Eksis Selama 31 Tahun, Ini Kisah di Balik Kolam Pemancingan Ikan Legendaris di Sleman
Usaha pemancingan Kadisoka telah berdiri selama 31 tahun. Berbagai tantangan telah dialami sepanjang perjalanannya.
Ada sebuah pemancingan legendaris di Sleman. Namanya Pemancingan Kadisoka. Pemancingan yang sudah eksis selama 31 tahun ini terletak di Kalurahan Purwomartani, Kapanewon Kalasan, Sleman.
“Dulu usaha ini dirintis bapak. Saya di sini generasi kedua. Dulu belum ada yang membuka usaha pemancingan. Dulu pemancingan ini adalah yang terbesar se-Kabupaten Sleman,” kata Ana, pengelola pemancingan Kadisoka, dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Apa itu pingsan? Pingsan adalah kondisi sementara di mana seseorang kehilangan kesadaran karena penurunan aliran darah ke otak.
-
Apa itu pempek lenggang? Pempek lenggang adalah salah satu varian pempek yang menjadi favorit para pecinta kuliner.
-
Kenapa orang pingsan? Pingsan adalah kondisi sementara di mana seseorang kehilangan kesadaran karena penurunan aliran darah ke otak.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Apa itu "Cembengan"? Tradisi tebu manten atau Cembengan merupakan sebutan yang sering dikatakan oleh masyarakat sekitar Pabrik Gula Madukismo, Bantul, Yogyakarta.
Selama mengelola pemancingan itu, Ana telah merasakan berbagai suka duka serta tantangan berat. Toh situasi sulit itu berhasil dilewati dan sampai sekarang masih banyak orang yang mengunjungi pemancingan itu.
Berikut selengkapnya:
Rawan Pencurian Ikan
Ana mengatakan, pemancingan yang ia kelola hampir selalu ramai pengunjung. Oleh karena itu, ia buka dua sesi yaitu pagi dan malam. Sesi pagi berlangsung dari jam 9 sampai magrib, sementara sesi malam mulai jam 5 sore sampai jam 10 malam.
Namun kondisi ramai itu ternyata sangat rawan karena sering terjadi pencurian ikan. Biasanya para pencuri bawa tas besar dan memasukkan ikan curian ke dalam tas besar.
“Makanya di sini mulai bulan kemarin kita punya peraturan yang membawa tas besar setiap mau keluar harus dicek dulu,” kata Ana.
- Dinobatkan Menjadi Salah Satu Makanan Terenak, Ini Sejarah Pempek Beserta Cara Sederhana Membuatnya
- Mencicipi Kue Gandus, Kudapan Berbahan Ikan Khas Palembang Dipadukan dengan Taburan Unik
- Kisah Situ Sangiang yang Pernah Hilang di Masa Silam, Punya Pemandangan Indah
- Mencicipi Lezatnya Sala Lauak, Kudapan Khas Kota Pariaman Berbahan Dasar Daging Ikan
Bisnis yang Menjanjikan
Menurut Ana, usaha pemancingan ikan saat ini cukup menjanjikan. Apalagi ada pemancing yang datang hanya untuk memancing ikan dan kemudian melepasnya lagi. Setiap pemancing yang datang hanya untuk memancing dan kemudian melepasnya dikenakan tarif Rp10 ribu. Sementara bagi yang menangkap ikan lalu dibawa pulang dikenakan tarif sesuai berat ikan yang ditangkap.
Di Pemancingan Kadisoka sendiri tersedia dua kolam. Setiap kolam terdiri atas beberapa jenis ikan yaitu ikan bawal, ikan patin, ikan lele, dan ikan nila. Ikan-ikan tersebut biasanya ditambahkan ke kolam setiap dua minggu sekali.
“Di sini ikan datang itu kondisinya sudah besar. Kalau ikan bawal rata-rata satu pick up antara 2-3 kuintal. Sedangkan kalau ikan nila satu kuintal setiap satu minggu,” ujar Ana.
Mengikuti Kemauan Pelanggan
Selama puluhan tahun berkecimpung di bisnis pemancingan ikan, Ana merasa salah satu kunci sukses menjalankan bisnis itu adalah mengikuti kemauan pelanggan.
Biasanya pelanggan yang datang mengungkapkan berbagai permintaan seperti ukuran ikan yang terlalu kecil atau soal bahan pakan ikan yang kurang variatif.
“Kalau zaman bapak dulu di sini cuma sedia pelet sama cacing. Sekarang sudah beraneka ragam seperti kacang, tahu, tempe, roti. Ini kita juga mengikuti kemauan pelanggan,” kata Ana.
Masih Tetap Eksis
Ana mengatakan, bisnis pemancingan itu pernah mengalami masa sulit saat pandemi. Saat itu jarak antar pengunjung harus dibatasi sekitar dua meter. Jumlah pengunjung yang bisa datang juga dibatasi 30 orang dan tidak boleh makan di tempat. Walaupun menghadapi berbagai tantangan, namun usaha pemancingan ikan Kadisoka masih tetap eksis sampai sekarang.
Setelah masa pandemi berakhir, jumlah pengunjung di tempat pemancingannya mulai banyak. Kini ia mencoba bisnis warung makan di tempat pemancingan itu.
“Pokoknya datang ke sini, tangan kosong tinggal mancing bisa sekali. Kita juga menyewakan pancingan, yang biasa Rp5 ribu, kalau yang bagus Rp15 ribu. Kalau pengunjung lapar, kami juga menyediakan indomie,” tutup Ana.