Penjelasan Pakar Soal Efektivitas Sumur Resapan di Kolong Tol Jakarta
"Kalau begitu sih enggak terlalu membahayakan karena bor pile pondasi tol itu cukup dalam. Sedangkan sumur resapan itu paling cuma 2 meteran dan itu juga sifatnya bukan (menampung) air masif," kata Toha
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggarap pembangunan sumur resapan di seluruh wilayah Jakarta sebagai upaya penanganan banjir. Namun pembangunan sumur resapan yang dikerjakan Pemprov DKI menuai kritik di media sosial.
Sebab, letaknya di bawah jembatan pintu keluar tol Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Proyek itu dianggap membahayakan konstruksi tiang penyangga jembatan tol.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Kapan Suku Rejang tiba di pesisir barat Sumatera? Mereka diduga berlayar melintasi lautan dan menepi di pesisir barat Sumatera pada abad ke-2.
-
Kapan Bojan Hodak resmi melatih Persib Bandung? Bojan sendiri resmi menjadi pelatih Persib Bandung mulai hari ini, Rabu 26 Juli 2023.
-
Kapan banjir Demak terjadi? Banjir besar yang menerjang wilayah Demak terjadi sejak Kamis (8/2).
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kapan Sumatra Thawalib resmi didirikan? Pada tahun 1918, nama Koperasi Pelajar berubah menjadi Sumatra Thawalib yang dicanangkan oleh Ichwan, El Yunusy, Jalaluddin Thalib, dan Inyiak Mandua Basa pada tahun 1919.
Dosen Departemen Sipil Fakuktas Teknik Universitas Indonesia bidang Manajemen Sumber Daya Air, Toha Saleh menjelaskan sejatinya sumur resapan di bawah tol jembatan tidak membahayakan selama memperhitungkan jarak sumur dengan tiang, dan kedalaman sumur.
"Kalau begitu sih enggak terlalu membahayakan karena bor pile pondasi tol itu cukup dalam. Sedangkan sumur resapan itu paling cuma 2 meteran dan itu juga sifatnya bukan (menampung) air masif," kata Toha kepada merdeka.com, Kamis (4/3).
Ia menyebutkan, minimal jarak sumur resapan dengan tiang adalah 2-3 meter. Jarak itu pun masih memperhitungkan penyangga atau material yang tertanam bersama tiang.
"Kalau pakainya pelat, berarti ada lebar tertentu yang harus diamankan dari dasar pondasinya," kata Toha.
Toha menjelaskan, sejatinya sumur resapan di bawah bangunan bukan kali ini saja dilakukan. Beberapa bangunan di Jakarta diyakini memiliki sumur resapan di bawahnya.
Kondisi itu tidak aneh. Sumur resapan di bawah bangunan kebanyakan memiliki jalur air untuk menampung air agar meresap ke dalam tanah.
Dalam konteks sumur resapan di bawah jembatan tol, Toha mengatakan harus ada saluran air yang mengarah ke sumur resapan tersebut.
"Harus dibuat saluran penunjang supaya air masuk ke jalur tersebut, itu juga ada hitungannya kapasitas sumurnya berapa, salurannya juga harus dibuat seperti apa, jangan terlalu besar tapi sumurnya sempit jadi overflow," jelasnya.
Dibanding membuat sumur resapan di kolong jembatan tol, sebaiknya Pemprov DKI memanfaatkan lahan menganggur itu sebagai ruang hijau. Selain memiliki fungsi yang sama, menampung air, ruang hijau menambah estetika konstruksi dibanding sumur resapan.
"Masalahnya karena itu di daerah Cempaka Putih air tanahnya juga sudah jenuh. Jadi untuk daerah Jakarta Pusat ke Utara atau ke Timur itu sudah jenuh jadi kalau untuk sumur resapan itu enggak terlalu efektif," pungkasnya.
Pemprov DKI Jakarta melaporkan hingga kini pihaknya telah membangun 3.964 sumur resapan yang masih jauh di bawah kebutuhan akan sumur resapan di DKI sebanyak 1,8 juta.
Namun, Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria sempat mengatakan 1,8 juta sumur resapan itu bukanlah target satu periode kepemimpinan.
Riza mengatakan program sumur resapan itu merupakan proyek jangka panjang karena pembuatannya memerlukan waktu.
"Sekarang ada 3.964 (sumur resapan yang sudah dibuat). Pertama, perlu kami jelaskan kembali, yang dimaksud Pak Gubernur 1,8 juta itu kebutuhan Jakarta, bukan harus dipenuhi dalam lima tahun atau dalam satu tahun, tidak mungkin, itu kebutuhan Jakarta," ujar Riza, Rabu (24/2).
(mdk/ray)