Doa Buka Puasa Sunnah dalam Bahasa Arab dan Artinya, Mudah Diamalkan dan Dianjurkan untuk umat Muslim
Rasulullah SAW mendorong umatnya untuk berdoa dan memohon segala sesuatu sebelum waktu berbuka puasa tiba.
Berbuka puasa adalah momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam yang menjalankan ibadah puasa sunnah. Dalam hal ini, Rasulullah SAW mendorong umatnya untuk berdoa dan memohon segala sesuatu sebelum berbuka, karena doa yang dipanjatkan pada waktu tersebut diyakini akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Umat Muslim memiliki banyak pilihan puasa sunnah yang dapat dilaksanakan, seperti Puasa Senin Kamis, Puasa Tasua, Puasa Arafah, Puasa Tarwiyah, dan masih banyak lagi. Puasa sunnah ini merupakan ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW di luar puasa wajib, yaitu puasa Ramadan. Adapun tujuan dari puasa sunnah adalah sebagai nafilah, yaitu ibadah tambahan yang melengkapi ibadah fardhu agar lebih sempurna.
-
Apa niat puasa Tasu'a? Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â lillâhi ta‘âlâ.
-
Apa itu puasa Tasu'a? Kisah ini disebutkan dalam hadist Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma yang berkata bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan puasa hari asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, kemudian ada yang berkata, “Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan,“Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan,“Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim).
-
Kapan kue pukis menjadi matang? Setelah bagian tepinya membeku, taburkan meses di atasnya. Tunggu sampai matang, angkat, dan sajikan.
-
Bolehkah kasih gula, garam, atau micin ke MPASI? Penambahan gula, garam, dan micin pada makanan bayi sebaiknya dilakukan dalam jumlah yang sesedikit mungkin. Meskipun rasanya mungkin hambar, hal ini membantu bayi untuk menerima makanan dengan lebih baik.
-
Apa itu puasa qadha? Puasa qadha adalah puasa yang dilakukan untuk mengganti puasa Ramadan yang ditinggalkan karena alasan yang dibenarkan syariat seperti sakit, haid, hamil, menyusui, dan lain-lain.
-
Bagaimana hiu paus menelan makanannya? Hiu paus tidak memiliki gigi yang tajam dan panjang. Hal ini yang membuat mereka hanya bisa menelan makanan, seperti plankton, udang, dan ikan kecil secara utuh.
Ketika tiba saat berbuka, sangat disarankan untuk melafalkan doa buka puasa sunnah terlebih dahulu sebelum menyantap makanan. Dalam kesempatan ini, Liputan6.com akan membahas bacaan doa buka puasa sunnah dalam bahasa Arab beserta artinya, yang telah dirangkum dari berbagai sumber pada Selasa (19/11/2024).
Doa Buka Puasa Sunnah
Puasa sunnah merupakan ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW dan dilakukan di luar puasa wajib, seperti puasa Ramadan. Ibadah ini berfungsi sebagai nafilah, yaitu sebagai pelengkap yang dapat menyempurnakan ibadah fardu yang telah dilaksanakan. Ketika tiba waktu berbuka, umat Muslim dianjurkan untuk membaca doa buka puasa sunnah. Doa ini juga diucapkan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana tercantum dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.
Dalam bahasa Arab, doa tersebut adalah Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina. Artinya: "Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah yang Tuhan Maha Pengasih."
Selain itu, terdapat hadits dari Abu Daud yang menyebutkan bahwa Rasulullah juga membacakan doa ketika berbuka puasa. Doa tersebut dalam bahasa Arab adalah Dzahabadh dhoma'u wabtalatil uruqu wa tsabatal ajru insyaa-allah. Artinya: "Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap insya Allah." Meskipun demikian, umat Muslim diperbolehkan untuk menggabungkan kedua doa tersebut saat berbuka puasa. Hal ini juga dijelaskan dalam Kitab Hasyiyatul Bujairimi karya Sulaiman Bujairimi, yang berbunyi: Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika afthartu, wa bika amantu, wa bika wa 'alaika tawakkaltu. Dzahabaz zhama'u, wabtallatil 'uruqu, wa tsabatal ajru, insya Allah. Ya wasi'al fadhli, ighfir li. Alhamdulillahil ladzi hadani fa shumtu, wa razaqani fa afthartu. Artinya: "Tuhanku, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Sebab dan kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah. Dan insya Allah pahala sudah tetap. Wahai Zat Yang Luas Karunia, ampuni aku. Segala puji bagi Tuhan yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya."
Waktu Membaca Doa Buka Puasa Sunnah
Dalam kajian fikih Islam, terdapat variasi pandangan di antara para ulama mengenai waktu yang tepat untuk mengucapkan doa saat berbuka puasa sunnah. Beberapa ulama berpendapat bahwa doa berbuka sebaiknya diucapkan setelah seseorang membatalkan puasanya, baik dengan air, kurma, atau makanan lainnya. Pandangan ini didasarkan pada analisis terhadap struktur kata kerja (fi'il madhy) yang terdapat dalam doa tersebut, terutama pada lafadz yang menyatakan "Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah." Penggunaan kata kerja dalam bentuk lampau ini menunjukkan bahwa doa tersebut lebih sesuai dibaca setelah pelaksanaan berbuka.
Di sisi lain, ada juga pendapat berbeda di kalangan ulama mengenai kapan sebaiknya doa berbuka puasa dibaca. Sebagian ulama berpendapat bahwa doa sebaiknya diucapkan sebelum berbuka puasa, sementara ada kelompok ulama lain yang tidak menetapkan waktu tertentu untuk pembacaannya. Keberagaman pendapat ini mencerminkan adanya fleksibilitas dalam pelaksanaan ibadah, memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk memilih pandangan yang sesuai dengan pemahaman dan keyakinan mereka, selama tetap berada dalam batasan syariat yang benar.
Anjuran Rasulullah saat Berbuka Puasa
Selain membaca doa ketika berbuka puasa sunnah, terdapat beberapa hal yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW kepada umat Muslim. Salah satunya adalah mempercepat waktu berbuka puasa. Ketika mendengar adzan sholat Magrib, umat Muslim yang sedang berpuasa disarankan untuk segera berbuka. Allah SWT tidak menyukai hamba-Nya yang merasa bangga bisa menahan diri dan berlama-lama sebelum berbuka. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari no. 1957 dan Muslim no. 1098).
1. Menyegerakan Berbuka Puasa
Rasulullah SAW juga menganjurkan agar berbuka puasa dilakukan dengan kurma dan air. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda: "Rasulullah SAW biasanya berbuka dengan rothb (kurma basah) sebelum menunaikan salat. Jika tidak ada rothb, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian beliau berbuka dengan seteguk air." (HR. Abu Daud no. 2.356 dan Ahmad 3/164, hasan shahih).
2. Berbuka dengan Kurma dan Air
Selanjutnya, saat berbuka puasa sunnah, sebaiknya kita makan terlebih dahulu sebelum melaksanakan salat Magrib. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang menyatakan: "Jika santapan malam sudah terhidang, dan salat sudah (akan) dilaksanakan, dahulukan santapan malam." (HR. Al-Bukhari dari Anas bin Malik RA.). Dengan mengikuti anjuran ini, kita dapat melaksanakan puasa dengan lebih baik dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
3. Makan Sebelum Salat
Saat berbuka puasa sunnah sebaiknya makan dahulu atau mengisi perut sebelum melaksanakan salat Magrib. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW:"Jika santapan malam sudah terhidang, dan salat sudah (akan) dilaksanakan, dahulukan santapan malam." (HR. Al-Bukhari dari Anas bin Malik RA.).