Bukan Tentara, Ini Sosok Penemu Ransum TNI saat Perang Kemerdekaan
Kecerdikan Sardjito dalam membuat ransum melahirkan inovasi bernama 'Biskuti Sardjito'.
Kecerdikan Sardjito dalam membuat ransum melahirkan inovasi bernama 'Biskuti Sardjito'.
Bukan Tentara, Ini Sosok Penemu Ransum TNI saat Perang Kemerdekaan
Ransum TNI merupakan paket makanan kaleng atau kemasan yang dijadikan bekal untuk para anggota prajurit militer ketika mereka berada di medan pertempuran.
Isi dari ransum TNI tersebut bermacam-macam, mulai dari nasi kemasan, energi biskuit (enerkit), energi tablet (enertab), minuman energi, dan lain sebagainya.
Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
Lantas siapakah sosoknya? Simak profilnya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
-
Siapa saja anggota DPRD Jateng yang dilantik bersamaan? Ayah dan anak secara bersamaan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah periode 2024-2029 terpilih yang dilantik pada rapat paripurna di Gedung DPRD Jateng, Semarang, Selasa. Mereka adalah Iskandar Zulkarnain (59) dan putranya, M Rizqi Iskandar Muda (22) yang merupakan kader Partai Gerindra yang sama-sama berasal dari Daerah Pemilihan Jateng 13.
-
Kapan Ir. Soekarno dan tokoh nasional lainnya diasingkan ke Pesanggrahan Menumbing? Tepat tanggal 22 Desember 1948, Ir. Soekarno, Haji Agus Salim, dan Sutan Syharir dibawa ke Berastagi dan diamankan di Parapat. Sementara itu, Dr. Moh. Hatta, Mr. Ali Sastroamidjojo, Mr. Moh. Roem dan beberapa tokoh lainnya diamankan di Pesanggrahan Menumbing.
-
Apa profesi Serda Winda Anggita selain sebagai anggota TNI? Selain menjadi sosok yang selalu tampil modis dan berpenampilan kekinian, Winda Anggita telah mencapai prestasi luar biasa sebagai seorang guru di militer.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI saat Jenderal Surono berjuang bersama Barisan Keamanan Raktay (BKR)? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Siapa Jenderal TNI yang pernah menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan? Tokoh militer TNI-AD asal Jambi ini merupakan satu-satunya Jenderal yang menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan. Edi Sudrajat, mungkin bagi banyak orang tidak mengetahui siapa sosok dibaliknya.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
Profil Singkat
Sosok penemu Ransum TNI itu bernama Prof. Dr. M. Sardjito, M.D., M.P.H. Ia adalah seorang dokter yang menjadi guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Selain itu, ia menjadi rektor pertama UGM dari tahun 1949-1961.
Lahir di Purwodadi pada 13 Agustus 1889, namanya kini terus dikenang sebagai nama sebuah rumah sakit provinsi di Yogyakarta yaitu Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito.
Studi ke Luar Negeri
Setelah lulus dari STOVIA, Sardjito melanjutkan profesinya menjadi dokter di Rumah Sakit Djakarta dan terjun dalam riset laboratorium mengenai penyakit influenza pada tahun 1918-1919.
Selain itu ia juga pernah menjadi dokter di Institute Pasteur Djakarta dari tahun 1916 sampai 1920 sebelum akhirnya bertolak ke Universitas Amsterdam untuk melanjutkan studinya.
Setelah kembali dari Amsterdam, Sardjito diberikan kepercayaan sebagai dokter di Laboratorium Pusat Djakarta, kemudian Kepala Laboratorium di Makassar tahun 1930. Ia juga berkesempatan untuk bekerja di Laboratorium Jerman pada tahun 1931.
Sempat Tangani Korban Perang
Sesudah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Sardjito yang saat itu menjadi Kepala Institut Pasteur mendapat tugas untuk mengirim bantuan medis untuk warga sipil dan militer di Bandung.
Ketika situasi di Bandung sudah tak kondusif, ia bersama staf kesehatan berpindah ke Klaten dan di situlah ia turut menangani korban perang untuk mendapatkan perawatan intensif.
Dr. Sardjito sempat melakukan pengabdian dengan membuka pos-pos kesehatan di jalur transportasi dan wilayah yang jauh dari fasilitas kesehatan. Bahkan, ia membangun beberapa rumah sakit darurat dan pos kesehatan untuk korban perang.
- Si Manis yang Naik Kelas dari Bantul, Hasil Berdaya Perempuan Sanden
- Makna Prabowo-Gibran Kerap Pakai Baju Warna Biru
- Mengenal Desa BRILIan Trawas: Giat Pelaku UMKM Terus Tumbuh Berikat Inovasi dan Kreativitas Warga
- Jenderal Bintang Dua Bebaskan Daerah buat Inovasi Lintasan Ujian Praktik SIM C, Ini Syaratnya
Merancang Ransum TNI
Ketika momen Serangan Umum 1 Maret 1949, Sardjito mulai melakukan pembuatan ransum tentara dengan bahan yang sama seperti milik tentara Belanda.
Kecerdikan Sardjito dalam membuat ransum melahirkan inovasi bernama 'Biskuti Sardjito'. Bentuknya yang bulat bisa memberikan energi untuk para tentara ketika di medan perang.
Secara umum, Biskuit Sardjito ini termasuk makanan untuk dalam keadaan darurat. Tetapi, para tentara juga mendapatkan asupan gizi dari dapur umum warga desa setempat.