Gejala Gangguan Depresi Mayor dan Langkah Perawatannya, Perlu Diketahui
Terdapat beberapa gejala gangguan depresi mayor umum yang sering, seperti sulit berkonsentrasi, kelelahan dan keputusasaan, lekas marah, hingga kehilangan minat pada hal-hal sebelumnya menyenangkan.
Seperti diketahui, menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan mental. Bukan tanpa sebab, baik kesehatan mental maupun kesehatan fisik saling memengaruhi satu dengan yang lain. Sehingga ketika kondisi mental sedang bermasalah bisa menyebabkan gangguan kesehatan fisik, begitu juga sebaliknya.
Dengan begitu, bukan hanya kesehatan fisik saja yang perlu mendapatkan fokus, melainkan kondisi mental harus dikelola dengan baik. Dalam hal ini, segala gangguan mental yang bisa terjadi perlu diwaspadai. Salah satunya adalah gangguan depresi.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Mengapa Waduk Jatigede sering surut? Adapun saat ini kondisi Waduk Jatigede memang tengah surut. Kondisi ini sudah terjadi hampir tiap tahun saat musim kemarau panjang.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kenapa Doa Sapu Jagat penting? Bukan hanya menambah pahala, doa sapu jagat juga akan meningkatkan keimanan dan dekat dengan Allah SWT.
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Kenapa Senandung Jolo penting? Tradisi tutur sastra ini juga menjadi media pengetahuan budaya bagi masyarakat lokal hingga luar daerah.
Depresi adalah salah satu gangguan mental yang umum terjadi. Orang yang memiliki gangguan depresi biasanya mengalami suasana hati yang buruk, seperti menyebabkan perasaan sedih hingga kehilangan minat secara berkepanjangan. Dalam istilah medis, gangguan depresi disebut juga dengan gangguan depresi mayor atau depresi klinis.
Terdapat beberapa gejala gangguan depresi mayor umum yang sering, seperti sulit berkonsentrasi, kelelahan dan keputusasaan, lekas marah, hingga kehilangan minat pada hal-hal sebelumnya menyenangkan. Bukan hanya itu, gejala gangguan depresi mayor juga bisa ditandai dengan adanya dorongan bunuh diri, terutama ketika kondisi penderita yang semakin buruk.
Dilansir dari WebMD, berikut kami penjelasan lengkap tentang gejala gangguan depresi mayor hingga langkah perawatannya yang perlu diketahui.
Mengenal Gangguan Depresi Mayor
©Pexels
Sebelum mengetahui beberapa gejala gangguan depresi mayor, perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan depresi major. Depresi mayor merupakan gangguan depresi klinis di mana penderitanya merasa sedih, kesepian, atau tertekan dalam jangka waktu yang lama.
Biasanya gangguan ini bisa menurunkan tingkat produktivitas sehari-hari, bahkan kehidupan menjadi tidak normal dan aktif seperti sebelumnya. Bukan hanya itu, gangguan depresi mayor ini juga sering kali menimbulkan berbagai gejala fisik.
Sehingga, orang yang mengalami depresi, tidak hanya kesehatan mentalnya yang terganggu melainkan juga kondisi fisik juga turut mengalami dampak. Jika dibiarkan tanpa perawatan yang baik dan tepat, kondisi depresi bisa semakin parah dan mengancam kematian.
