Misteri Dibalik Penemuan Candi Singosari oleh Raffles yang Ternyata Menyimpan Banyak Kejutan Sejarah Jaman Dulu
Temukan kisah menarik perjalanan Sir Stamford Raffles saat menemukan Candi Singosari dan pengamatannya yang mengungkap sejarah kerajaan Singosari.
Candi Singosari, salah satu situs bersejarah yang kaya akan cerita, menyimpan banyak misteri dan peninggalan kebudayaan masa lalu yang luar biasa. Tidak hanya dikenal karena arsitekturnya yang megah, tetapi juga karena peranannya dalam sejarah penemuan kembali benda-benda bersejarah yang sempat terlupakan. Salah satu tokoh yang berperan dalam penemuan ini adalah Sir Thomas Stamford Raffles, seorang gubernur Inggris yang dikenal luas karena pengaruhnya dalam sejarah Indonesia dan Asia Tenggara.
Candi Singosari, yang terletak di Jawa Timur, dikenal sebagai peninggalan dari kerajaan Singosari yang berkuasa pada abad ke-13. Meskipun kerajaan ini sudah lama runtuh, peninggalan-peninggalannya tetap menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu. Dalam perjalanan sejarahnya, candi ini pernah dilupakan dan banyak bagian dari situsnya yang hilang. Namun, pada awal abad ke-19, Raffles yang sedang melakukan perjalanan di Jawa, turut berperan dalam mengungkap kembali situs ini.
-
Siapa yang menemukan Candi Sambisari? Dilansir dari Kemdikbud.go.id, Candi Sambisari ditemukan pada tahun 1966 oleh seorang petani bernama Arjo Wiyono yang sedang mengolah tanah milik Karyoniangun.
-
Kapan Candi Sambisari ditemukan? Dilansir dari Kemdikbud.go.id, Candi Sambisari ditemukan pada tahun 1966 oleh seorang petani bernama Arjo Wiyono yang sedang mengolah tanah milik Karyoniangun.
-
Apa yang ditemukan di Candi Sambisari? Selama ekskavasi tersebut, ditemukan beberapa benda yang merupakan temuan lepas berupa keramik asing, gerabah, tulang, benda-benda dari perunggu, arca wanita dari batu andesit, arca Bodhisatwa dari perunggu, lempengan emas, serta yoni.
-
Siapa yang menemukan Candi Rimbi? Runtuhan Candi Rimbi ditemukan oleh Alfred Wallace yang melewati tempat itu saat mengoleksi tanaman di Wonosalam sekitar akhir abad 19.
-
Kapan Candi Pringapus ditemukan? Candi Pringapus pertama kali ditemukan oleh F.W Junghun pada tahun 1844.
-
Kenapa Candi Pringapus diduga sebagai candi perwara? Diduga Candi Pringapus hanyalah candi perwara dari sebuah candi induk yang ukurannya jauh lebih besar di dekat sana.
Raffles dan Penemuan Candi Singosari
Raffles mencatat dalam bukunya History of Java bahwa ia mengunjungi reruntuhan yang dikenal dengan nama "Singa Sari" (sekarang disebut Candi Singosari). Candi ini menarik perhatian Raffles karena kesamaan gaya arsitektur dengan Candi Prambanan yang lebih terkenal, meskipun bentuk luar kedua candi ini tidak identik. Raffles mengamati bahwa meskipun candi-candi tersebut berbeda dalam tampilan, terdapat banyak kesamaan dalam hal peralatan, hiasan, dan gaya bangunan secara umum.
Salah satu hal yang menarik perhatian Raffles adalah relief dan ukiran yang menghiasi candi tersebut. Menurutnya, kehalusan dan kekayaan makna yang terkandung dalam relief-relief tersebut sangat luar biasa. Meskipun candi ini sudah rusak, Raffles merasa sangat terkesan dengan detail-detail artistik yang ada, yang menggambarkan betapa majunya peradaban Jawa kuno pada masa itu.
Dwarapala: Patung Penjaga Candi yang Menarik Perhatian
Salah satu temuan yang sangat menarik bagi Raffles di Candi Singosari adalah keberadaan Dwarapala, yaitu patung penjaga yang biasanya diletakkan di gerbang candi. Dalam catatannya, Raffles menggambarkan bahwa ia menemukan sebuah patung Dwarapala dalam posisi yang sangat unik, patung tersebut berada dalam keadaan telungkup, duduk bersimpuh dengan kedua tangan memegang lututnya.
Raffles percaya bahwa patung tersebut sebelumnya berada di sebuah teras bangunan tinggi yang menghadap ke arah candi dan berfungsi sebagai penjaga. Keunikan lainnya adalah ukuran patung tersebut, yang menurut Raffles, sangat besar dan mengesankan.
