Kondisi Hewan Kurban di DIY Jelang Iduladha, Pemerintah Gencarkan Sosialisasi
Di Kabupaten Sleman, Pemerintah Kabupaten setempat memastikan ketersediaan hewan ternak mencapai 8.750 ekor.
Di Kabupaten Sleman, Pemerintah Kabupaten setempat memastikan ketersediaan hewan ternak mencapai 8.750 ekor.
Kondisi Hewan Kurban di DIY Jelang Iduladha, Pemerintah Gencarkan Sosialisasi
Hari Raya Iduladha tinggal menghitung hari. Seluruh wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tengah bersiap diri untuk menyambut hari raya tersebut.
Di Kabupaten Sleman, Pemerintah Kabupaten setempat memastikan ketersediaan hewan ternak mencapai 8.750 ekor.
(Gambar: Ilustrasi/Pixabay)
-
Kapan sapi kurban itu mengamuk? Peristiwa sapi kurban mengamuk di Yogyakarta terjadi pada Kamis (29/6).
-
Apa makna kurban dalam konteks kebangsaan? Semangat kolaborasi dalam berkurban tentunya menjadi modal penting dalam memperkuat kembali pranata sosial yang mulai menipis dimiliki oleh Bangsa Indonesia.
-
Siapa yang menjadi contoh dalam berkurban? Berkurban adalah amalan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang menjadi contoh bagi umat Muslim. Dalam berqurban, umat Muslim mengikuti jejak Nabi Ibrahim yang bersedia mengorbankan putranya untuk menaati perintah Allah SWT.
-
Siapa yang menjadi korban amukan sapi kurban? Sayangnya salah seorang warga seusia paruh baya tak dapat menghindar hingga akhirnya diseruduk sapi tersebut sampai terjatuh.
-
Kapan larangan memotong rambut dan kuku berlaku bagi orang yang hendak berkurban? Jika hari kesepuluh telah tiba, dan salah satu di antara kalian ingin menyembelih kurban, maka jangan menyentuh (memotong) apa pun dari rambut pada kulit kalian.
-
Apa makna utama dari berkurban? Melalui berkurban, umat Muslim diajarkan untuk berbagi rezeki dengan sesama yang membutuhkan. Dengan menyembelih hewan kurban, umat Muslim diwajibkan membagikan sebagian dagingnya kepada yang membutuhkan, termasuk fakir miskin dan kaum dhuafa.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa mengatakan bahwa Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY dan Sleman telah melakukan pemantauan hewan ternak secara langsung di tempat penampungan hewan. Selain itu, Danang juga memantau Pasar Hewan Ambarketawang Gamping terkait ketersediaan hewan kurban yang dibutuhkan masyarakat untuk disembelih pada Hari Raya Iduladha. Dari hasil pemantauan tersebut, Danang menjamin bahwa ketersediaan hewan kurban akan tercukupi.
Danang mengatakan harga hewan ternak ralatif stabil meski dari peternak menyampaikan ada kenaikan harga antara Rp1 juta hingga Rp2 juta per ekor. Namun dari hasil diskusi dengan TPID Sleman, dari sisi penjualan sampai saat ini belum ada kenaikan.
Sementara itu Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda DIY, Yuna Pancawati mengatakan, populasi hewan ternak di DIY mencapai 27.827 ekor. Ia menambahkan, kisaran harga sapi di tingkat penampungan hewan berkisar Rp22 juta sampai Rp26 juta. Sedangkan di Pasar Ambarketawang Gamping harganya berkisar Rp20 juta hingga Rp29 juta.
Dari stok 350 sapi di Pasar Ambarketawang Gamping, semuanya disebut dalam kondisi sehat. Hewan kurban tersebut juga telah divaksinasi.
Tidak Ada yang Terjangkit Penyakit Menular
Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta memastikan hingga saat ini tidak ada hewan kurban baik sapi maupun kambing di wilayah setempat yang terjangkit penyakit menular. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sukidi, mengatakan, sejumlah penyakit hewan kurban yang perlu diwaspadai adalah PMK, antraks, serta LSD.
Meski sejumlah penyakit itu hingga kini tidak ditemukan di Kota Yogyakarta, pihaknya tetap menggencarkan sosialisasi terkait hewan kurban yang sehat dan layak, misalnya memiliki tinggi cukup, hingga bentuk badan seimbang dan lincah.
Pengawasan dan pemeriksaan hewan kurban juga dilakukan di tingkat peternak dan pasar-pasar tiban. Selain itu, akan dilakukan pemeriksaan di tempat-tempat penyembelihan hewan kurban di Kota Yogyakarta. Sukidi mengakui ketersediaan hewan kurban di Kota Yogyakarta minim sehingga hewan yang akan disembelih didatangkan dari daerah lain.
Harus Pakai APD
Sementara itu Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), Cuk Tri Noviandi mengingatkan pada para juru sembelih untuk menggunakan alat pelindung diri (APD) guna menghindari potensi bahaya saat proses penyembelihan. Potensi bahaya itu antara lain tertendang sapi saat mengikat sapi, tersayat pisau, terhantam kepala sapi, hingga tertimpa hook atau pisau yang jatuh dari atas.
Selain itu, para petugas yang terlibat dalam proses penyembelihan hewan kurban juga perlu mengikuti pelatihan serta memahami prosedur operasi standar (SOP) mengenai penyembelihan.
Ia mengingatkan, alat pelindung diri bukan untuk mencegah kecelakaan, namun hanya sekedar untuk mengurangi efek atau keparahan kecelakaan.