Mengenal Prajurit Estri Ladrang Mangungkung, Pasukan Perang Perempuan dari Keraton Mangkunegaran
Keberadaan pasukan ini membuktikan peran perempuan dan laki-laki di dalam keraton memiliki tanggung jawab yang setara.
Keberadaan pasukan ini membuktikan peran perempuan dan laki-laki di dalam keraton memiliki tanggung jawab yang setara.
Mengenal Prajurit Estri Ladrang Mangungkung, Pasukan Perang Perempuan dari Keraton Mangkunegaran
Pasukan Estri (perempuan) Ladrang Mangungkung dibentuk Pangeran Sambernyawa pada 1742 di Kartasura. Pasukan ini selalu berada di samping Pangeran Sambernyawa pada saat pertempuran melawan Kompeni Belanda.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Jalur Lingkar Barat Purwakarta dibangun? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
-
Di mana letak Pura Agung Jati Pramana? Pura Agung Jati Pramana terletak di Jalan Bali nomor 4, Merbau Asih, Kota Cirebon, dan jadi salah satu lokasi religi yang unik.
-
Bagaimana sejarah Museum di Puro Mangkunegaran? Museum ini terletak tak jauh dari Balai Kota Solo, berdasarkan sejarahnya, museum ini sudah dibangun sejak tahun 1867 dan dulunya digunakan sebagai kantor untuk De Javasche Bank Agentschap Soerakarta.
-
Apa fungsi lorong supit urang di Keraton Surakarta? Sebelum masuk ke ruas jalan tersebut, terdapat gerbang dengan bagian atas berupa plengkung besi. Di gerbang tersebut tertulis "Kori Patjikerran" yang lengkap dengan tulisan aksara Jawa di atasnya. Kini lorong supit urang menjadi rute favorit wisatawan yang akan berkunjung ke Keraton Surakarta. Tak jarang mereka menyusuri lorong tersebut dengan berjalan kaki.
-
Kapan Keraton Surakarta dibangun? Keraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II sebagai pengganti Keraton Kartasura yang hancur karena adanya peristiwa Geger Pecinan pada tahun 1743.
Mengutip Puromangkunegaran.com, pembentukan pasukan Estri Ladrang Mangungkung merupakan bentuk terobosan dalam konsep dan peranan perempuan dalam tradisi Jawa.
Peran mereka tak hanya sebagai pengawal kerajaan dan bertempur di medan perang, namun juga luwes dalam berkesenian serta cekatan menyelesaikan pekerjaan domestik.
Mereka dilatih strategi perang gerilya ala Pangeran Sambernyawa, yaitu dhedhemitan, weweludan, dan jejemblungan.
Dhedhemitan artinya laksana dhemit atau hantu yang tidak tampak, weweludan artinya seperti belut yang licin dan tidak bisa ditangkap, lalu jejemblungan artinya seperti orang gila yang tidak memiliki rasa takut.
Selanjutnya pada era KGPAA Mangkunegara I, pasukan Estri Ladrang Mangungkung diberi serangkaian pelatihan sehingga menghasilkan pasukan yang berkualitas.
Mereka dilatih dalam penguasaan senjata (panah, pedang, senapan, meriam, dan berkuda), serta bercocok tanam, berkesenian, melakukan pekerjaan rumah tangga, serta membaca dan menulis.
Pasukan Ladrang Mangungkung terdiri dari 60 orang prajurit perempuan. Mereka mengendarai kuda dan menggunakan senjata karabin dan wedung.
Setiap anggota Ladrang Mangungkung memiliki peran ganda baik di medan tempur maupun rumah tangga. Selain punya kemampuan berperang, mereka juga memiliki keterampilan menari, menyinden, dan memainkan alat musik gamelan.
- Cantiknya Sertu Estarina Istri Prajurit Kopassus Pose Bareng Kasad Dudung, Penampilannya Curi Perhatian
- Terkenal Tangguh dan Cerdas Pimpin Kerajaan Majapahit selama 12 Tahun, Ini Sisi Lain Ratu Tribhuwana Tunggadewi
- Ngeri, Prajurit Kowal TNI Ucapkan Selamat Naik Pangkat ke Perwira & Tamtama dari Ketinggian 4 Ribu Kaki
- Panglima: TNI Harus Mulai Mendidik Lebih Banyak Prajurit Jadi Penyidik
Di Istana Mangkunegaran, mereka juga bertugas untuk menghibur tamu-tamu kerajaan dengan alunan suara yang merdu, dan juga membawakan beberapa tarian bedhaya, srimpi, munggeng kelir, dan taledhekan.
Kualitas prajurit Estri Ladrang Mangungkung juga tak kalah dari prajurit pria. Mereka dikagumi oleh kawan dan disegani oleh lawan.
Mengutip Liputan6.com, Pembentukan Pasukan Estri Ladrang Mangungkung membuktikan peran perempuan dan laki-laki memiliki tanggung jawab yang setara. Perempuan juga bisa melakukan apa saja jika diberi kesempatan yang sama seperti laki-laki.