5 Mitos Makan Daging Kambing, Sebabkan Darah Tinggi hingga Tingkatkan Gairah Seksual
Terdapat berbagai mitos makan daging kambing yang sering dipercaya, padahal tidak memiliki penjelasan ilmiah.
Bagi Anda penggemar olahan daging kambing, mungkin pernah mendengar berbagai mitos makan daging kambing. Seperti anggapan bahwa makan daging kambing menyebabkan darah tinggi, daging kambing tidak oleh dikonsumsi ibu hamil, hingga daging kambing bisa meningkatkan gairah seksual.
Di balik berbagai mitos makan daging kambing ini, ternyata tidak didasari dengan penjelasan ilmiah. Dengan begitu, penting untuk tidak langsung mempercayai berbagai mitos ini. Berikut, kami rangkum beberapa mitos makan daging kambing dan penjelasan faktanya, bisa disimak.
-
Kapan daging kambing dimasukkan ke dalam masakan tongseng? Setelah mendidih, cicip rasa. Kalau sudah pas, masukan daging kambing, masak sampai daging empuk.
-
Apa saja bahaya dari makan daging kambing berlebihan? Berikut beberapa bahaya makan daging kambing berlebihan, antara lain: Dampak Makan Daging Berlebihan Makan daging kambing dalam jumlah yang wajar dapat memberikan manfaat nutrisi yang baik untuk tubuh. Namun, mengonsumsi daging kambing dalam jumlah berlebihan juga dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan kita. Berikut adalah beberapa efek yang perlu kita perhatikan ketika makan daging kambing secara berlebihan:
-
Bagaimana cara memasak daging kambing agar setengah matang? Tumis bumbu halus dengan campuran kapulaga, cengkeh, bunga lawang, kayu manis, serta daun jeruk, salam, dan serai. Campurkan potongan daging kambing dan tumis bersama bumbu hingga setengah matang.
-
Kapan daging kambing sebaiknya direbus? Diamkan 10-15 Menit Lakukan Perebusan di 5 Menit Kedua Tunggu Suhu Daging Turun Daging Siap Diolah
-
Kenapa daging kambing punya bau yang menyengat? Selain dari segi ukuran, daging kambing memiliki beberapa perbedaan mencolok dibandingkan daging lainnya, seperti tekstur dan aroma.Daging kambing mempunyai bau khas yang sayangnya cukup menyengat, yaitu bau prengus. Inilah yang menyebabkan beberapa orang enggan memasak daging kambing.
-
Mengapa daging kambing berbau prengus? Ini berasal dari feromon yang dihasilkan oleh tubuh kambing (utamanya kambing jantan).
1. Memicu Darah Tinggi atau Hipertensi
Mitos makan daging kambing yang pertama yaitu dikaitkan dengan penyakit hipertensi. Mitos yang menyebutkan bahwa konsumsi daging kambing dapat menyebabkan darah tinggi atau hipertensi sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Daging kambing memang mengandung lemak, tetapi kadar lemak jenuh dalam daging kambing lebih rendah dibandingkan dengan daging merah lainnya, seperti daging sapi.
Selain itu, daging kambing juga memiliki kandungan zat besi, protein, dan vitamin B12 yang tinggi, yang penting untuk kesehatan tubuh. Risiko peningkatan tekanan darah lebih terkait dengan cara pengolahan dan penyajian daging kambing, seperti penggunaan garam dan bumbu berlebihan atau teknik memasak yang menambah kadar lemak, seperti digoreng atau dibakar.
Jadi, konsumsi daging kambing dalam jumlah yang wajar dan dengan cara pengolahan yang sehat tidak otomatis menyebabkan hipertensi. Seperti halnya makanan lainnya, kunci utamanya adalah konsumsi yang seimbang dan gaya hidup yang sehat.
2. Tidak Boleh Dikonsumsi Ibu Hamil
Mitos makan daging kambing berikutnya yaitu berkaitan dengan larangan ibu hamil. Mitos yang menyebutkan bahwa daging kambing tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Daging kambing merupakan sumber protein, zat besi, dan vitamin B12 yang baik, yang sangat penting untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu hamil.
Justru, nutrisi dalam daging kambing dapat membantu mencegah anemia pada ibu hamil, yang sering terjadi akibat kekurangan zat besi. Namun, penting untuk memastikan daging kambing dimasak dengan baik untuk menghindari risiko infeksi bakteri atau parasit yang dapat membahayakan kehamilan.
Selama dikonsumsi dalam jumlah yang wajar dan dimasak dengan cara yang benar, daging kambing aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil dan tidak memberikan efek negatif seperti yang sering dipercayai.
3. Meningkatkan Gairah Seksual Pria
Mitos makan daging kambing yang ketiga yaitu dikaitkan dengan gairah seksual. Mitos yang menyebutkan bahwa konsumsi daging kambing dapat meningkatkan gairah seksual pria sering kali beredar di masyarakat, namun anggapan ini tidak sepenuhnya benar.
