5 Fakta Sejarah Laskar Putri, Pasukan Pejuang Wanita dari Kota Solo
Sewaktu zaman kemerdekaan, di Solo ada sebuah kelompok pejuang perempuan yang bernama Laskar Putri. Syarat untuk masuk kelompok pergerakan itu cukup mudah, yaitu gadis berusia di atas 16 tahun dan berani berjuang untuk kemerdekaan bangsa. Walaupun beranggotakan perempuan, namun mereka dididik secara militer.
Pada masa pergolakan Kemerdekaan, semua kalangan masyarakat ikut berjuang melawan Belanda. Tak hanya kaum laki-laki saja, kaum perempuan juga ikut berjuang.
Di Solo, ada sebuah kelompok pejuang perempuan yang bernama Laskar Putri. Kelompok itu didirikan pada 30 Oktober 1945. Syarat untuk masuk kelompok pergerakan itu cukup mudah, yaitu gadis berusia di atas 16 tahun dan berani berjuang untuk kemerdekaan bangsa.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Sejak saat itu, satu per satu perempuan pemberani datang untuk mendaftar. Setelah dinilai cukup, mereka dikumpulkan dalam satu asrama dan diajarkan bagaimana cara membongkar senjata, menembak, dan berperang. Walaupun beranggotakan perempuan, namun mereka dididik secara militer.
Lalu bagaimana kisah para anggota Laskar Putri itu dalam berjuang membela bangsa dan negara? Berikut selengkapnya.
Berjuang Tanpa Pamrih
©YouTube/BNPB DIY
Sri Temoe Soegioto, salah satu anggota Laskar Putri, mengatakan dulunya ia masuk kelompok gerakan perempuan itu karena ingin berjuang tanpa pamrih. Bahkan Sri mengaku sudah merelakan nyawa untuk membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia.
“Waktu zaman dulu itu pilihannya cuma ada dua, merdeka atau mati. Tidak ada pamrih apa-apa. Jadi kalau harus kehilangan nyawa dan jiwa untuk negara, ya nggak apa-apa,” kata Sri mengutip dari kanal YouTube BNPB DIY.
Suka Duka di Asrama
©YouTube/BNPB DIY
Sebelum terjun ke medan pertempuran, Sri harus terlebih dahulu mengikuti pelatihan militer di asrama. Selama di asrama ini, Sri mengalami penderitaan karena latihan yang keras. Terlebih lagi kalau harus mengikuti latihan perang.
“Itu kalau sarapan pagi kita makan ketela empat. Masing-masing ketela kira-kira sebesar ibu jari kaki. Terus kalau makan siang kita dikasih nasi jagung yang sudah bau. Sebenarnya sudah tidak layak dimakan manusia. Tapi ya tetap kita makan. Karena adanya ya hanya itu,” kata Sri.
Pengalaman Ikut Perang Melawan Belanda
©YouTube/BNPB DIY
Sri bercerita, dulu dia sempat mengikuti pelarian saat mendapat kabar pasukan Belanda akan menyerang markas dia dan teman-temannya. Akhirnya dia dan teman-temannya kabur dengan truk dan di sepanjang perjalanan dia dan anggota pasukannya yang lain terus diberondong tembakan oleh tentara Belanda.
Tak hanya itu, saat mau ikut perang di Yogyakarta, dia sempat dikira mata-mata Belanda oleh anggota tentara Indonesia sendiri. Apalagi waktu itu Sri dan para anggota pejuang Laskar Putri yang lain tidak menggunakan pakaian perang. Akhirnya, Sri harus menghadap penjaga perbatasan itu dan terlibat dalam negosiasi yang alot.
“Saya bilang sama dia, silakan buktikan kalau memang kami mata-mata Belanda. Akhirnya saya dilepas dan semua anggota kami boleh ikut bertempur di Jogja,” kata Sri mengutip kanal YouTube BNPB DIY.
Masih Sering Kumpul-Kumpul
©YouTube/BNPB DIY
Walaupun kebanyakan sudah berusia tua, namun saat ini para anggota Laskar Putri masih rutin mengadakan kumpul-kumpul pada salah satu restoran di Kota Solo. Di sanalah Sri sering kali memberikan semangat pada para anggota Laskar Putri lain yang masih hidup.
“Saya sampai sekarang tidak akan mundur dari perjuangan saya saat tahun 1945. Sama seperti dulu, sekarang saya tidak takut mati, tidak takut sakit, dan tidak takut bahaya apapun demi kemerdekaan Indonesia,” kata Sunari Marsilah, Ketua Laskar Putri.
Nasihat Laskar Putri bagi Generasi Muda
©YouTube/BNPB DIY
Bagi Sri, setiap anak muda di Indonesia harus mau berkorban bagi bangsanya. Oleh karena itu, mereka harus tetap semangat dalam memperjuangkan hidupnya.
“Padahal anak-anak sekarang tinggal mengisi kemerdekaan yang telah kita perjuangkan dengan jiwa dan raga ini tapi malah kurang semangatnya. Jadi saya pernah bilang sama anak saya, jangan pernah sampai melupakan sejarah, karena ini yang akan menjadi pendorongmu untuk mengisi kemerdekaan ini,” kata Sri dikutip Merdeka.com dari kanal YouTube BNPB DIY pada Kamis (17/6).