Kisah Heroik Usman Janatin, Pahlawan Nasional yang Tewas Dihukum Gantung di Singapura
Usman Janatin adalah salah satu tokoh Pahlawan Nasional yang berjuang dalam Operasi Dwikora. Pada akhirnya dia tertangkap setelah melakukan serangkaian aksi pengeboman di Singapura. Karena aksinya itu, dia kemudian dihukum gantung bersama seorang rekannya, Harun.
Pada era 1962-1966, Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Soekarno melakukan konfrontasi dengan Malaysia. Pada awalnya, Soekarno tidak setuju atas penggabungan dua koloni Inggris di bagian utara Pulau Kalimantan yang kini dikenal dengan nama Sabah dan Sarawak ke dalam bagian Negara Federasi Malaysia.
Soekarno menganggap penggabungan itu sebagai bentuk pelanggaran terhadap Persetujuan Manila. Sementara itu, Malaysia melihat penggabungan itu sebagai masalah dalam negeri sehingga negara lain tak patut untuk ikut campur.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Karena inilah demonstrasi anti-Indonesia pecah di Kuala Lumpur. Para demonstran menyerbu gedung KBRI dan merobek-robek foto Soekarno. Tak hanya itu, mereka juga memaksa Tunku Abdul Razak, Perdana Menteri Malaysia saat itu, untuk menginjak-injak lambang Garuda Pancasila.
Hal inilah yang membuat Soekarno murka dan mengambil sikap bermusuhan dengan Malaysia. Melalui pidato terkenalnya yang berjudul “Ganyang Malaysia”, dia menyerukan perang melawan Malaysia. Penyerangan itu dikenal dengan nama Operasi Dwikora.
Usman Janatin adalah salah satu tokoh Pahlawan Nasional dalam operasi itu. Lalu bagaimana kisah perjuangannya?
Kisah Heroik Usman Janatin
Usman Janatin lahir di Jatisaba, Purbalingga, pada 18 Maret 1943. Dia adalah salah satu prajurit Korps Komando Operasi (sekarang TNI AL) yang bertugas dalam Operasi Dwikora. Usai menjalankan tugas dalam Operasi Trikora di Papua, Usman kembali bertugas dalam Operasi Dwikora.
Namun, karena waktu itu belum ada deklarasi perang, Soekarno mengutus prajurit KKO untuk menyusup ke Malaysia dan Singapura. Di sana, Usman menjalankan misi menciptakan huru-hara dengan meledakkan sejumlah gedung di Singapura. Gedung yang berhasil dibom adalah kantor pos dan hotel.
©Wikipedia.org
Dilansir dari Liputan6.com pada Rabu (7/10), Usman bersama seorang rekannya yang bernama Harun, mencoba kabur melalui jalur laut begitu bom meledak. Mereka merampas sebuah perahu motor milik warga lalu meninggalkan pelabuhan Singapura.
Dihukum Gantung
Sayangnya, di tengah pelarian itu, perahu motor yang ditumpangi Usman kehabisan bahan bakar. Mereka kemudian tertangkap dan dijatuhi hukuman mati pada 17 Oktober 1968.
Sore hari sebelum hari hukuman itu, RRI sempat mengabarkan Usman akan dieksekusi mati keesokan harinya. Keluarga Usman tak tidur semalaman demi mengikuti perkembangan berita itu.
©2020 liputan6.com
Keesokan harinya, RRI mengumumkan bahwa Usman dan Harun telah dieksekusi dengan hukuman gantung. Berita itu menimbulkan kesedihan mendalam orang tua Usman.
Sempat Berikan Pesan Terakhir
Sebelum hari eksekusi itu, Usman sempat menulis surat untuk orang tuanya, Mohammad Ali dan Siti Rukiah. Dalam surat itu, Usman menyampaikan pesan pada orang tuanya bahwa ia tidak merasakan takut atau panik dalam menghadapi kematian.
©2014 Merdeka.com
Kedua orang tua Usman sendiri sangat berduka atas kepergian Usman walaupun tetap berusaha tegar. Sebelum Usman, mereka pernah kehilangan anak laki-lakinya yang memilih jalan sebagai pejuang kemerdekaan. Dia adalah Ahmad Khusni, kakak pertama Usman yang gugur akibat terkena granat Tentara Belanda.
Sempat Tak Diizinkan Jadi Prajurit
Ahmad Khusni merupakan sosok inspirasi Usman untuk masuk ke kesatuan prajurit KKO. Ia meminta izin orang tuanya untuk mendaftar, namun ditolak mentah-mentah. Hal itu wajar karena ketiga anak mereka, Ahmad Khusni, Ahmad Khuneni, dan Ahmad Matori menjadi pejuang kemerdekaan sehingga kesempatan bertemu orang tua sulit sekali.
©2020 liputan6.com
Namun, karena tekadnya sudah bulat, Usman tetap mendaftar tanpa sepengetahuan orang tuanya. Rasa cintanya pada tanah air tak terbendung. Bahkan, orang tuanya baru tahu kalau dia telah mendaftar sebagai pejuang sesaat sebelum Usman berangkat untuk operasi Trikora di Papua.