Daging kambing memang kaya akan protein dan zat besi yang penting untuk kesehatan tubuh, tetapi tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa daging kambing memiliki efek khusus dalam meningkatkan libido atau gairah seksual.
Persepsi ini mungkin muncul karena daging kambing dianggap sebagai makanan yang mengandung energi tinggi, sehingga diasosiasikan dengan peningkatan stamina dan vitalitas. Namun, faktor-faktor seperti kesehatan fisik secara keseluruhan, pola makan seimbang, dan gaya hidup yang sehat lebih berperan dalam menentukan tingkat gairah seksual seseorang. Dengan demikian, mitos ini lebih merupakan kepercayaan budaya daripada fakta medis yang terbukti.
4. Bau Prengus Disebabkan Salah Potong
Mitos makan daging kambing selanjutnya yaitu tentang bau prengus yang dihasilkan. Mitos yang menyebutkan bahwa bau prengus pada daging kambing disebabkan oleh cara pemotongan yang salah sebenarnya tidak benar. Bau prengus pada daging kambing terutama disebabkan oleh senyawa alami yang disebut feromon dan asam lemak rantai pendek yang ada di dalam tubuh kambing, terutama pada kambing jantan.
Bau ini juga bisa lebih terasa jika kambing tidak disterilkan sebelum disembelih, karena kelenjar aroma pada kambing jantan yang tidak disterilkan lebih aktif. Cara pemotongan tidak secara langsung menyebabkan bau prengus; meskipun pemotongan yang tidak benar dapat mengakibatkan kontaminasi dari organ tertentu yang memperparah bau tersebut.
Untuk mengurangi bau prengus, yang penting adalah penanganan yang tepat sebelum dan setelah pemotongan, seperti membersihkan daging dengan baik dan menghilangkan lapisan lemak yang biasanya lebih berbau.
5. Lebih Bergizi daripada Daging Sapi
Mitos makan daging kambing yang terakhir berkaitan dengan nilai gizinya. Mitos yang menyebutkan bahwa daging kambing lebih sehat daripada daging sapi tidak sepenuhnya benar karena keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Daging kambing memang mengandung lebih sedikit lemak jenuh dan kalori dibandingkan daging sapi, sehingga sering dianggap lebih sehat bagi orang yang ingin mengontrol berat badan atau menjaga kadar kolesterol.
Namun, daging sapi memiliki kandungan zat besi, zinc, dan vitamin B12 yang lebih tinggi, yang penting untuk kesehatan darah dan sistem imun. Kedua jenis daging ini bisa menjadi bagian dari diet sehat jika dikonsumsi dengan cara yang tepat dan dalam jumlah yang seimbang. Kesehatan seseorang lebih dipengaruhi oleh pola makan secara keseluruhan, cara memasak, dan gaya hidup daripada hanya memilih antara daging kambing atau sapi.
Tips Sehat Konsumsi Daging Kambing
Setelah mengetahui berbagai mitos makan daging kambing dan penjelasannya, terakhir dijelaskan tips sehat konsumsinya, yaitu sebagai berikut:
- Pilih Daging yang Berkualitas: Pilih daging kambing yang segar dan bebas lemak berlebih. Daging yang masih segar biasanya memiliki warna merah cerah dan tidak berbau terlalu kuat.
- Hindari Bagian yang Tinggi Lemak: Kurangi konsumsi bagian yang tinggi lemak seperti iga atau bagian yang berlemak tebal. Pilih bagian yang lebih rendah lemak, seperti paha belakang atau bagian sandung lamur.
- Cara Memasak yang Sehat: Masak daging kambing dengan cara yang sehat seperti merebus, memanggang, atau mengukus. Hindari metode memasak yang menggunakan banyak minyak, seperti menggoreng, karena dapat meningkatkan kandungan lemak dan kolesterol.
- Gunakan Rempah-Rempah Alami: Tambahkan rempah-rempah seperti jahe, bawang putih, ketumbar, kunyit, atau kayu manis untuk mengurangi bau prengus dan meningkatkan rasa, tanpa harus menambah garam atau gula yang berlebihan.
- Batasi Porsi Konsumsi: Konsumsi daging kambing dalam jumlah yang moderat. Mengonsumsi daging kambing secara berlebihan bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan, seperti kolesterol tinggi dan penyakit jantung.
- Kombinasikan dengan Sayuran: Padukan daging kambing dengan sayuran beragam, seperti brokoli, wortel, bayam, atau tomat. Sayuran tinggi serat dan kaya nutrisi membantu menyeimbangkan asupan dan memudahkan pencernaan.
- Perhatikan Kondisi Kesehatan: Bagi yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti hipertensi, kolesterol tinggi, atau gangguan pencernaan, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi daging kambing.