Fakta Unik Kelenteng Hok An Kiong Muntilan, Punya Tempat Menancapkan Dupa Terbesar di Asia Tenggara
Perkembangan Kota Muntilan sebagai salah satu pusat perekonomian di Kabupaten Magelang tak bisa lepas dari keberadaan kelenteng itu.
Berada di antara Kota Magelang dan Yogyakarta, Muntilan merupakan kota kecil bersejarah. Di kota itu, toleransi umat beragama begitu terjaga. Bahkan di sana ada sebuah gereja Katolik yang berdiri di tengah kampung Muslim.
Ada pula sebuah pondok pesantren yang berdiri berdampingan dengan bangunan candi. Di sana pula ada kawasan pecinan yang di tengah-tengahnya berdiri sebuah keleteng bersejarah. Kelenteng itu bernama Hok An Kiong. Perkembangan Kota Muntilan sebagai salah satu pusat perekonomian di Kabupaten Magelang tak bisa lepas dari keberadaan kelenteng itu.
-
Kapan Klenteng Hong San Kiong dibangun? Dibangun tepat pada tahun 1700, setiap hari raya imlek Klenteng Hong San Kiong selalu dipenuhi oleh pengunjung yang ingin melihat pertunjukan yang barongsai dan wayang potehi yang diselenggarakan oleh pengelola klenteng.
-
Kapan Kelenteng See Hien Kiong didirikan? Kelenteng See Hien Kiong ini berdiri pada 1861 dan awalnya diberi nama Kwan Im Teng sebagai penghormatan kepada Dewi Kwan Im.
-
Apa nama awal Kelenteng See Hien Kiong? Kelenteng See Hien Kiong ini berdiri pada 1861 dan awalnya diberi nama Kwan Im Teng sebagai penghormatan kepada Dewi Kwan Im.
-
Siapa yang dihormati di Klenteng Tjoe Hwie Kiong? Klenteng ini didirikan untuk menghormati dewa-dewa dalam ajaran agama Tionghoa, terutama dalam kepercayaan Tridharma.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Apa itu Keteng-keteng? Keteng-keteng Memiliki Senar Seperti disinggung sebelumnya, alat musik ini memiliki bentuk menyerupai gitar. Di sana, terdapat tiga senar namun bukan berbahan nilon atau logam melainkan dari kulit bambu itu sendiri.Mengutip Instagram @sumut.berbudaya, senar menjadi unsur melodis dari alat musik ini. Dengan adanya senar, suaranya menjadi mendayu dan merdu.Senar juga yang membuat suaranya semakin beragam, tergantuk proses penyetemannya dan sisi mana yang dipukul.
Lalu seperti apa sejarah pembangunan Kelenteng Hok An Kiong? Apa hal yang Istimewa dari keleteng itu? Berikut selengkapnya:
Sejarah Pembangunan Kelenteng Hok An Kiong
Mengutip Beritamagelang.id, Kelenteng Hok An Kiong berdiri pada tahun 1878. Awalnya kelenteng itu dibangun di sebelah selatan Jalan Pemuda. Saat itu bangunannya masih terbuat dari anyaman bambu. Pada tahun 1906, bangunan kelenteng dipindahkan ke sebelah utara Jalan Pemuda hingga sekarang.
Pembangunan kelenteng itu tak bisa dilepaskan dari perkembangan Kota Muntilan yang menjadi pusat perekonomian daerah. Saat itu banyak orang Tionghoa datang ke Muntilan untuk membuka usaha perdagangan. Selaras dengan berkembangnya usaha mereka, komunitas Tionghoa juga membutuhkan tempat beribadah sesuai dengan kepercayaan tradisional yang mereka anut.
Hio-lo Terbesar se-Asia Tenggara
Salah satu keunikan yang dimiliki Kelenteng Hok An Kiong adalah keberadaan Hio-lo atau tempat menancapkan dupa yang terbesar se-Asia Tenggara. Hio-lo itu terbuat dari bahan perunggu dan didatangkan langsung dari Negeri China. Hio-lo yang dibuat pada tahun 2002 itu memiliki panjang 158 cm, diameter 188 cm, dan berat 3,8 ton.
Mengutip Beritamagelang.id, Kompleks Kelenteng Hok An Kiong berada di atas tanah seluas 3.120 meter persegi. Bangunan utamanya memiliki luas 299,25 meter persegi dengan panjang 28,5 meter dan lebar 10,5 meter. Bangunan utama ini dibagi menjadi tiga pelataran kecil yang dibatasi pagar.
- 3 Fakta Menarik Jatim Gerbang Nusantara Baru, Pusat Industri Modern hingga Penghasil Padi dan Susu Terbesar di Indonesia
- Fakta Unik Bentang Alam Kabupaten Gunungkidul, Dulunya Hamparan Lautan yang Kini Jadi Deretan Pegunungan
- 5 Fakta Unik Bukittinggi Kota Terbesar Kedua di Sumbar, dari Bekas Pasar hingga Jadi Ibu Kota Indonesia
- Fakta Menarik Desa Nunuk Baru di Majalengka, Sudah Ada Sebelum Kabupatennya Lahir
Ruang utama berfungsi sebagai tempat upacara ritual dan sembahyang. Di bagian ini ada arca dewa, piranti upacara, dan sesaji. Di sisi timur dan barat ada pagoda kecil sebagai tempat untuk membakar toa kim yang digunakan setelah sembahyang. Toa kim merupakan uang emas atau kertas sembahyang yang merupakan salah satu sarana dalam melaksanakan ibadah.
Altar Buat Gus Dur
Pegiat budaya asal Magelang, Aris Munandar, mengatakan bahwa Kelenteng Hok An Kiong menjadi tempat yang tepat untuk mempelajari sejarah dan pluralisme di Magelang. Ia menjelaskan, kelenteng itu menjadi sebuah tempat ibadah dari lima ajaran sekaligus, yaitu kepercayaan rakyat, ajaran tradisi kebudayaan, Kong Hu Cu, pemeluk agama Buddha, dan penganut Taoisme.
Sementara itu, Kyai Afifudin, salah seorang aktivis kerukunan beragama di Magelang mengatakan bahwa di Kelenteng Hok An Kiong terdapat altar khusus yang didedikasikan kepada tokoh keberagaman sekaligus Presiden ke-4 Republik Indonesia Gus Dur. Sementara itu tokoh politik dan calon Bupati Magelang, Sudaryanto, mengaku sengaja datang ke kelenteng itu untuk belajar toleransi.
“Sekaligus untuk pembelajaran bahwa ketika masuk ke salah satu tempat ibadah, manusia tidak secara otomatis berpindah keyakinan. Karena bisa saja seseorang itu ingin belajar hal baik. Bukankah hal baik ada di semua tempat,” ujar Sudaryanto dikutip dari Liputan6.com pada Jumat (18/10).