Cerita Thomas Raffles Jalan-Jalan di Malioboro, Dapat Sambutan Meriah dari Sultan Jogja
Selama pemerintahannya, Raffles banyak melakukan diplomasi dengan banyak kerajaan untuk mendapat pengakuan atas kedaulatan Inggris
Selama pemerintahannya, Raffles banyak melakukan diplomasi dengan banyak kerajaan untuk mendapat pengakuan atas kedaulatan Inggris
Cerita Thomas Raffles Jalan-Jalan di Malioboro, Dapat Sambutan Meriah dari Sultan Jogja
Malioboro merupakan kawasan yang cukup ikonik di Kota Yogyakarta. Pada zaman dulu, jalan utama pada kawasan itu berfungsi untuk menyambut para tamu agung yang akan berkunjung ke Keraton Yogyakarta.
Pada tahun 1814, Jalan Malioboro digambarkan sebagai “jalan yang berhiaskan bunga dan berbagai dekorasi yang indah”.
-
Kenapa Segarayasa di Keraton Kerta dibangun? Mengutip Facebook Sejarah Jogyakarta, Babad Momana mencatat bahwa pada tahun 1637 Sultan Agung telah memberi perintah untuk membangun bendungan di Kali Opak. Sementara dalam Babad Sangkala dicatat bahwa pada tahun 1643 pembangunan danau tersebut tidak hanya menggunakan tenaga masyarakat keraton, namun juga menggunakan unsur tenaga prajurit.
-
Bagaimana pembangunan Segarayasa di Keraton Yogyakarta? Selain itu di danau buatan itu terdapat terowongan bawah tanah dan masjid bawah tanah.
-
Siapa Rajif Sutirto? Rajif Sutirto dikenal luas sebagai Ketua Umum Relawan Konco Prabowo. Ia juga tergabung dalam partai milik Prabowo, yaitu Gerindra.
-
Apa yang menjadi bahan baku cerutu pada masa pemerintahan Raffles? Saat penerapan kebijakan Sistem Tanam Paksa pada pemerintahan Raffles, penanaman tembakau semakin masif dilakukan. Pada saat itu, tembakau digunakan untuk bahan baku cerutu.
-
Siapa Sri Maharaja Tarusbawa? Menurut Wikipedia, Sri Maharaja Tarusbawa merupakan raja ke-13 dari Kerajaan Tarumanegara.
-
Kapan Segarayasa dibangun di Keraton Kotagede? Mengutip Facebook Sejarah Jogyakarta, saat itu raja kedua Mataram, Panembahan Anyakrawati memerintahkan dibuatnya danau dan taman di sekitar kraton. Dalam Babad Sangkala, diceritakan pada tahun 1605 ia membangun Taman Danalaya dan Segaran Sirnabumi sekaligus lumbung pertanian yang diberi nama Gading dan Panggung Krapyak.
Dalam catatan “Java Government Gazette” tertanggal 8 Januari 1814, dikisahkan kedatangan tamu penting saat itu, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Thomas Stanford Raflles, ke kawasan Vorstenlanden.
Setelah mengunjungi Keraton Kasunanan Surakarta, Raffles dan jajarannya, mengunjungi Keraton Yogyakarta dengan pengawalan pasukan kavaleri.
Seperti dikutip dari Facebook Roemah Toea, ia beserta rombongan tiba di Yogyakarta pada 8 Desember 1813. Saat itu ia datang dari arah timur dan tiba di Tugu Golong Giling.
Dari Tugu Golong Giling, Raflles beserta rombongan bergerak ke selatan mengunjungi Jalan Margoutomo dan kemudian masuk ke Jalan Malioboro.
Dalam catatan “Java Government Gazette” disebutkan, saat sampai di Jalan Malioboro, ia disambut dengan perayaan yang meriah. Ia disambut dengan gapura penyambutan dengan berbagai macam hiasan. Sepanjang jalan melewati Jalan Malioboro, ia diiringi musik gamelan.
Di kanan dan kiri jalan diiasi berbagai macam hiasan yang indah, termasuk pohon-pohon rimbun yang berjejer rapi di sepanjang tepi jalan.
Sesampainya di Keraton, Raffles disambut oleh Sri Sultan Hamengkubuwono III beserta permaisurinya. Selama tinggal di keraton, ia mendapat perlakuan yang Istimewa.
Keesoka harinya Raffles dan jajarannya diajak untuk menikmati atraksi Rampogan Macan di Alun-Alun Selatan. Kunjungan di Yogyakarta itu berakhir pada 13 Desember 1813.
- Periksa Ronald Tannur di Rutan Kelas 1 Surabaya, Kejagung Pertimbangkan Penahanan Dipindah ke Jakarta
- Cerita Rahmat Pemudik dari Jakarta, 15 Jam Terjebak Macet Belum Sampai Pelabuhan Merak
- Riwayat Tawuran Pelajar di Jakarta yang Sudah Ada sejak 1960-an, Dulu Guru Juga Jadi Korban
- Cerita Warga Brebes Sumbang 10 Ribu Telur Asin untuk Peserta Kampanye Akbar Anies-Muhaimin di JIS
Pada masa itu, Thomas Stanford Raffles merupakan sosok yang disegani di Hindia Belanda. Selama berkuasa di Hindia Belanda, ia telah berjasa atas sejumlah kebijakan antara lain menghentikan perdagangan budak, mereformasi sistem pertahanan pemerintahan Hindia Belanda, serta berjasa atas sejumlah penelitian flora dan fauna, peninggalan kuno seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan, serta Sastra Jawa.
Ia pun banyak melakukan diplomasi dengan banyak kerajaan untuk mendapat pengakuan dari raja-raja tersebut atas kekuasaan Inggris. Ia tak segan menggunakan kekuatan militer untuk menaklukkan kerajaan yang tidak mengakui kedaulatan Raja Inggris.
Atas misi ini, ia berhasil mendapat dukungan dari Kesultanan Surakarta dan Banjarmasin. Namun ia tidak berhasil mendapat dukungan dari Kesultanan Yogyakarta. Hal ini membuat Raffles menyerbu Keraton Yogyakarta dan merampok harta benda di dalamnya. Peristiwa penyerbuan ini dikenal dengan nama Geger Sepoy atau Geger Sepehi.