Keunikan Masid Jami' Lasem Rembang, Terdapat Mustaka Tua Bergaya Hindu
Mustaka tua itu merupakan bentuk dari akulturasi budaya Hindu-Islam pada masanya
Mustaka tua itu merupakan bentuk dari akulturasi budaya Hindu-Islam pada masanya
Keunikan Masid Jami' Lasem Rembang, Terdapat Mustaka Tua Bergaya Hindu
Masid Jami’ Lasem merupakan salah satu masjid megah yang berdiri di pesisir utara Pulau Jawa. Masjid yang berada di Desa Kauman, Kecamatan Lasem, Rembang, ini konon didirikan pada tahun 1588 dengan gaya arsitektur Jawa.
-
Kapan Masjid Jami Assuruur diresmikan? Masjid ini masih mempertahankan bentuk bangunannya sejak diresmikan pada 1874.
-
Bagaimana Masjid Jami' Matraman menjadi pusat dakwah? Masjid mulai berfungsi sebagai pusat dakwah setelah sebagian prajurit memutuskan untuk tinggal dan menjadi pendakwah.
-
Kapan Masjid Walima Emas diresmikan? Mengutip Liputan6.com, Masjid Walima Emas dibangun sejak tahun 2008 dan diresmikan tahun 2012.
-
Bagaimana Masjid Langgar Tinggi dirawat? Kendati sudah tiga kali diperbaiki, namun Assegaf tak mau bentuk aslinya diubah. Ia menginginkan agar bangunan menjadi warisan Islam zaman perdagangan di abad ke-19, sebagai bekal informasi bagi anak cucu.
-
Bagaimana bentuk menara Masjid Sememen? Dilansir dari Liputan6.com, Menara Sangga Buwana itu sangat mirip dengan Menara Panggung Sangga Buwana milik Keraton Surakarta Hadiningrat. Menara itu berbentuk heksagonal yang memiliki arti arah mata angin dan empat unsur alam yaitu air, api, angin, dan tanah.
-
Kapan Masjid Quwwatul Islam diresmikan? Pada Selasa (10/10), Gubernur DIY Sri Sultan HB X meresmikan berdirinya Masjid Quwwatul Islam di Jalan Mataram No. 1, Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta.
Namun dikutip dari Jatengprov.go.id, masa berdirinya Masjid Jami’ Lasem belum dapat diketahui secara pasti. Di dalam ruangan utama masjid terdapat lima prasasti berhuruf dan berbahasa Arab dan satu prasasti berhuruf dan berbahasa Jawa.
YouTube Soregiyanta Chan
Empat di antara lima prasasti memuat angka tahun 1829 M, 1318 H, 1281 H, dan 1286 H.
Belum diketahui secara pasti apakah angka-angka tersebut berkaitan dengan pendirian atau pemugaran masjid, karena prasasti tersebut hanya berisi kalimat toyyibah atau kalimat pujian.
Dikutip dari Nu.or.id, pendirian Masjid Jami’ Lasem diprakarsai oleh Adipati Lasem, Pangeran Tejakusuma I atau lebih dikenal dengan nama Mbah Srimpet, dan menantunya, Sayyid Abdurrahman Basyaiban atau lebih dikenal dengan nama Mbah Sambu.
Dikutip dari karangturi-rembang.desa.id, sejarah berdirinya Masjid Jami’ Lasem mempunyai keterikatan dengan masuknya agama Islam dan sejarah Kota Lasem.
YouTube Soregiyanta Chan
Di sekitar Masjid Jami’ Lasem terdapat beberapa makam Wali Allah yang pernah menyebarkan ajaran Islam di Lasem. Selain itu di Masjid Jami’ Lasem, terdapat sebuah mustaka yang disebut sebagai salah satu mustaka paling tua dalam sejarah peradaban Islam di Rembang.
Konon mustaka itu sudah ada sejak masjid tersebut berdiri. Uniknya mustaka itu dirancang dengan bentuk barongan yang merupakan kesenian khas masyarakat Hindu Lasem.
- Gelang Tridatu menurut Islam, Bolehkah Dipakai Umat Muslim?
- Mengenal Lebih Dekat Tradisi Sekaten, Warisan Budaya Penuh Makna dalam Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW
- Miliki Desain Khas Hindu, Masjid Pusaka Baiturrahmah Jadi Titik Awal Peradaban Islam di Indramayu
- Terdapat Makam Pejabat Penting Era Hindu-Buddha, Begini Kisah Makam Ledek di Kota Salatiga
Pengurus Masjid Jami’ Lasem, Abdullah Hamid mengatakan bahwa mustaka setinggi 1,5 meter itu mempunyai bentuk khas, terbuat dari bahan tembikar, dengan ornamen yang bisa langsung mengingatkan tempo dulu yang dipenuhi dengan ukiran-ukiran.
Dilansir dari Nu.or.id, mustaka itu diturunkan saat proses perbaikan masjid Lasem pada tahun 2005. Hal ini karena adanya kekhawatiran bahwa kondisinya semakin rusak.
Mustaka masjid kemudian diganti berbahan tembaga dengan bentuk yang hampir menyerupai mustaka lama untuk menjaga nilai kesejarahannya. Sementara mustaka lama disimpan dalam kerangkeng besi.
Menurut Abdullah, mustaka itu merupakan salah satu bagian penting dari sejarah penyebaran Islam di Pulau Jawa. Posisinya berada paling atas di sebuah bangunan masjid dan menjadi simbol keagungan.