Digantikan KRL, Ini 4 Fakta Sejarah KA Prameks yang Akan 'Pensiun' Tahun Ini
Kereta Api Prambanan Ekspress atau lebih dikenal dengan nama KA Prameks merupakan layanan kereta api jarak pendek yang menghubungkan Solo-Yogyakarta-Kutoarjo. Setiap harinya, KA Prameks selalu dipadati penumpang. Namun seiring perkembangan zaman, KA Prameks akan segera digantikan rangkaian KRL.
Kereta Api Prambanan Ekspress atau lebih dikenal dengan nama KA Prameks merupakan layanan kereta api jarak pendek yang menghubungkan Solo-Yogyakarta-Kutoarjo. Setiap harinya, KA Prameks selalu dipadati penumpang terutama bagi mereka yang sehari-hari bepergian dari Jogja ke Solo maupun sebaliknya.
Keramaian penumpang akan melonjak tiap akhir pekan. Kebanyakan dari mereka adalah wisatawan atau mahasiswa yang pulang ke rumah seminggu sekali.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Namun, seiring perkembangan zaman, KA Prameks akan segera digantikan rangkaian KRL. Salah satu faktor penggantian itu adalah makin membludaknya arus penumpang antara Jogja dan Solo sehingga dibutuhkan kereta dengan kapasitas penumpang yang lebih banyak, serta armadanya yang harus segera diganti dengan yang baru.
Namun di balik namanya yang sudah melegenda di kalangan warga Jogja dan Solo, KA Prameks memiliki sejarah yang menarik untuk disimak. Berikut adalah 4 Fakta Sejarah KA Prameks:
Kereta Api Kuda Putih
©Wikipedia.org
Layanan kereta api jalur Jogja-Solo dibuka pada tahun 1963. Kala itu jalur itu dilayani oleh Kereta Api Kudah Putih yang menjadi kereta api rel diesel pertama di Indonesia. Dilansir dari Wikipedia, nama “kuda putih” sendiri berasal dari gambar dua ekor kuda yang terdapat pada hiasan berbentuk kupu-kupu di atas kaca kabin masinisnya.
Kereta api itu juga dijuluki KA Turangga Seta dan seperti KRD Prameks masa kini, mampu melaju hingga 90 km/jam. Namun mulai dekade 1970-an, sejumlah unit KRD ini mulai rusak dan tidak tersedia suku cadang. Pada akhirnya, KA Kuda Putih berhenti beroperasi di tahun 1980 dan salah satu unitnya sekarang dijadikan kereta pusaka dan monumen yang terpajang di Stasiun Lempuyangan.
Era KA Prameks
©Wikipedia.org
Penamaan “Prambanan Ekspress” pada kereta api lintas Jogja-Solo itu dimulai pada tahun 1994. Pada waktu itu, rangkaiannya berjumlah empat gerbong dan masih ditarik lokomotif diesel dengan tarif Rp2.000. Karena minat penumpangnya banyak, ditambah satu gerbong eksekutif dengan tarif Rp5.000.
Mulai tahun 1998, rangkaian yang ditarik lokomotif itu kemudian diganti dengan rangkaian KRD buatan tahun 1980. Karena terbilang tua, KRD itu sering mengalami kerusakan dan perjalanannya sering mengalami keterlambatan.
Oleh karena itulah kemudian ada penambahan satu Kereta Rel Diesel Elektrik (KRDE) buatan PT INKA di tahun 2006 untuk menunjang perjalanan KRD yang sering mogok itu.
Diperpanjang hingga Kutoarjo
©2019 Merdeka.com/Arie Sunaryo
Pada tahun 2007, lintasan pelayanan beberapa perjalanan KA Prameks diperpanjang hingga Kutoarjo seiring dengan pengoperasian jalur ganda Yogyakarta-Kutoarjo pada 29 September 2007.
Pada awalnya, dalam sehari KA Prameks Solo-Kutoarjo melayani perjalanan sebanyak dua kali pulang pergi. Bahkan dulu layanan kereta api tersebut sempat diperpanjang hingga Sragen.
Seiring dengan jumlah penumpang yang meningkat dan armadanya yang semakin banyak, perjalanan KA Prameks yang melayani lintas Yogyakarta-Solo diperbanyak menjadi 10 kali perjalanan pulang pergi dan untuk lintas Solo-Kutoarjo sebanyak 4 kali pulang pergi.
Diganti dengan KRL
©2020 Merdeka.com/Imam Buhori
Seiring dengan berjalannya waktu, armada KA Prameks sering mogok dan jumlah penumpang juga bertambah banyak. Sering kali armada kereta yang hanya terdiri dari 4-5 gerbong itu penuh sesak dan banyak penumpang yang tidak kebagian tiket.
Rencananya mulai akhir tahun 2020 rangkaian kereta api itu akan diganti dengan rangkaian Kereta Rel Listrik (KRL) yang kapasitasnya lebih tinggi.
“Nantinya ada 10 traniset (rangkaian kereta) yang disiapkan. Saat ini kereta sedang di INKA. Yang pastinya KRL ini lebih efisien, ramah lingkungan, dan kapasitasnya lebih tinggi,” ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulkifli dikutip dari ANTARA pada Jumat (27/6).