Kisah Hidup Ki Juru Martani, Aktor Intelektual di Balik Berdirinya Kerajaan Mataram Islam
Ki Juru Martani dikenal sebagai pengatur strategi yang jitu. Ia menjadi dalang terbunuhnya Arya Penangsang.
Ki Juru Martani dikenal sebagai pengatur strategi yang jitu. Ia menjadi dalang terbunuhnya Arya Penangsang.
Kisah Hidup Ki Juru Martani, Aktor Intelektual di Balik Berdirinya Kerajaan Mataram Islam
Ki Juru Martani atau Kyai Adipati Mandaraka, merupakan seorang patih pertama Kerajaan Mataram Islam dan juga penasihat politik Panembahan Senopati. Sebelum diangkat menjadi patih, ia dikenal sebagai tokoh yang cukup berjasa dalam Kerajaan Mataram Islam.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Bagaimana bentuk Jurig Jarian? Mulai dari perempuan berambut panjang, sosok bertubuh tinggi dan besar sampai yang menyerupai tuyul karena ukurannya yang kecil dan berkepala botak.
-
Kenapa Jurig Jarian muncul? Legenda ini mengisahkan bahwa Jurig Jarian adalah hasil energi negatif yang berkumpul di lokasi tersebut.
-
Bagaimana bentuk Kotta mara? Kotta mara berbentuk persegi panjang yang mirip layaknya benteng di atas rakit. Ada juga versi lainnya yang mirip seperti selekoh disetiap sudutnya. Kotta mara ini dibangun menggunakan batang kayu dengan berbagai ukuran dan diameter.
-
Kapan upacara Marari Sabtu dilaksanakan? Sesuai namanya, Marari Sabtu merupakan ibadah yang dilaksanakan setiap hari Sabtu oleh seluruh umat Parmalim.
-
Apa itu Kotta mara? Kotta mara adalah sejenis benteng yang mengapung di atas permukaan air. Uniknya, alat ini kerap digunakan oleh orang-orang Kalimantan terutama sedang berlangsungnya Perang Banjar.
Dilansir dari berbagai sumber, Ki Juru Martani adalah putra dari Ki Ageng Saba dan Nyai Ageng Saba. Ayahnya adalah putra dari Pangeran Made Pandan. Sedangkan ibunya adalah putri dari Ki Ageng Sela.
Foto: YouTube Embara Lensa
Ki Juru Martani, bersama Ki Ageng Pamanahan dan Ki Panjawi, merupakan tiga serangkai di balik berdirinya Kerajaan Mataram Islam.
Pada awalnya, Ki Juru Martani membujuk Ki Ageng Pamanahan dan Ki Panjawi mengikuti sayembara yang diadakan Sultan Adiwijaya untuk membunuh Arya Penangsang.
Setelah dibujuk Ki Juru Martani, Ki Ageng Pamanahan dan Ki Panjawi mau ikut sayembara itu.
Ki Juru Martani juga mengajak Sutawijaya, putra Ki Ageng Pamanahan yang diangkat anak oleh Adiwijaya.
Ki Juru Martani sendiri tidak terlibat langsung dalam pemberontakan itu. Ia mengambil peran sebagai pengatur strategi.
Dalam menyusun strategi melawan Arya Penangsang, Ki Juru Martani terlebih dahulu menangkap seorang tukang kuda yang dicurigai sebagai mata-mata Arya Penangsang. Tanpa ampun ia melukai telinganya.
Selain itu Ki Juru Martani juga menyampaikan surat tantangan perang tanding dengan Adiwijaya di Sungai Bengawan Sore.
Tukang kuda tersebut berangkat ke Jipang dan menyampaikan tantangan tersebut. Arya Penangsang yang tidak terima atas perlakuan tersebut akhirnya berangkat untuk menuntut pembalasan.
Arya Penangsang tiba di timur Sungai Bengawan Sore untuk menantang Adiwijaya. Namun ia tidak berani menyeberang sungai karena teringat pesan gurunya, Sunan Kudus, untuk tidak menyeberangi sungai itu.
Foto: YouTube Embara Lensa
- Hadiah Istimewa Jenderal Maruli Bikin Prajurit TNI AD dari Sabang-Merauke Full Senyum
- Jenderal Maruli Simanjuntak & Istri Beri Kabar Gembira, Isinya soal Anak Gadisnya
- Asramanya Dikunjungi Jenderal Bintang 4, Potret Senyum Lepas Anak Prajurit TNI Digendong Kasad Maruli Simanjuntak
- Keras Pesan Kasad Maruli Untuk Istri-istri TNI di Pemilu 2024 'Silakan Berkampanye, Jaga Nama Baik AD'
Namun Ki Juru Martani telah menyusun rencana jitu. Sutawijaya disuruh menunggang seekor kuda betina yang telah dipotong ekornya.
Akibatnya, kuda Jantan yang ditunggangi Arya Penangsang menjadi liar tak terkendali melihat kemolekan kuda betina itu.
Kuda Jantan bernama Gagak Rimang itu kemudian berlari menyeberangi sungai mengejar kuda betina milik Sutawijaya.
Ketika Arya Penangsang baru saja mencapai tepi barat, Sutawijaya segera menusuk perutnya menggunakan tombak Kyai Pleret. Perut Arya Penangsang robek dengan ususnya yang terburai. Tak lama kemudian ia pun tewas.
Seusai pertarungan itu, Ki Juru Martani ikut merintis berdirinya Kerajaan Mataram. Ia diangkat sebagai penasihat politik Sutawijaya atau Panembahan Senopati dengan gelar Adipati Mandaraka I.
Ia mendukung berbagai perjuangan untuk mendirikan Mataram sebagai kerajaan yang berdaulat.
Berdasarkan cerita Babad Tanah Jawi, Ki Juru Martani meninggal dunia karena lanjut usia. Ia dimakamkan di Pasarean Mataram.
Foto: YouTube Embara Lensa