Kenalan dengan Kecap Tradisional Majalengka, Proses Produksinya Tidak Berubah Sejak 1940
Kecap khas Majalengka istimewa. Prosesnya masih tradisional sejak 1940 dan bisa tahan hingga dua tahun tanpa pengawet.
kecapKenalan dengan Kecap Tradisional Majalengka, Proses Produksinya Tidak Berubah Sejak 1940
Kecap khas Majalengka istimewa. Prosesnya masih tradisional sejak 1940 dan bisa tahan hingga dua tahun tanpa pengawet.
Kabupaten Majalengka, rupanya memiliki produk kecap khas setempat yang legendaris. Konon proses produksinya masih tradisional, dan tidak berubah sejak pertama kali dipasarkan pada 1940 silam.
Kecap ini dikenal dengan rasa legit dan aroma gurihnya yang memikat. Kecap khas Majalengka juga telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan kuliner lokal, karena sejak dulu selalu hadir di acara-acara perayaan budaya maupun festival kuliner yang diadakan oleh pemerintah daerah di sana.
Sebenarnya ada dua merek kecap yang masih bertahan sejak 84 tahun silam, yakni kecap cap Maja Menjangan (MM) dan kecap bermerek Segi Tiga.
Setiap makanan yang diberi kecap ini cita rasanya menjadi lebih lezat, dengan rasa manis gurih dan aroma khas kedelai yang nikmat.
Yuk kenalan dengan kecap kuno ini selengkapnya
- Cara Unik Warga Majalengka Bagi-bagi Undangan, Disisipkan Kopi hingga Bumbu Masak
- Lembut dan Manis, Tapai Singkong Menyimpan Banyak Manfaat
- Proses Pembuatan Tapai Singkong yang Sederhana, Ketahui Manfaatnya
- Mencicipi Perpaduan Rasa Serabi Kalibeluk, Kuliner Legendaris Khas Batang yang Diramu Secara Tradisional
- 6 Manfaat Khatam Alquran dalam Islam, Umat Muslim Wajib Tahu
- Kejati Kantongi 8 Tersangka Korupsi Pengadaan Alat Praktik SMK di Disdik Sumbar, Kerugian Capai Rp5,5 Miliar
Sejarah Kecap MM dan Segitiga yang Dibuat Rumahan
Mengutip laman ksdae.menlhk.go.id, kedua kecap legendaris Majalengka ini sejak dulu hingga sekarang diproduksi secara rumahan.
Pelopornya adalah H. Saad, yang pada 1940 membuat usaha kecap untuk mengenalkan potensi kuliner yang ada di Majalengka. Melalui produksinya yang menggunakan kedelai pilihan, kecap ini kemudian disukai banyak konsumen hingga bertahan sampai sekarang.
Sementara itu, kecap merek Segitiga baru hadir 18 tahun kemudian, tepatnya pada 1958 oleh prakarsa dari H. Lukman, Endek, dan Aman. Di masanya, mereka sudah membuat varian kecap yang tidak hanya manis, namun juga asin dan manis sedang.
Proses Produksi Masih Sama Sejak 1940
Untuk produksinya, masih tidak ada yang berubah sejak 1940 silam. Mulanya, kedelai dimasukan ke dalam drum kayu berukuran besar untuk direndam. Kemudian dilanjutkan proses fermentasi dan pencampuran.
Kemudian, kecap dimasak dengan kayu bakar, sehingga cita rasa otentiknya masih terjaga. Selama proses perebusan, kecap harus terus diaduk menggunakan tangan manusia, bukan mesin. Selama ini, tempat usaha kecap tersebut memang tidak memakai mesin.
Kecap kemudian dikemas ke dalam botol ukuran 140, 250, 300, 500 dan 600 mililiter (ml), lalu dijual kepada reseller maupun toko-toko oleh-oleh di sana. Harganya juga ramah di kantong, dan cocok sebagai oleh-oleh.
Gunakan Garam sebagai Pengawet
Walau tidak diproses menggunakan mesin, namun kecap manis Majalengka ini mampu bertahan selama kurang lebih 2 tahun. Kuncinya ada di resep pengawet alami, yakni memakai garam murni.
Agar kecap bisa bertahan selama dua tahun, garam harus dimasukkan sesuai porsi dan cuaca saat pembuatan. Ini terkait drum kayu sebagai tempat fermentasi yang akan berubah kondisinya, saat cuaca panas dan dingin.
Secara keseluruhan, proses produksi kecap akan berlangsung selama 16 hari, mulai dari perebusan kedelai hitam, penjemuran, dan fermentasi.
Kecap Masuk ke Majalengka Sejak Abad ke-19
Sementara itu, kecap sendiri sudah ratusan tahun ada di Majalengka. Pelopornya ada para pedagang asal Tiongkok yang masuk melalui jalur transaksi rempah, melalui pelabuhan Cirebon.
Mengutip tulisan Fikri Taufik berjudul Sejarah Kecap Majalengka di laman scribd.com.
Kecap diketahui dibawa oleh warga Tionghoa pada 1847. Berdasarkan data dari Tijdschrift Nederland – indie (TNI) Negende Jaaragang Tweete Deel menyebut jika warga Tionghoa telah diberi izin untuk menjadi agen penyalur produk konsumsi.
Ketika itu, kecap menjadi komoditas yang baru di Indonesia, lalu berupaya dikenalkan ke kota-kota pelabuhan salah satunya Cirebon yang kemudian diantar ke residen-residen sekitar.
Sejak itu, kecap menjadi kegemaran masyarakat. Apalagi rasanya telah dimodifikasi, dari yang sebelumnya asin menjadi lebih manis.
Kecap Segitiga yang sama legendarisnya dengan kecap Maja Menjangan.