Polisi Bakal Periksa Dua Anggota Polri Tersangka Kasus Pengeroyok Remaja di Jaktim
Kemudian, dia mengatakan, jika para tersangka rencananya akan dipanggil pekan depan. Guna menjalani pendalaman oleh penyidik dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur bakal memanggil dua anggota Polri berinisial T dan S, serta warga sipil J usai ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pengeroyokan kepada dua remaja di kawasan Bidara Cina, Jakarta Timur.
"Nanti mau kita panggil sebagai tersangka, karena kan ketetapan sebagai tersangka baru ditandatangani kemarin," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Ahsanul Muqqafi saat dihubungi, Jumat (7/1).
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Siapa yang ditangkap polisi? "Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran," ujar Kusworo.
-
Siapa saja yang memiliki pangkat polisi? Setiap anggota Polisi pasti masing-masing memiliki pangkat.
-
Di mana polisi tersebut disekap? Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Kompol Rio Mikael Tobing, menjelaskan percobaan pembunuhan terhadap korban anggota Polri terjadi di Jalan Tol Tanah Tinggi, Batu Ceper, Kota Tangerang, terjadi pada Rabu (18/10) silam.
Kemudian, dia mengatakan, jika para tersangka rencananya akan dipanggil pekan depan. Guna menjalani pendalaman oleh penyidik dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
"Untuk diperiksa mekanismenya seperti itu kan nanti kita bap dulu," ujarnya.
Sementara terkait laporan polisi (LP) yang dibuat T dan S terkait pengrusakan yang dialami mereka terhadap 15 orang, dimana menjadi penyebab dilakukannya penganiayaan sampai saat ini masih dilakukan penyelidikan.
"Oh itu (LP T dan S) sudah ditindaklanjuti, tapi memang baru kita tanyakan keabsahan mobil yang dirusak itu. Karena memang belum mendapatkan konfirmasi kitanya, jadi kita masih cek keabsahannya," kata Ahsanul
Sehingga sampai saat ini, Ahsanul mengatakan jika pihaknya tetap mengusut kedua laporan ini. Baik yang kasus dugaan penganiayaan yang kini telah naik penyidikan, maupun kasus dugaan pengrusakan yang dialami T dan S.
"Jadi kita masih menunggu, dan tidak dihentikan. Ya semuanya tetap berjalan, kenapa kasus penganiayaan anak dibawah umur ini lebih duluan, karena saksi-saksinya ada. Sedangkan kasus ini (pengerusakan) belum, kan dia laporkan siapa, kita masih cari tahu," terangnya.
Sedangkan terkait penindakan sanksi etik terhadap T dan S yang merupakan anggota Polri tersebut. Ahsanul enggan untuk mengomentari hal tersebut, karena perihal tindak lanjut sanksi etik ada di bidang Propam Polri.
"Nah kalau itu bukan domain saya, jadi saya fokus terkait kasus tindak pidana. Kalau berkaitan etik itu sudah propam yang bisa menjawab itu. Itu bukan domain saya," ujarnya.
Kronologi Dugaan Penganiayaan
Sebelumnya, Satreskrim Polres Metro Jaktim menetapkan tiga orang sebagai tersangka. Buntut viralnya unggahan akun twitter @llaemoan yang mempertanyakan lambannya penanganan kasus yang dilaporkan oleh korban pengeroyokan pada Kamis 11 November 2021 lalu di Polres Metro Jakarta Timur.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Ahsanul Muqqafi menerangkan, dua dari tiga orang yang menyandang status tersangka ialah anggota Polri. Mereka dipersangkakan melanggar Pasal 170 KUHP.
"Sudah ditetapkan tersangka, tiga-tiganya," kata Ahsanul di kantornya, Kamis (6/1).
Adapun kronologi kejadian itu telah diketahui berawal dari adanya dugaan pemukulan itu terjadi pada Kamis 11 November 2021 lalu. Ketika T dan S bersama kerabatnya hendak berkunjung ke rumah saudaranya di kawasan Bidara Cina.
Dimana, mereka berangkat mengendarai mobil. Saat itu, jalan menuju ke kediaman saudaranya ditutup portal. Sehingga mereka menunggu portal dibuka. Waktu menunjukkan pukul 01.40 WIB.
Tiba-tiba ada 15 orang mengerubungi kendaraan yang ditumpangi oknum anggota polisi. Satu di antara 15 orang bahkan memecahkan kaca mobil. Karena kalah jumlah, mereka pun melarikan diri.
Karena tak terima dengan aksi pengrusakan itu, T dan S beserta J kembali mendatangi lokasi. Saat itu, ada sekumpulan anak-anak yang sedang nongkrong. Terjadilah pemukulan di sana dengan maksud mencari pelaku pengrusakan.
Belakangan, oknum anggota itu juga membuat laporan polisi (LP) sebab ia merasa menjadi korban dari 15 orang. Kasus ini pun turut diusut oleh Satreskrim Polres Metro Jaktim. Namun untuk kasus itu, masih dalam penyelidikan polisi.
(mdk/fik)