Berkeliling Museum Kereta Api Ambarawa, Banyak Terdapat Lokomotif Berusia Tua
Di sana terdapat berbagai koleksi lokomotif baik uap maupun diesel yang pernah beroperasi pada masa lampau.
Di sana terdapat berbagai koleksi lokomotif baik uap maupun diesel yang pernah beroperasi pada masa lampau.
Berkeliling Museum Kereta Api Ambarawa, Banyak Lokomotif Berusia Tua
Museum Kereta Api Ambarawa merupakan museum kereta api terlengkap di Indonesia. Di sana terdapat berbagai koleksi lokomotif baik uap maupun diesel yang pernah beroperasi pada masa lampau.
Melalui video yang diunggah pada Rabu (10/7), kanal YouTube Jejak Siborik mengunjungi museum kereta api itu. Di sana, ia mereview beberapa koleksi kereta api yang terpajang.
-
Mengapa Museum Kereta Api Ambarawa menarik untuk dikunjungi? Museum ini memiliki koleksi lokomotif klasik yang terawat dengan baik dan menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung.
-
Kapan Museum Kereta Api Ambarawa beroperasi? Museum ini beroperasi setiap hari dari pukul 08.00 hingga 17.00.
-
Di mana letak Museum Kereta Api Sawahlunto? Letaknya berada di Jalan Jenderal A. Yani, Pasar, Lembah Segar, Sawahlunto, Sumatera Barat.
-
Siapa yang meresmikan Museum Kereta Api Sawahlunto? Pada tanggal 17 Desember 2005, Stasiun Sawahlunto resmi berubah menjadi Museum Kereta Api Sawahlunto yang diresmikan langsung oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla.
-
Apa saja yang menjadi koleksi di Museum Kereta Api Sawahlunto? Museum ini memiliki koleksi berjumlah 106 buah yang terdiri dari gerbong, lokomotif uap, jam, alat-alat sinyal atau komunikasi, foto dokumentasi, miniatur lokomotif dan berbagai macam barang lainnya.
-
Apa yang ditampilkan di Museum Sepeda Pramuka Keliling Dunia? Terdapat sejumlah benda yang dipamerkan dan merupakan peralatan penunjang Prayoga selama berkeliling dunia. Jangan membayangkan banyak sepeda yang dipamerkan, lantaran hanya ada 1 sepeda yang digunakannya selama berkeliling negara-negara di dunia itu. Kemudian ada juga kamera, handycam, surat-surat perjalanan, cendera mata, dan mata uang dari negara-negara yang dikunjungi oleh Prayoga .
Salah satunya ada lokomotif uap CC 5029, yang merupakan lokomotif milik Staatspoorwegen (SS). Lokomotif yang diimpor dari Swiss pada tahun 1927 itu ukurannya cukup besar. Dulunya lokomotif itu digunakan untuk angkutan kereta api jalur Purwokerto-Wonosobo.
Pada saat masih beroperasi, lokomotif itu memiliki kecepatan sekitar 50 kilometer per jam. Pada masa Belanda, kereta api yang ukurannya cukup besar biasanya digunakan untuk operasional jarak jauh. Kereta api itu digerakkan dengan tenaga batu bara guna memanaskan ribuan liter air agar bisa berjalan.
Selain itu, ada lokomotif seri CC20015. Dulunya lokomotif itu digunakan untuk mengangkut para pemimpin negara yang akan mengikuti Konferensi Asia Afrika tahun 1955.
Selain lokomotif berkapasitas besar, di museum tersebut juga ada lokomotif uap yang kapasitasnya kecil. Biasanya lokomotif itu digunakan untuk pengangkutan komoditas hasil bumi.
Salah satunya adalah lokomotif seri CC2001. Dulunya lokomotif berukuran kecil itu digunakan untuk jalur Tanjungsari-Rancaekek.
Saat sibuk melihat lokomotif tua di Museum Kereta Api Ambarawa, terdengar pengumuman kereta api wisata Tuntang-Ambarawa akan segera tiba.
Para calon penumpang sudah bersiap di peron utama. Namun kepala stasiun mengimbau agar para penumpang jangan terburu-buru masuk ke kereta api.
Setelah menurunkan penumpang yang berangkat dari Stasiun Tuntang, kereta terlebih dahulu dibersihkan di Stasiun Ambarawa sebelum siap kembali mengantarkan penumpang ke Stasiun Tuntang.
Lokomotif yang berdinas di jalur kereta Ambarawa-Tuntang menggunakan seri D30124. Walaupun sudah hampir 70 tahun, namun kondisi lokomotif itu masih terawat. Lokomotif D30124 sendiri merupakan buatan Pabrik Krupp, Jerman.
- Mengunjungi Museum Keris Nusantara, Simpan Koleksi Keris Berusia Ribuan Tahun
- Museum Kereta Api Sawahlunto, Menempati Bangunan Stasiun dan Jadi yang Tertua Kedua di Indonesia
- Berusia 124 Tahun, Begini Kisah Lokomotif Tertua di Indonesia yang Tersimpan Utuh di Museum Kereta Api Ambarawa
- Museum Balaputera Dewa, Simpan Ribuan Koleksi dari Masa Pra-Sejarah hingga Kesultanan Palembang
Perjalanan kereta api antara Stasiun Ambarawa dan Stasiun Tuntang menghadirkan panorama alam yang indah. Luasnya danau Rawa Pening dengan latar belakang Gunung Merbabu dan Gunung Telomoyo begitu memanjakan mata.
Tak lama berhenti di Stasiun Tuntang, kereta api selanjutnya kembali ke Stasiun Ambarawa. Setibanya di Stasiun Ambarawan, Jejak Siborik sempat berbincang dengan Kepala Stasiun Ambarawa, Pak Djoko.
Pak Djoko mengatakan, sampai saat ini banyak wisatawan yang berkunjung ke Museum Kereta Api Ambarawa. Bahkan pengunjungnya kebanyakan dari luar kota bahkan luar negeri.
“Kemarin ada wisatawan dari Jepang sewa kereta uap, itu yang sewa cuma enam orang. Padahal sewa semahal itu, sekitar Rp22 juta sekali jalan,” kata Pak Djoko.
Tentang Museum Kereta Api Ambarawa
Dikutip dari website KAI, Museum Ambarawa pada awalnya merupakan sebuah stasiun kereta api bernama Willem I. Stasiun ini terletak di jalur kereta api Kedungjati-Magelang-Yogyakarta. Stasiun itu diresmikan pada tanggal 21 Mei 1873.
Nama Willem I diduga kuat mengacu pada keberadaan Benteng Willem I yang letaknya tak jauh dari stasiun. Pada awal pengoperasiannya, stasiun itu digunakan sebagai sarana pengangkutan komoditas ekspor dan transportasi militer di sekitar Jawa Tengah.
Setelah dinonaktifkan pada tahun 1976, Stasiun Willem I dicanangkan sebagai museum kereta api oleh Gubernur Jateng saat itu, Supardjo Rustam.