Mengenal Wayang Potehi, Pertunjukan Boneka Akulturasi Budaya Tionghoa dan Jawa
Wayang Potehi adalah sebuah pertunjukan boneka semacam wayang golek yang dimainkan di atas panggung. Cerita pada wayang ini lebih banyak mengangkat kisah klasik China.
Keberadaan masyarakat Tionghoa telah dikenal sejak dahulu kala di Indonesia. Bahkan kebudayaan yang mereka bawa dari negeri asal telah membaur dengan kebudayaan asli tanah air.
Begitu pula dengan kebudayaan wayang yang asli tanah air telah berakulturasi dengan budaya Tionghoa, salah satu bentuknya adalah Wayang Potehi.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Mengapa Waduk Jatigede sering surut? Adapun saat ini kondisi Waduk Jatigede memang tengah surut. Kondisi ini sudah terjadi hampir tiap tahun saat musim kemarau panjang.
-
Kapan Waduk Jatigede biasanya surut? Saat bulan Juli sampai Oktober volume air sudah tidak tampak, dan hanya menyisakan bagian dasar waduh yang sudah kering.
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
-
Apa yang diceritakan dalam Wawacan Pangandaran? Wawacan merupakan sebuah kesenian berbentuk sastra lawas khas wilayah Pangandaran. Sesuai namanya, wawacan atau bacaan ini merupakan teks berisi pesan tertentu yang dibacakan oleh tokoh setempat. Di daerah asalnya, wawacan biasanya bertema alam dan lingkungan, serta dibacakan kepada generasi muda agar mereka bisa menjaga kelestariannya.
Dilansir dari Kemdikbud.go.id, Wayang Potehi adalah sebuah pertunjukan boneka semacam wayang golek yang dimainkan di atas panggung. Cerita pada wayang ini lebih banyak mengangkat kisah klasik China.
Kini pertunjukan Wayang Potehi sering dimainkan pada saat acara-acara kebudayaan, seperti yang ditampilkan pada saat Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta pada Sabtu (4/2) lalu.
Sejarah Kemunculan Wayang Potehi
©Instagram/@pekanbudayationghoayogyakarta
Dilansir dari laman Indonesiakaya.com, Wayang Potehi pada awalnya diciptakan oleh lima terpidana mati yang sedang menunggu hari eksekusi. Demi menghilangkan kesedihan, mereka membuat boneka dari kain dan memainkannya dengan iringan musik seadanya.
Keberadaan pertunjukan ini sampai ke telinga raja. Mereka diundang raja untuk mementaskan pertunjukan wayang boneka itu di hadapannya. Karena sukses menghibur raja, mereka dibebaskan dari hukuman mati.
Kesenian wayang ini kemudian dibawa oleh imigran Tiongkok ke Nusantara pada abad ke-16 dan menyebar di berbagai kota di Pulau Jawa. Kesenian ini pun berkembang di sekitar kelenteng, terutama kelenteng-kelenteng yang berada di pesisir utara Pulau Jawa pada waktu itu.
Populer di Semarang
©Instagram/@pekanbudayationghoayogyakarta
Wayang Potehi pernah berjaya di Kota Semarang, Jawa Tengah. Walaupun bukan asli Semarang, namun keberadaan wayang itu pernah mengukir sejarah seni pertunjukan di kota itu.
Pada waktu itu, Wayang Potehi dimainkan oleh satu tim yang terdiri dari lima orang dengan rincian tiga pemain musik, satu orang dalang, dan satu asisten.
Dua orang pemain musik memainkan alat musik tradisional seperti gembreng, kecer, simbal, rebab, terompet, chen puah, tambur, dan piak kou. Lakon yang dibawakan pada awalnya mengambil dari kisah klasik dari Negeri Tiongkok. Namun semakin ke sini lakonnya juga diambil dari cerita populer seperti novel Se Yu dengan tokoh Kera Sakti.
Namun kejayaan wayang ini sirna karena dilarang oleh pemerintah Orde Baru. Kini, jenis wayang itu perlahan-lahan kembali muncul dan dipentaskan dalam beberapa acara budaya Tionghoa.
Dimainkan di Pekan Budaya Tionghoa
©Instagram/@pekanbudayationghoayogyakarta
Keberadaan Wayang Potehi kembali bergeliat seiring keruntuhan Orde Baru dan perkembangan Era Reformasi. Salah satu grup Wayang Potehi asal Jombang, Jawa Timur, turut memeriahkan acara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta pada Sabtu (4/2) kemarin.
Sebelumnya, pementasan Wayang Potehi juga dilakukan di Malang pada Kamis (26/1) lalu. Saat itu, Dalang Widodo Santoso membawakan lakon Sie Jin Kwie di Klenteng Eng An Kiong. Sie Jin Kwie sendiri merupakan prajurit Tiongkok yang hidup di era Dinasti Tang di abad ke-7 Masehi.