Penjelasan Pemprov DKI Drainase Vertikal Tak Diperbesar saat Curah Hujan Tinggi
Dudi menjelaskan alat pendukungnya untuk memperbesar kapasitas daya tampung dengan menambah kedalaman atau melebarkan drainase vertikal juga belum tentu tersedia.
Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) Dudi Gardesi mengatakan drainase vertikal dengan daya tampung hujan 100 mm per hari, sudah cukup besar. Banyak faktor yang menyebabkan memperbesar kapasitas daya tampung bukan hal sederhana.
"100 mm per hari itu besar, untuk curah hujan 100 mm itu kita bisa tangani semua itu tergantung dari desainnya," ucap Dudi, Kamis (4/11).
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Kapan banjir Demak terjadi? Banjir besar yang menerjang wilayah Demak terjadi sejak Kamis (8/2).
-
Kapan banjir di Demak terjadi? Banjir Demak sudah berlangsung hingga satu minggu lamanya. Namun hingga hari ini air belum juga surut.
-
Di mana banjir terjadi di Semarang? Banjir terjadi di daerah Kaligawe dan sebagian Genuk.
Dudi menjelaskan alat pendukungnya untuk memperbesar kapasitas daya tampung dengan menambah kedalaman atau melebarkan drainase vertikal juga belum tentu tersedia.
"Terkait tidak bisa didalami karena tergantung sistemnya kalau kita pakai pompa, pompa pun harus kita hitung juga ada tampungannya atau enggak jarak dengan daerah yang tergenang," jelasnya.
"Lalu masalah kedalaman, kalau asal main dalam saja pompa kita juga ujungnya seberapa tinggi headnya itu, kan jadi batasan juga jadi enggak main asal dalam," ujar dia.
Pengamat tata kota Nirwono Yoga mengkritik upaya-upaya Pemprov DKI dalam penanggulangan banjir tidak menuntaskan akar masalah. Seperti halnya drainase vertikal dengan daya tampung 100 mm per hari jelas mustahil menjadi faktor pendukung pengendalian banjir. Sebab, kata Nirwono, curah hujan esktrem rerata saat ini mencapai 200-300 mm per hari.
"Sudah tahu begitu, kenapa tidak diperlebar atau diperdalam? Membuat trotoar selebar 8 meter bisa, mengapa tidak sekalian menambah kapasitas data tampung?" cecar Nirwono.
Baca juga:
Mensos Risma: Perlu Mitigasi Banjir di Kalimantan Barat
Banjir Bandang di Kudus Diduga Kuat Akibat Hutan Gundul
Mensos Tugaskan Staf Tinggal di Daerah Banjir Tepian Kapuas
Warga Korban Banjir dan Longsor di Kabupaten Bogor akan Direlokasi
BKMG Peringatkan Potensi Banjir Rob hingga Pekan Depan, Warga Medan Diminta Waspada