Cara Berhubungan Intim Menurut Islam, Bisa Membawa Berkah
Berhubungan intim atau jimak merupakan kebutuhan mendasar setiap manusia. Untuk itu, Islam juga memberikan amalan-amalan yang sebaiknya dilakukan baik sebelum maupun sesudah berhubungan intim.
Berhubungan intim atau jimak merupakan kebutuhan mendasar setiap manusia. Untuk itu, Islam juga memberikan amalan-amalan yang sebaiknya dilakukan baik sebelum maupun sesudah berhubungan intim. Salah satu amalan sebelum berhubungan intim adalah disunahkan membaca basmallah terlebih dahulu.
Di samping itu, pasangan suami istri juga tidak dilarang menggunakan berbagai gaya atau posisi saat berhubungan intim. Tentu saja, hal ini harus dilakukan dengan benar dan membuat pasangan nyaman. Sebagaimana yang disebutkan dalam salah satu surah Alquran, yang artinya:
-
Kenapa di Islam suami dan istri dilarang berhubungan intim saat istri sedang haid? Sebab, selain menjadi hal yang diharamkan oleh Allah SWT, juga dapat memberikan efek yang buruk bagi suami dan istri.
-
Bagaimana cara istri menggugat cerai suami dalam Islam? Ada beberapa ketentuan saat istri menggugat cerai kepada suami, di antaranya:1. Istri meminta cerai kepada suaminya. Tentu saja, hal ini membutuhkan keputusan suami untuk menjatuhkan talak. Namun, kalau suami tidak mau untuk menjatuhkan talak, maka perceraian tidak dapat terjadi.2. Istri mengajukan khuluk kepada suami. Menurut syariah, khuluk adalah jatuhnya talak dengan adanya timbal balik (‘iwadh) materi yang disepakati. Secara umum, khuluk terjadi karena keinginan istri untuk bercerai dari suaminya. 3. Istri mengajukan fasakh nikah kepada pengadilan agama. Umumnya, fasakh nikah adalah istri mengajukan kepada hakim untuk menjatuhkan fasakh nikah karena suami tidak mampu menafkahi dengan paling sedikitnya nafkah dari harta yang halal.4. Istri melaporkan kepada hakim terkait pertikaian ataupun bahaya yang dialami oleh istri dari perbuatan suaminya. Menurut ulama mazhab Syafii, hakim harus menasehati suami agar mengubah sikapnya kepada istri dan hakim juga berhak menghukum (takzir) suami seandainya ia tidak mengubah sikapnya terhadap istri.
-
Apa saja adab berhubungan suami istri yang dianjurkan dalam Islam? Artinya: "Etika berhubungan badan dengan istri antara lain (1) mengenakan wangi-wangian, (2) menggunakan kata-kata yang lembut, (3) mengekspresikan kasih-mesra, (4) memberikan kecupan menggelora, (5) menunjukkan sayang senantiasa, (6) baca bismillah, (7) tidak melihat kemaluan istri karena konon menurunkan daya penglihatan, (8) mengenakan selimut atau kain (saat bercinta), dan (9) tidak menghadap kiblat,"
-
Bagaimana cara kita menunjukkan cinta sejati dalam Islam? Dalam Islam, cinta sejati ditunjukkan dengan mengasihi dan memuliakan pasangan dengan ikhlas. Pasangan hidup dipandang sebagai anugerah dari Allah yang diberikan untuk saling melengkapi dan saling memberikan kasih sayang.
-
Apa yang ditemukan di dalam makam pasangan suami istri tersebut? Walaupun wanita tersebut tidak ditemukan dengan barang kuburan, pria tersebut dimakamkan bersama sejumlah harta, ungkap Biermann. Pada kerangka tersebut, ditemukan sebilah pisau, set ikat pinggang besi, objek besi yang tidak teridentifikasi di bagian atas tubuhnya, dan ujung tongkat, termasuk lengan besi dan paku besi sepanjang sekitar 2 inci yang biasanya dipasang pada tongkat kayu.
-
Bagaimana cara menjaga hubungan baik antar manusia menurut Islam? Dalam syariat Islam, hubungan antar manusia ini disebut sebagai muamalah atau dalam bahasa Arab memiliki arti saling berbuat.
"Istri-istrimu adalah (laksana) tanah tempat bercocok tanam bagimu, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu sebagaimana saja yang engkau kehendaki." (QS. Al Baqarah : 223)
Ada beberapa cara berhubungan intim dalam Islam yang patut diketahui pasangan suami istri. Berikut beberapa cara berhubungan intim dalam Islam yang dilansir dari NU Online:
Doa Sebelum Berhubungan Intim
©weddings.about.com
Sebelum berhubungan intim, suami istri dianjurkan untuk berdoa kepada Allah SWT. Dikutip dari NU Online, doa sebelum berhubungan intim ini sebagaimana diterangkan oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Al-Ghuniyah li Thalibi Thariqil Haqqi Azza wa Jalla fil Akhlaq wat Tashawwuf wal Adabil Islamiyah, seperti berikut:
Bismillahil ‘aliyyil ‘azhim. Allâhummaj‘alhu dzurriyyatan thayyibah in qaddarta an takhruja min shulbi. Allahumma jannibnis syaithana wa jannibis syaithana ma razaqtani.
