Jadi Ibu Kota Kerajaan Mataram Kuno, Begini Peradaban Temanggung di Masa Lalu
Dikelilingi deretan pegunungan, wilayah Temanggung memiliki pesona alam yang indah. Dari sana pula, terdapat hasil alam berupa kopi dan tembakau yang namanya sudah terkenal di penjuru negeri. Maka tak heran apabila di masa lalu, Temanggung memiliki peradaban yang besar.
Dikelilingi deretan pegunungan, wilayah Temanggung memiliki pesona alam yang indah. Dari sana pula, terdapat hasil alam berupa kopi dan tembakau yang namanya sudah terkenal di penjuru negeri. Maka tak heran apabila di masa lalu, Temanggung memiliki peradaban yang besar.
Menurut Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara (LOKANTARA), Dr. Purwadi, pada tahun 732 Masehi, Kerajaan Mataram Kuno didirikan di wilayah Temanggung. Saat itu, pusat kerajaan tersebut menjadi pusatnya perkembangan ilmu pengetahuan.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Waktu itu, budaya literasi dibuka selebar-lebarnya untuk semua kalangan. Di sana pula, kajian sejarah, antropologi, kemanusiaan, kemasyarakatan, tata negara, dan keagamaan terus dikembangkan. Berikut selengkapnya:
Diteruskan Secara Turun Temurun
©Temanggungkab.go.id
Pengembangan ilmu pengetahuan di pusat Kerajaan Mataram Kuno dilakukan secara turun temurun. Setelah sebelumnya dilakukan oleh Raja Sanjaya, penerusnya, Rakai Panangkaran juga mengembangkan ajaran ini.
Saat itu, strategi di zaman Rangkai Panangkaran adalah mengambil ajaran yang terlupakan pada masa silam. Ajaran itu kemudian diolah mengikuti perkembangan zaman dan diajarkan oleh para ahli serta sarjana kenamaan.
“Rakai Panangkaran cukup berhasil meningkatkan harkat martabat negeri. Rum kuncaraning bangsa dumunung ing luhuring budaya,” kata Purwadi mengutip dari Kagama.co.
Zaman Keemasan
© Borobudur and Prambanan Temple Tour
Kerajaan Mataram Kuno mencapai masa keemasan saat dipimpin Rakai Pikatan pada tahun 840. Menurut Purwadi, saat itu sang raja sangat memperhatikan keamanan dan ketertiban wilayah kekuasaannya. Salah satu peninggalan bersejarah dari masa Rakai Pikatan yang dapat dirasakan hingga kini adalah keberadaan Candi Prambanan.
“Tatkala pasukan dari Dinasti Balaputra Dewa menyerang wilayahnya, Rakai Pikatan tetap dapat mempertahankan kedaulatannya. Bahkan bala tentara penyerang dapat dipukul mundur dan melarikan diri ke Palembang, Sumatra Selatan,” jelas Purwadi.
Harus Mau Berkorban
Setelah kepergian Rakai Pikatan pada tahun 855, Mataram Kuno dipimpin oleh Rakai Kayuwangi. Sebagai seorang raja, Rakai Kayuwangi sadar bahwa dia punya tugas untuk memakmurkan, mencerdaskan, dan melindungi warga negara Temanggung.
Lanjut pada tahun 882-899, Mataram punya raja baru, yaitu Rakai Watu Humalang. Pada saat itu, sang raja tak lelah untuk membicarakan ilmu. Namun saat punya kemahiran tertentu, Watu Humalang enggan menampakkannya pada orang lain.
“Raja harus mau berkorban demi rakyatnya. Merasakan kenikmatan setelah rakyatnya bahagia. Hal demikian yang diucapkan sinuwun Rakai Kayuwangi saat memberi pengarahan di Pesanggrahan Gunung Telomoyo pada tahun 857. Beliau adalah raja yang menjunjung tinggi etika berbudi bawa laksana,” pungkas Purwadi dikutip Merdeka.com dari Kagama.co pada Selasa (6/4).