Dipimpin oleh Seorang Ratu, Ini 5 Fakta Sejarah Kerajaan Kalinyamat
Kerajaan Kalinyamat adalah sebuah kerajaan yang berada di wilayah Jepara. Salah satu keunikan Kerajaan Kalinyamat adalah tonggak pemerintahannya yang dipimpin seorang ratu. Pada masa kepemimpinannya, ia berhasil membangun armada laut yang sangat kuat.
Kerajaan Kalinyamat adalah sebuah kerajaan yang berada di wilayah Jepara. Sebenarnya sebelum menjadi kerajaan, Kalinyamat merupakan sebuah kadipaten yang berada di wilayah Demak. Namun karena terjadi perpecahan, Kalinyamat menjadi kerajaan sendiri yang wilayahnya meliputi Jepara, Pati, Kudus, Juwana, dan Rembang.
Salah satu keunikan Kerajaan Kalinyamat adalah tonggak pemerintahannya yang dipimpin seorang ratu. Dia bernama Retna Kencana yang kemudian bergelar Ratu Kalinyamat. Pada masa pemerintahannya, dia membawa Kerajaan Kalinyamat ke puncak kejayaan.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Saat itu, Ia berhasil membangun armada laut yang sangat kuat. Tak hanya itu, pada masa pemerintahannya pula Kerajaan Kalinyamat berhasil membangun hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan lainnya. Berikut selengkapnya:
Berdirinya Kerajaan Kalinyamat
Kerajaan Kalinyamat berdiri pada masa-masa akhir Kerajaan Demak menjelang keruntuhannya. Saat itu, terjadi perang saudara akibat perebutan tahta dan kekuasaan di Demak.
Setelah pertempuran saudara itu, para penguasa kerajaan berkumpul di Jepara untuk memusyawarahkan masa depannya. Pada akhirnya berdirilah Kerajaan Kalinyamat. Kerajaan itu berjarak 18 km dari Jepara masuk ke pedalaman.
Masa Kejayaan
©Indonesia.go.id
Puncak kejayaan Kerajaan Kalinyamat terjadi pada masa pemerintahan Retna Kencana yang bergelar Ratu Kalinyamat. Ratu Kalinyamat sendiri merupakan anak dari Sultan Trenggana dan cucu dari Raden Patah yang merupakan raja dari Kerajaan Demak.
Setelah berhasil menyelesaikan konflik perang saudara di Demak, dia kemudian menjadi penguasa di kota pelabuhan Jepara, yang letaknya tak jauh dari Demak. Sementara itu kekuasaan Kerajaan Demak dipegang oleh anak Trenggana lainnya, Sunan Prawoto. Ratu Kalinyamat mendirikan pusat kerajaan sendiri di Kalinyamat yang letaknya tak jauh dari Pelabuhan Jepara.
Selama dipimpin oleh Ratu Kalinyamat, Pelabuhan Jepara menjelma menjadi sebuah pelabuhan yang besar. Bahkan menurut sumber Portugis yang ditulis oleh Meilink-Roelofsz, saat itu Jepara menjadi kota pelabuhan terbesar di utara Jawa dengan armada lautnya yang besar dan kuat pada abad ke-16.
Dipimpin Seorang Ratu
Sebagian besar masa berdirinya Kerajaan Kalinyamat dipimpin oleh Ratu Kalinyamat, yaitu pada periode 1527-1536, dan pada 1549-1579.
Kerajaan itu sebenarnya sempat dipimpin oleh suaminya, Sultan Hadiri pada periode 1536-1549. Tapi pada tahun 1549, dia dibunuh oleh anak buah Arya Penangsang dalam suatu perjalanan dari Kudus untuk pulang ke Jepara. Karena itulah tonggak kepemimpinan dikembalikan ke Ratu Kalinyamat.
Dilansir dari Undip.ac.id, Ratu Kalinyamat digambarkan sebagai sosok wanita yang cerdas, berwibawa, bijaksana, dan pemberani. Kewibawaan dan kebijaksanaannya tercermin dari peranannya sebagai pusat keluarga Kesultanan Demak, terutama setelah anggotanya tercerai-berai sepeninggal Sultan Trenggana.
Berani Menantang Portugis
©kemenag.go.id
Sebagai seorang pemimpin, Ratu Kalinyamat bersikap anti terhadap Portugis. Pada 1550, dia mengirim 4.000 tentara Jepara untuk memenuhi permintaan Sultan Johor membebaskan Malaka dari kekuasaan Bangsa Eropa itu.
Pada saat penyerangan terhadap Portugis itu, pasukan Jepara berhasil membebaskan sebagian dari Malaka. Namun pasukan Portugis dapat membalasnya. Dalam peperangan itu, tak sampai 1.000 tentara yang selamat sampai kembali di Jawa.
Tak cukup sampai di situ, pada 1573 sultan Aceh kembali meminta bantuan Ratu Kalinyamat untuk menyerang Malaka. Dia kemudian mengirim 15.000 prajurit Jepara yang terbagi ke dalam 300 kapal. Namun sama halnya dengan penyerangan pertama, penyerangan ini juga gagal dan hanya sepertiga saja dari jumlah prajurit yang berhasil kembali tiba di Jawa.
Namun dua penyerangan itu mendapat apresiasi dari pihak lawan. Bahkan Portugis mencatatnya sebagai “rainha de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige Dame”, yang artinya “Ratu Jepara seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani”.
Keruntuhan Kerajaan Kalinyamat
©Wikipedia.org
Pada 1590, Kerajaan Kalinyamat diserang oleh Kerajaam Mataram. Tapi Kerajaan Kalinyamat punya benteng yang kuat. Tiga kali penyerangan Mataram berhasil digagalkan Kerajaan Kalinyamat.
Pada 1599 Pangeran Arya Jepara, penerus tahta Ratu Kalinyamat membesuk ayahnya, Maulana Hasanuddin yang sedang sakit di Banten. Saat itulah Mataram kembali menyerang pusat Kerajaan Kalinyamat. Untuk kali ini, pasukan Kalinyamat keteteran menghadapi serangan Mataram.
Pada saat itulah Kota Jepara berhasil diduduki dan Kalinyamat dihancurkan. Pada saat itulah wilayah Jepara berada di bawah kekuasaan Kerajaan Mataram dan dipimpin oleh seorang bupati.