Fakta Unik Relief Lalitavistara di Candi Borobudur, Menceritakan Kehidupan Sang Buddha
Relief itu menghiasi lantai dua dinding Candi Borobudur
Relief itu menghiasi lantai dua dinding Candi Borobudur
Fakta Unik Relief Lalitavistara di Candi Borobudur, Menceritakan Kehidupan Sang Buddha
Di bangunan Candi Borobudur, tepatnya di bagian lantai dua, terdapat deretan relief yang menghiasi tembok-temboknya. Relief itu dikenal dengan nama “Latitavistara”.
Gambar-gambar pada relief itu membentuk rangkaian cerita yang mengisahkan kehidupan Sang Buddha.
Lantas seperti apa kisah-kisah Sang Buddha yang terdapat pada relief itu? Berikut ini adalah beberapa gambar relief beserta cerita terkait gambar itu, seperti dikutip dari situs Budaya-Indonesia.org:
-
Kenapa relief domba Garut di Candi Sewu penting? Mengutip YouTube Garut Turunan Kidul, domba Garut tersebut terlihat diukir di dinding batu dengan posisi saling berhadapan di depan pohon kalpataru.Cirinya juga jelas, dengan tanduk besar yang memanjang dan melingkar sebagai identitas utama dari domba Garut. Usut punya usut, relief ini mematahkan klaim Belanda yang menyebut bahwa domba Garut bukan hewan asli Indonesia.
-
Dimana relief Dewi Tara di Candi Mendut menghadap? Namun fakta mengejutkannya adalah sisi Candi Mendut yang dipahati relief Dewi Tara ternyata menghadap tepat ke Candi Kalasan yang berada di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
-
Dimana Domba Garut digambarkan dalam relief? Salah satu bukti konkretnya terletak pada pahatan dua Domba Garut di relief Candi Sewu yang berada di kompleks Candi Prambanan, Yogyakarta.
-
Dimana relief domba Garut ditemukan di Candi Prambanan? Salah satu candi di kompleks bangunan bersejarah Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, tergambar relief dua ekor domba Garut.
-
Mengapa relief di Candi Borobudur dibuat? Relief merupakan seni pahat dan ukiran 3 dimensi yang dibuat di atas batu atau dinding.Perlu diketahui, Candi Borobudur dihiasi sebanyak 2.672 panel relief. Jumlah relief ini berupa naratif dan dekoratif serta 504 arca Buddha.
-
Relief apa yang ada di Gua Selomangleng yang menggambarkan cerita Arjuna Wiwaha? Pada ketiga sisi dinding gua pertama terdapat relief yang bercerita tentang Arjuna Wiwaha.Relief tersebut menggambarkan adegan saat Indra memerintahkan bidadari untuk menggoda Arjuna di Gunung Indrakila. Ada juga penggambaran adegan ketika bidadari menuruni awan dari kahyangan ke bumi.
“Di surga Tusita makhluk-makhluk swargi memberi petunjuk bahwa setelah Sang Buddha terus-menerus menyempurnakan diri sebagai Bodhisativa, telah tiba waktu baginya untuk lahir.”
“Dewa-dewa di seluruh tempat mendengarkan tentang kedatangan Bodhisativa yang akan segera terjadi di bumi.”
“Terlihat dewa-dewa yang turun ke bumi dan mengambil bentuk dan peran sebagai brahmana membantu persiapan kelahiran Boddhisativa ke bumi.”
“Boddhisativa akan lahir di daerah Waranasi dan dalam relief terlihat dewa-dewa pun turun ke sana untuk mewartakan kelahiran Yang Agung kepada ratusan pertapa yang menetap di tempat tersebut untuk mempersiapkan penyambutan.”
Relief ini menggambarkan ketika sebelum dilahirkan ke bumi, Boddhisativa mengajarkan dasar-dasar dharma, yaitu 108 Pintu Berkilau ke Dalam Dharma.
- Ada Ukiran Domba Garut di Candi Prambanan, Begini Faktanya
- Relief Candi Borobudur Digambarkan AI: Rajanya Ganteng, Ratunya Cantik Banget
- Potret Lawas Candi Borobudur Tahun 1912, Menjulang di Pinggir Sawah & Penuh Ilalang
- Terinspirasi dari Relief Candi Borobudur, Icip Gurihnya Mangut Belut Khas Kafe di Magelang
Relief ini menggambarkan keadaan di Surga Tusita sesaat sebelum lahirnya Buddha ke bumi di mana sang Boddhisativa menobatkan pada Boddhisativa Maitreya sebagai Buddha selanjutnya.
“Para dewa bermusyawarah bagaimana cara Boddhisativa akan masuk ke rahim ibunya.”
“Buddha akan lahir di keluarga Raja Suddhodana di Kapilawastu dari rahim istrinya Ratu Mayadewi. Relief ini menggambarkan saat Ratu belum menyadari takdirnya dan tengah meminta izin pada raja untuk menyepi dan berpuasa.”
“Para dewa turun beramai-ramai ke bumi untuk memberikan penghormatan pada sang Ratu yang akan menjadi ibunda sang Buddha.”
Relief ini menggambarkan persiapan para dewa yang turun ke bumi, membicarakan siapa yang akan mendampingi Boddhisativa turun ke bumi dan memberi penghormatan terakhir terhadap calon Buddha.