Yuk Cicipi Uniknya Sayur Daun Katel, Kuliner Langka yang hanya ada di Majalengka
Daun katel unik, rasanya renyah bisa dijadikan aneka makanan dan hanya bisa ditemukan di Majalengka
Daun katel unik, rasanya renyah bisa dijadikan aneka makanan dan hanya bisa ditemukan di Majalengka
Yuk Cicipi Uniknya Sayur Daun Katel, Kuliner Langka yang hanya ada di Majalengka
Sebagai kabupaten yang terletak di tengah-tengah antara Cirebon dengan Bandung, wilayah Majalengka wajib disinggahi.
Ada banyak wisata alam di sini, termasuk kuliner otentiknya yang tidak ditemukan di wilayah lain.
Istilah sayur daun katel tentunya masih asing di telinga para pencinta kuliner Indonesia. Padahal menu ini jadi andalan masyarakat Majalengka di masa silam.
Dahulu, orang Maja (sebutan warga Majalengka) biasa mengolah daun katel menjadi berbagai olahan janganan seperti sayur, tumis hingga lalapan.
-
Di mana kecap Majalengka dijual? Kecap kemudian dikemas ke dalam botol ukuran 140, 250, 300, 500 dan 600 mililiter (ml), lalu dijual kepada reseller maupun toko-toko oleh-oleh di sana.
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
-
Apa saja ciri khas dari Kecap Majalengka? Kecap khas Majalengka istimewa. Prosesnya masih tradisional sejak 1940 dan bisa tahan hingga dua tahun tanpa pengawet.
-
Apa itu klappertaart khas Manado? Klaappertaart adalah sejenis kue tradisional dari Belanda yang juga dikenal dan populer di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Manado.
-
Apa saja kuliner khas Jawa yang dijual di Warung Mbah Rajak? Warung Mbah Rajak menjual berbagai macam makanan tradisional Jawa, mulai dari kudapan, lauk pauk, hingga makanan berat dengan porsi kecil.
-
Kapan Dava meninggal? Meninggal Dunia, 8 Foto Dava MCI di MasterChef Indonesia Season 7 Yang Tinggal Kenangan Dava, mantan peserta MasterChef Indonesia musim 7, telah pergi dengan usia yang masih muda, hanya 24 tahun.
Menariknya, daun katel merupakan jenis sayuran yang hanya ada di Majalengka dan tidak ditemukan di daerah lain. Penasaran dengan sayuran daun katel? Yuk cicipi kelezatannya.
Apa Itu Sayur Daun Katel?
Mengutip laman Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat, Katel sendiri merupakan jenis dedaunan yang tumbuh di daerah Kabupaten Majalengka.
Tumbuhan ini merupakan daun pertama yang muncul dari tanaman kacang kedelai, dengan bentuk oval, bertekstur padat dan berukuran sebesar jempol jari orang dewasa.
Warna daun ini adalah hijau tua di bagian depan, dan hijau muda di bagian belakang.
Keunikan daun katel lainnya adalah, tekstur daun tetap renyah walau sudah diolah menjadi olahan menu sayur dan tumis.
Wilayah yang Membudidayakan Daun Katel
Daun katel belakangan sudah mulai dibudidayakan oleh masyarakat di kabupaten berjuluk kota angin itu.
Beberapa kecamatan yang terkenal dengan daun katel di antaranya Pasirmuncang, Kecamatan Majalengka hingga Blok Pataking.
Rata-rata warga menjadikan daun katel sebagai budidaya rumahan dengan keuntungan yang lumayan.
Sebagai sayuran khas Majalengka, daun katel juga biasa dibeli oleh warga di sekitar kabupaten tetangga sebagai olahan kuliner.
Bisa Diolah Menjadi Aneka Kuliner
Mengutip Instagram food vlogger Jawa Barat, Cepy Rusalam, daun ini biasa diolah menjadi sejumlah makanan.
Salah satu yang populer adalah pecok daun katel, yakni daun katel segar yang diulek bersama cabai, bawang serta rempah-rempah.
Kemudian ada juga tumis daun katel yang disandingkan bersama isian lainnya, seperti daging sapi, daging ayam, tahu dan tempe.
Bahkan di salah satu hotel di wilayah Kertajati, daun katel disajikan bersama sate dan ketupat.
Makanan ini juga biasa dijadikan lalapan bersama ikan asin, ayam goreng, tempe, tahu goreng dan sambal terasi.
Bantu Perekonomian Warga Majalengka
Daun katel sendiri amat membantu perekonomian masyarakat, terutama kalangan ibu rumah tangga. Mereka bisa mendapatkan cuan mulai dari Rp20 ribu sampai Rp30 ribu per hari.
Daun katel ini dibudidayakan khusus, lalu dikemas ke dalam plastik untuk dijual ke pasar-pasar tradisional. Selain itu, daun katel juga bisa ditemukan di toko-toko sayur pinggir jalan wilayah Kabupaten Majalengka.
Bagi yang tengah melintas di Majalengka, jangan melewatkan sensasi kelezatan sayur daun katel yang unik dan tidak ditemukan di daerah manapun.