Kenang Kejayaan Masa Lalu, Warga Kampung di Semarang Gelar Pameran Foto dan Mural
Di masa lalu, Kampung Bustaman dikenal sebagai kampung jagal dan pemasok daging kambing yang terkenal di seantero Semarang. Pada Hari Minggu (28/11), warga Kampung Bustaman bersama sejumlah seniman di Kota Semarang menggelar pameran foto dan mural untuk mengenang masa kejayaan kampung itu di masa lalu.
Di masa lalu, Kampung Bustaman, Kota Semarang, dikenal sebagai kampung jagal dan pemasok daging kambing. Dulunya, ada 13 orang di Kampung Bustaman yang meramaikan transaksi dan jual beli daging kambing.
Tak hanya daging mentah, dulu warga Bustaman juga membuat bumbu gule dan tengkleng untuk warung-warung gule di seantero Kota Semarang. Namun kini hanya tinggal tiga orang yang masih mempertahankan profesi ini.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Tak ingin melupakan jejak kejayaan masa lalu, pada Minggu (28/11), warga Kampung Bustaman bersama sejumlah seniman di Kota Semarang menggelar pameran foto dan mural di bekas rumah pemotongan hewan (RPH) setempat.
“Pameran yang digelar 26-28 November 2021 ini mengambil tema ‘Ingatan Bersama’. Tema ini dipilih untuk mengingat kembali aktivitas yang ada di kampung maupun kisah yang membuat mereka satu komunitas,” kata Tommy Ari Wibowo, kurator pameran foto dan mural tersebut, dikutip dari ANTARA pada Minggu (28/11).
Kenang Kejayaan Masa Lalu
©YouTube/Semarang Pemkot
Dalam pameran itu, beberapa komunitas seniman dan organisasi masyarakat dilibatkan antara lain Dialektika, Hysteria, Pekakota, Ikatan Remaja Bustaman, Mbah Karjono Kemijen, dan Bukit Buku Bazaar. Mereka sengaja mengaktifkan kembali ruang publik yang sering digunakan warga kampung terutama bekas RPH Bustaman yang angker dan penuh barang bekas menjadi ruang seni sekaligus ruang artistik. Seperti diketahui, sejak tahun 2014, ruang jagal itu berhenti beroperasi.
Tommy menjelaskan, tema “Ingatan Bersama” dipilih untuk mengingat kembali aktivitas yang ada di kampung itu yang membuat warga Bustaman menjadi satu komunitas yang kuat.
“Cerita yang dekat dengan warga sekurang-kurangnya delapan tahun terakhir ini kami rasa penting untuk digunakan sebagai perekat kesetiakawanan sosial di warga,” kata Tommy.
Bahan Perenungan
©YouTube/Semarang Pemkot
Hananingsih, salah seorang seniman yang ikut serta dalam pameran itu, mengatakan kalau dia membuat sebuah mural yang menceritakan kerinduan warga Kampung Bustaman dengan urusan bisnis penjualan kambing. Di tengah-tengah mural yang ia buat dipasang cetakan foto warga di masa lalu.
Sementara itu ketua RW III Kampung Bustaman, M. Ashar, menyambut baik Pameran Foto dan Mural ini karena mengingatkan kembali relasi warga dengan Hysteria yang dimulai sejak tahun 2012.
“Kami bisa mengingat dan merenungkan apa yang sudah berubah beberapa tahun belakangan melalui pameran ini,” kata M. Ashar dikutip dari ANTARA.