Wali Kota Depok Imbau Warga Waspadai Penipuan Atas Nama Pemkot, Begini Modusnya
Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat meminta warganya untuk mewaspadai tindak penipuan yang belakangan marak terjadi. Untuk melancarkan aksinya, para pelaku sengaja mencatut nama wali kota atau pemkot setempat agar korbannya percaya.
Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat meminta warganya untuk mewaspadai tindak penipuan yang belakangan marak terjadi. Untuk melancarkan aksinya, para pelaku sengaja mencatut nama wali kota atau pemkot setempat agar korbannya percaya.
Disampaikan Wali Kota Depok, Mohammad Idris, Minggu (9/4), kejahatan tersebut memiliki modus khusus yang perlu diwaspadai masyarakat.
-
Bagaimana besaran THR PNS Depok? Disebutkan, untuk besaran THR yakni penghasilan gaji 100 persen dari penghasilan satu bulan yang diterima pada bulan Maret.
-
Apa yang dijual di Depok? Sebelumnya, polisi membongkar sindikat jual beli bayi melalui media sosial Facebook yang terjadi di wilayah Depok, Jawa Barat. Dalam kasus ini, polisi total menangkap delapan pelaku.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan THR PNS Depok dicairkan? Pemberian THR bagi ASN Depok direalisasikan pada Selasa (26/3). Pencairan dilakukan setelah adanya Peraturan Wali Kota (Perwal) Nomor 15 tahun 2024 tentang Teknis Pemberian THR dan Gaji 13.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
"Kalau ada yang mengatasnamakan Pemkot, Wali Kota, Wakil Wali Kota, Sekda atau siapapun untuk meminta bantuan, maka jangan dipercaya, sebab kami tidak pernah minta seperti itu," kata Idris, mengutip ANTARA, Senin (10/4).
Modusnya Salah Kirim Sumbangan
©2019 Merdeka.com/Muhammad Zul Atsari
Menurut Idris, salah satu contoh penipuan yang terjadi adalah ketika ada sumbangan yang salah kirim ke alamat korban. Kemudian pelaku menghubungi korban dan meminta mengembalikannya.
Dalam modus itu, terdengar jelas suara dari pelaku yang mirip dengan Wali Kota Depok, Mohammad Idris. Sehingga dirinya meminta masyarakat untuk mewaspadainya karena ini salah satu modus yang digunakan.
"Katanya ada yang pas telepon suaranya percis dengan Pak Idris, itu bisa direkayasa suara seperti ini, jadi jangan dipercaya, karena itu bohong," terangnya.
Korbannya Kalangan Terpelajar dan Sudah Terjadi Sejak Tahun Lalu
Idris mengungkapkan, sejauh ini ada korban yang merupakan kalangan terpelajar. Menurut keterangan korban, mereka memercayai penipu itu saking miripnya dengan wali kota.
"Jadi yang terkena kasus penipuan ini mayoritas dari orang yang terpelajar. Ya alasan mereka karena sudah percaya dengan Pak Idris dan Pak Imam," terangnya.
Sebelumnya kasus penipuan berkedok donasi juga terjadi pada bulan Ramadan tahun 2022 lalu. Saat itu, pelaku menggunakan modus pembagian donasi pemerintah melalui nomor Whatsapp.
Disampaikan Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono jika mendapati kejadian demikian, warga diminta langsung memblokir nomor penipu itu.
“Masyarakat jangan main percaya, blokir saja. Jika memang perlu laporkan nomornya, bila ketemu langsung tangkap. Menjelang lebaran bisa jadi banyak modus penipuan mengatasnamakan seorang pejabat. Maka saya berharap masyarakat tidak percaya atas penipuan itu,” kata Imam pada Rabu 20 April 2022 lalu, mengutip laman Pemkot Depok.