Gejala Gangguan Depresi Mayor dan Tanda Bunuh Diri
Gejala Gangguan Depresi Mayor
Seperti disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa gejala gangguan depresi mayor yang umum atau sering terjadi. Beberapa gejala ini perlu diperhatikan dengan baik, sehingga dapat mendukung deteksi dini jika memiliki kecenderungan terhadap gangguan mental ini. Berikut adalah beberapa gejala gangguan depresi mayor yang perlu diperhatikan:
- Kesulitan berkonsentrasi, mengingat detail, dan membuat keputusan
- Kelelahan
- Perasaan bersalah, tidak berharga, dan tidak berdaya
- Pesimisme dan keputusasaan
- Insomnia, bangun pagi, atau terlalu banyak tidur
- Keengganan atau lekas marah
- Kegelisahan
- Kehilangan minat pada hal-hal yang dulu menyenangkan, termasuk seks
- Makan berlebihan, atau kehilangan nafsu makan
- Sakit, nyeri, sakit kepala, atau kram yang tidak kunjung hilang
- Masalah pencernaan yang tidak kunjung sembuh meski sudah berobat
- Perasaan sedih, cemas, atau "kosong" yang menetap
- Pikiran bunuh diri atau upaya bunuh diri
Tanda-Tanda Peringatan Bunuh Diri
Setelah mengetahui kondisi umum dan berbagai gejalanya, perlu dipahami bahwa dorongan untuk bunuh diri akan selalu ada pada orang yang mengalami gejala gangguan depresi mayor. Saat orang dengan gangguan depresi memiliki dorongan bunuh diri yang kuat, dapat dikatakan bahwa kondisi depresi yang dialami semakin serius.
Berikut adalah beberapa tanda peringatan bunuh diri pada gangguan depresi yang perlu diperhatikan:
- Peralihan tiba-tiba dari kesedihan ke ketenangan yang ekstrem, atau tampak bahagia.
- Selalu berbicara atau memikirkan kematian.
- Depresi klinis (kesedihan mendalam, kehilangan minat, kesulitan tidur dan makan) yang semakin parah.
- Mengambil risiko yang dapat menyebabkan kematian, seperti mengemudi melalui lampu merah.
- Membuat komentar tentang keputusasaan, tidak berdaya, atau tidak berharga.
- Melakukan urusan tertentu seperti membuat surat wasiat
- Mengatakan hal-hal seperti "Akan lebih baik jika saya tidak di sini" atau "Saya ingin keluar"
- Berbicara tentang bunuh diri
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan tanda-tanda peringatan di atas, segera hubungi kontak pertolongan darurat, atau hubungi profesional kesehatan mental, atau pergi ke ruang gawat darurat. Dalam hal ini, diperlukan perawatan gangguan depresi major dengan segara sehingga bisa mencegah berbagai hal buruk terjadi.
Perawatan Gangguan Depresi Major
©Shutterstock/luxorphoto
Langkah perawatan
Setelah mengetahui gejala gangguan depresi mayor dan tanda peringatan bunuh diri, berikutnya terdapat perawatan gangguan depresi major yang dilakukan secara khusus. Saat memeriksakan diri ke dokter dengan gejala depresi yang ada, biasanya dokter akan memulai perawatan atau merujuk ke profesional kesehatan mental.
Jika dilakukan perawatan klinis, dokter akan mencari pengobatan terbaik, ini mungkin termasuk pemberian obat antidepresan, atau terapi khusus seperti psikoterapi. Umumnya, perawatan ini memakan waktu yang cukup lama. Mungkin diperlukan waktu lebih dari satu bulan untuk mendapat efek pengobatan sepenuhnya.
Terapi lain
Selain itu, ada pula terapi lain yang dilakukan untuk perawatan gangguan depresi mayor. Misalnya terapi kejang atau listrik (ECT), yaitu pilihan pengobatan untuk orang-orang yang menderita gangguan depresi yang tidak membaik setelah mengonsumsi obat-obatan. Terapi ini juga dilakukan pada penderita gangguan depresi berat yang membutuhkan perawatan segera.
Selain terapi kejang, ada juga terapi Stimulasi Magnetik Transkranial (TMS) melibatkan penggunaan perangkat non-invasif yang dipegang di atas kepala untuk menginduksi medan magnet. Ini menargetkan bagian tertentu dari otak yang dapat memicu depresi.
Terakhir bisa menggunakan terapi Stimulasi Saraf Vagus (VMS), yaitu terapi yang memanfaatkan perangkat seperti alat pacu jantung ditanamkan melalui pembedahan di bawah tulang selangka untuk mengirimkan impuls reguler ke otak.