Banyak polisi lakukan penganiayaan, Polda Metro adakan tes kejiwaan
Tak sedikit polisi mengaku pusing saat mengikuti tes kejiwaan ini.
Kasus penganiayaan dari tahun ke tahun nampaknya semakin merajalela. Tidak hanya masyarakat umum, pihak kepolisian pun yang harusnya mengayomi masyarakat tetapi justru juga menjadi pelaku utamanya.
Polda Metro Jaya melakukan tes kejiwaan kepada anggotanya, Rabu (30/3) kemarin. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mengantisipasi dan menekan polisi untuk tidak melakukan kejahatan.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Apa yang dilakukan penerus para jenderal polisi? Penerus Sang Jenderal Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
-
Bagaimana polisi menangani kasus pencabulan ini? Adapun barang bukti yang berhasil diamankan oleh polisi antara lain hasil "visum et repertum", satu helai celana panjang jenis kargo warna hitam, dan satu buah jepit berwarna pink. Akibat perbuatan tersebut, pelaku dijerat Pasal 82 Ayat (1) Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Juncto Pasal 76 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman 15 tahun penjara dan atau Pasal 6 C Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Kekerasan Seksual dengan ancaman maksimal pidana penjara paling lama 12 tahun.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Siapa saja penerus para Jenderal Polisi? Ipda Muhammad Yudisthira Rycko anak Komjen Rycko Amelza Dahniel. Yudisthira lulusan Akpol 51 Adnyana Yuddhaga. Ipda Jevo Batara anak Irjen Napoleon Bonaparte. Jevo polisi muda berparas tampan. Iptu Ryan Rasyid anak Irjen Hendro Pandowo. Ryan baru lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Ipda Adira Rizky Nugroho anak Irjen (Purn) Yazid Fanani. Adira peraih Adhi Makayasa Dia lulusan Akpol Angkatan ke-53 tahun 2022. Iptu Danny Trisespianto Arief Anak mantan Kapolri Sutarman.
"Tes kejiwaan dilakukan menyusul makin banyaknya kasus polisi yang melanggar hukum," kata Kabid Dokkes Polda Metro Jaya Kombes Musyafak, Jakarta, Kamis (31/3).
Musyafak tak merinci secara detail berapa jumlah yang mengikuti tes kejiwaan tersebut. Yang pasti, tegas dia, anggota polisi yang mengikuti tes merupakan perwakilan setiap Direktorat dan Satuan Kerja di Polda Metro Jaya.
"Mereka melakukan tes kejiwaan oleh dokter dengan mengisi sebanyak kurang lebih 500 soal terkait hubungan atau masalah keluarga beserta solusinya. Tes ini merupakan kali pertamanya dilakukan di Polda Metro Jaya," jelasnya.
Lebih lanjut, Musyafak mengaku jika tak sedikit anggota polisi yang mengaku pusing saat mengikuti tes kejiwaan. Sebab, mereka harus menjawab banyak pertanyaan dalam tes itu.
"Mereka kepusingan itu, ya mungkin karena baru pertama kali tes seperti itu. Rencananya nanti akan dilakukan tes seperti ini secara berkala, seperti misalnya 6 bulan sekali diadakan tes," ungkapnya.
Menurut dia, teknis tes kejiwaan ini dilakukan berdasarkan rekomendasi pimpinan di setiap Polsek, Polres, Direktorat dan bidang lainnya di jajaran Polda Metro Jaya. Mereka yang terlihat memiliki perilaku aneh, akan dilakukan tes kejiwaan.
"Jadi nanti setiap pimpinan wajib memberi rekomendasi ke Biddokkes Polda Metro Jaya soal mana-mana saja anggota yang kelihatannya berperilaku agak aneh. Selanjutnya nanti akan kami lakukan tes itu," tandasnya.
Seperti diketahui, belum lama ini seorang polisi bernama Bripka Triono tega membunuh istri sendiri di kediamannya Depok, Jawa Barat. Hal itu menjadi pusat perhatian dan menghebohkan publik. Sebab, polisi yang seharusnya mengayomi dan melindungi masyarakat, malah berbuat keji membunuh isterinya.
(mdk/noe)