Sejumlah pasar di Jakarta Selatan jual ikan dan tahu berformalin
Petugas juga menemukan beras mengandung klorin.
Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) Jakarta Selatan menggelar inspeksi mendadak di enam pasar. Dari hasil penelitian terhadap sejumlah sampel bahan makanan, ditemukan zat-zat berbahaya.
"Ditemukan 3 kios penjual tahu china di Pasar Warung Buncit yang positif mengandung zat formalin. Ada lagi 2 kios pedagang tahu di Pasar Lenteng Agung dan 1 kios di Pasar Santa yang juga positif berformalin," ujar Kasudin KPKP Kristrisasi, Rabu (16/3).
-
Kapan Ayam Kodok menjadi makanan khas Jakarta? Menurut kisah, menu ini sudah ratusan tahun digemari warga ibu kota, bersamaan dengan kuliner legendaris lainnya yakni ikan gabus pucung dan sup daging sapi.
-
Kapan makanan Padang mulai banyak di Jakarta? Warung makan Padang belum sebanyak setelah tahun 1970an. Makan makanan Padang bagi mahasiswa zaman itu, terasa mahal. Sekali-sekali saja,” beber Firman Lubis.
-
Kenapa Pecel Semanggi jadi makanan khas Surabaya? Pecel Semanggi tercipta dari kebiasaan warga memanfaatkan tanaman di sekitar rumah untuk dimasak menjadi Semanggi Suroboyo.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa aja sih bahaya sering makan seblak? Peningkatan Risiko Obesitas Seblak sering kali mengandung banyak kalori dari bahan-bahan seperti kerupuk, sosis, bakso, dan mie. Kerupuk, khususnya, digoreng dalam minyak, yang menambah kandungan kalori dan lemak dalam makanan. Konsumsi kalori berlebihan tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh dan berujung pada peningkatan berat badan serta obesitas. Obesitas sendiri merupakan faktor risiko utama untuk berbagai penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan berbagai jenis kanker.
-
Kenapa Kemang di Jakarta Selatan dikenal sebagai pusat kuliner? Kemang di Jakarta Selatan telah lama dikenal sebagai pusat kuliner yang tidak pernah berhenti berinovasi.
Di Pasar Minggu, petugas menemukan ikan kembung basah yang mengandung formalin. Di Pasar Lenteng Agung, selain tahu berformalin, petugas juga menemukan beras mengandung klorin.
Petugas langsung menarik produk yang bermasalah. Sementara pedagang yang kedapatan menjual produk itu akan menjalani proses pembinaan.
"Sedangkan untuk di lokasi pasar lainnya pedagangnya sudah pulang dan akan dipanggil kepala pasar dan pedagangnya," ujar Kristrisasi.
Dia menuturkan, setiap pasar ditempelkan stiker hasil lab. Sebanyak 64 stiker yang ditempel pada kios-kios pengambilan sampel.
"Kalau Pasar Mampang negatif,hasil pemeriksaan tidak ditemukan zat berbahaya," tutup dia.
(mdk/noe)