dilakukan dengan cara mengelilingi benteng Keraton dan tidak bicara selama perjalanan.
“Kami pikir tradisi ini terasa penting untuk dihidupkan lagi. Lihat air yang mengalir di sekeliling kita, berasal dari air Irung-Irung,” kata salah seorang warga, dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia.
Lalu seperti apa usaha perjuangan mereka agar bisa mengadakan kembali tradisi di mata air tersebut?
Sumber Pengairan Sehari-Hari Bagi Warga
Selama ini mata air Irung-Irung menjadi sumber pengairan warga, terutama untuk kebutuhan bertani. Selain itu, mata air tersebut juga dimanfaatkan untuk kebutuhan operasional tempat wisata setempat.
Warga Desa Cihideung mengatakan, selama ini mereka tidak bisa menjangkau mata air itu. Warga sekitar selalu dipersulit untuk bisa masuk ke tempat itu. Mereka pun sadar tidak punya wewenang apapun karena lahan tempat mata air itu berada sudah masuh wilayah bisnis pihak lain.
“Kalau jawaban dari pihak perusahaan tidak ada. Lah kita tidak pernah mengurus kok. Makanya itu harus ditanyakan,” kata salah seorang warga Desa Cihideung.
- Kenalan dengan Tradisi Hajat Arwah di Bandung Barat, Ritual “Beri Hadiah” pada Orang yang Sudah Wafat
- Seblang Bakungan Banyuwangi, Ritual Berusia Ratusan Tahun yang Pukau Wisatawan
- Mengenal Upacara Besale, Ritual Pengobatan Tradisional Khas Suku Anak Dalam
- Mengulik Tradisi Ruwatan, Ritual Buang Sial dan Penyucian Diri ala Masyarakat Jawa
Usaha Menghidupkan Irung-Irung
Sebelum tempat wisata Lembang Park & Zoo berdiri, warga Desa Cihideung rutin menyelenggarakan tradisi Irung-Irung setahun sekali. Biasanya ritual itu dilaksanakan pada bulan Agustus. Namun pada praktiknya tanggal pelaksanaan bisa berubah menyesuaikan kondisi masyarakat.
“Misalnya beberapa tahun lalu waktu pelaksanaan diganti karena bulan Agustus tepat dengan pelaksanaan ibadah puasa,” kata salah seorang warga.
Kini mereka ingin membuat suatu perjanjian tertulis dengan perusahaan pengelola tempat wisata itu agar mereka punya kekuatan untuk menyelenggarakan ritual di mata air Irung-Irung.
Tentang Tradisi Irung-Irung
Tradisi Irung-Irung merupakan bentuk rasa syukur warga Desa Cihideung atas berkat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberi sumber air yang mereka gunakan sehari-hari. Tradisi itu dimulai dengan penampilan kesenian sasapian yang mengiringi perjalanan warga menuju sumber air. Dalam perjalanan, mereka melewati pinggiran lahan pertanian yang kebanyakan telah ditanami sayuran.
Sesampainya di sumber air, warga mengadakan kegiatan bersih-bersih terlebih dahulu. Upacara kemudian dilakukan. Seekor kambing yang dibawa dalam arak-arak itu dipotong dan darahnya dialirkan di mata air tersebut.
Selesai upacara, warga beramai-ramai menyebur ke kolam Irung-Irung itu. Mereka menggelar kegiatan perang air disertai kesenian sasapian. Kambing yang telah disembelih kemudian dibawa ke area dekat panggung kesenian untuk selanjutnya dimasak dan dimakan bersama.