Patung Dwarapala di Candi Singosari ini bahkan dianggap sebagai yang terbesar di Jawa, dengan tinggi mencapai 3,7 meter. Saat ini, dua patung Dwarapala yang sangat besar masih dapat ditemukan di situs ini, meskipun dalam perjalanan Raffles hanya menemukan satu patung yang tersisa.
Patung Dwarapala bukan hanya sekadar elemen dekoratif, tetapi juga memiliki makna yang mendalam dalam budaya Hindu-Buddha. Di banyak candi di Indonesia, patung-patung ini dianggap sebagai penjaga dunia gaib yang melindungi tempat-tempat suci dari gangguan roh jahat atau kekuatan negatif lainnya.
Arca-Arca yang Hilang: Perjalanan dari Singosari ke Belanda
Salah satu aspek yang menarik dari Candi Singosari adalah keberadaan beberapa arca besar yang ditemukan di sekitarnya, seperti arca Durga, Mahakala, Nandishvara, dan Ganesha.
Arca-arca ini merupakan peninggalan dari kerajaan Singosari yang telah dipindahkan oleh pihak kolonial Belanda. Nicolaus Engelhard, seorang pejabat administrasi kolonial Belanda, adalah orang pertama yang tertarik untuk mengumpulkan dan membawa arca-arca ini ke Belanda.
Pada awal abad ke-19, Engelhard mengunjungi Candi Singosari dan memerintahkan pemindahan sejumlah arca ke kediamannya di Semarang. Beberapa arca yang ditemukan kemudian dikirimkan ke Belanda pada tahun 1819 dan 1827. Proses pemindahan arca-arca tersebut menjadi kontroversial, karena banyak yang merasa bahwa tindakan tersebut merusak situs bersejarah tersebut.
Bahkan, Raffles sendiri dalam bukunya menyatakan bahwa koleksi arca milik Engelhard yang ada di Semarang menunjukkan “subjek yang sangat indah di batu”, tetapi juga menekankan bahwa pengambilan arca-arca ini telah merusak Candi Singosari.
Eksplorasi Raffles di Candi Singosari
Raffles tidak hanya mengamati bagian luar Candi Singosari, tetapi ia juga melakukan penelusuran ke dalam kompleks candi. Dalam catatannya, ia menggambarkan bahwa untuk masuk ke dalam candi, pengunjung harus melewati tumpukan batu-batu besar yang disusun sebagai tangga. Raffles menulis bahwa ia menemukan beberapa batu besar yang telah tergeser, termasuk sebuah batu besar yang diperkirakan merupakan altar atau yoni yang telah dipindahkan.
Di dalam candi, Raffles juga menemukan sejumlah patung penjaga yang mirip dengan patung yang ditemukan di Candi Prambanan. Patung-patung ini, meskipun telah mengalami kerusakan seperti kehilangan wajah, tetap dikenali oleh Raffles karena kesamaan gaya dan perhiasan yang digunakan.
Ia mencatat bahwa ornamen-ornamen yang ada pada candi ini memiliki kesamaan dengan candi-candi besar lainnya di Jawa, terutama Candi Prambanan. Meskipun ada perbedaan dalam bentuk luar bangunannya, Raffles mencatat bahwa bagian dalamnya, seperti relung dan ceruk, sangat mirip dengan candi besar lainnya.
Pengaruh Penemuan Raffles terhadap Sejarah Candi Singosari
Penemuan kembali Candi Singosari oleh Raffles menjadi sangat penting karena menyadarkan banyak orang tentang pentingnya situs ini dalam sejarah Indonesia. Meskipun candi tersebut sudah ada jauh sebelum Raffles tiba, namun penemuan yang dilakukan oleh Gubernur Inggris ini berhasil menarik perhatian banyak pihak. Catatan Raffles tentang Candi Singosari memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah dan budaya Jawa kuno, serta hubungan antara kerajaan Singosari dengan kerajaan-kerajaan besar lainnya di Nusantara.
Selain itu, observasi yang dilakukan oleh Raffles juga membuka jalan bagi penelitian arkeologi lebih lanjut yang dilakukan oleh para ahli setelahnya. Catatan Raffles tentang gaya bangunan, relief, dan patung Dwarapala memberikan gambaran awal yang sangat berharga bagi para peneliti yang kemudian melakukan pemugaran dan penelitian lebih lanjut terhadap Candi Singosari.
Meskipun Candi Singosari telah berdiri ratusan tahun sebelumnya, observasi Raffles membuka cakrawala baru dalam pemahaman sejarah dan budaya Jawa kuno. Dari perbandingannya dengan Candi Prambanan hingga penemuan patung Dwarapala yang khas, catatan Raffles memberikan wawasan berharga yang masih relevan hingga saat ini.
Kini, Candi Singosari bukan hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga simbol dari kekayaan sejarah dan kebudayaan Indonesia yang patut dijaga dan dipelajari. Terima kasih kepada catatan Raffles, kita dapat lebih menghargai dan memahami betapa besar peradaban masa lalu yang pernah ada di tanah Jawa.