Artinya, "Dengan nama Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Tuhanku, jadikanlah ia keturunan yang baik bila Kau takdirkan ia keluar dari tulang punggungku. Tuhanku, jauhkan aku dari setan, dan jauhkan setan dari benih janin yang Kauanugerahkan padaku."
Cara Berhubungan Intim dalam Islam
© boldsky.com
Seperti yang sudah diketahui, sebelum berhubungan intim, pasangan suami istri dianjurkan untuk membaca doa terlebih dahulu. Dengan membaca doa sebelum berhubungan intim, diharapkan mampu mendatangkan perlindungan dari Allah SWT. Adapun mengenai etika berhubungan intim sebagaimana yang dijelaskan Imam Al-Ghazali dalam karya berjudul Al-Adab fid Din, artinya:
"Etika berhubungan badan dengan istri antara lain (1) mengenakan wangi-wangian, (2) menggunakan kata-kata yang lembut, (3) mengekspresikan kasih-mesra, (4) memberikan kecupan menggelora, (5) menunjukkan sayang senantiasa, (6) baca bismillah, (7) tidak melihat kemaluan istri karena konon menurunkan daya penglihatan, (8) mengenakan selimut atau kain (saat bercinta), dan (9) tidak menghadap kiblat," (Lihat Imam Al-Ghazali dalam Al-Adab fid Din, Beirut, Al-Maktabah As-Sya'biyyah, halaman 175).
Agar saat berhubungan intim lebih nyaman, Anda bisa merapikan tempat tidur dan menambahkan aroma ruangan yang menyegarkan. Selain itu, Anda juga bisa menunjukan kasih sayang, sehingga kondisi psikis tetap terjalin dengan baik. Ada beberapa cara berhubungan intim dalam Islam, di antaranya sebagai berikut:
1. Disunnahkan untuk membaca basmillah
2. Membaca surat Al-Ikhlash.
3. Membaca takbir dan tahlil (Allohu akbar, Laailaha illalloh)
4. Membaca doa
5. Memakai penutup atau selimut.
6. Memulai dengan cumbu-rayu dan ciuman.
Amalan Selama Berhubungan Intim dan Sesudahnya
Sebelum berhubungan intim atau jimak, tentu saja setiap pasangan suami istri dianjurkan untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Dikutip dari NU Online, ada beberapa amalan dalam Islam yang perlu diketahui suami istri saat berhubungan intim, di antaranya:
1. Hindari untuk mengadap ke arah kiblat.
2. Hindari terlalu banyak pembicaraan.
3. Ketika istri menjelang orgasme, maka suami membaca doa lagi dalam hati:
"Alhamdulillahil-ladzi khalaqa minal-ma' basyara faja'alahu nasaban wa shahra wa kana rabbuka qodira."
4. Usahakan untuk keluar bersama-sama. Pihak suami jangan terburu-buru untuk segera menuntaskan, sebelum pihak perempuan mencapai orgasme.
5. Jika ingin mengulangi jimak yang kedua, sebaiknya membersihkan atau mencuci terlebih dahulu kemaluannya. Tapi bila ingin langsung tidur, sebaiknya ambil wudhu dulu.
Waktu Berhubungan Intim
Waktu berhubungan intim yang baik sebaiknya dilakukan setiap empat hari sekali, tergantung kebutuhan. Dikutip dari NU Online, sebagian ulama mensunahkan pada hari Jumat dan makruh berjimak pada awal bulan, tengah, dan akhir bulan. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali, artinya:
"Dan sebaiknya suami mendatangi istrinya empat hari sekali. Dan ini adalah yang paling ideal, karena jumlah maksimal perempuan (yang boleh dinikahi) itu empat. Selanjutnya boleh juga mengakhirkan sampai batas ini, bisa sebaiknya menambah atau mengurangi sesuai dengan kebutuhan istri dalam tahshin
Dan dimakruhkan bagi suami untuk berjimak pada tiga malam dari satu bulan, yaitu pada awal bulan, akhir, dan tengah bulan. Dikatakan: Sesungguhnya syaitan akan menghadiri jimak yang dilakukan pada malam-malam ini.
Sebagian ulama ada yang mensunnahkan jimak pada hari dan malam Jumat sebagai hasil tahqiq terhadap salah satu dari dua ta'wil dari sabda Rasulullah saw: "Allah akan merahmati orang mencuci dan mandi (pada hari Jumat). Dan jika suami ingin berhubungan badan dengan istrinya untuk yang kedua kali, maka hendaknya ia mencuci kemaluannya."
Dan dimakruhkan berjimak pada awal malam sampai ia tidak tidur kecuali dalam kondisi tidak suci, maka jika ingin tidur atau makan, hendaknya ia melakukan wudhu sebagaimana wudhu untuk sholat. Demikian ini hukumnya sunnah." (Abu Hamid al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, Mesir-Mushthafa al-Babi al-Halabi, 1358 H/1939 M, juz, 2, h. 51, 52).