Menguak Fakta Bendungan Pucang Gading, Pintu Air Tua Peninggalan Belanda yang Masih Berfungsi Hingga Kini
Bangunan bendungan masih tampak kokoh walau beberapa bagiannya sudah tampak tergerus arus air
Bangunan bendungan masih tampak kokoh walau beberapa bagiannya sudah tampak tergerus arus air
Menguak Fakta Bendungan Pucang Gading, Pintu Air Tua Peninggalan Belanda yang Masih Berfungsi Hingga Kini
Banjir di Kota Semarang sebenarnya sudah sering terjadi sejak era Hindia Belanda. Oleh karena itu dibangunlah beberapa pintu air atau bendungan.
-
Kapan Burung Enggang Gading dinyatakan punah? Burung Kuau Bergaris Ganda, bagian dari genus Argusianus, dikenal hanya melalui beberapa bulu yang ditemukan dan dikirim ke London untuk diteliti. Hingga kini, keberadaan burung ini tidak pernah terungkap di alam liar. Berdasarkan hasil penelitian, burung ini dinyatakan punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN), menambah daftar panjang spesies Indonesia yang telah lenyap.
-
Kapan Putri Gading meninggal? Kerangka ini ditemukan di Sevilla, Spanyol. Kerangka manusia berusia 5.000 tahun ditemukan di Sevilla, Spanyol.
-
Bagaimana Gumuk Pasir Tungtung Karang terbentuk? Mengutip Garut Update, gumuk pasir ini terbentuk secara alami sesuai arah angin. Ini semakin membuat kawasan tersebut menarik.
-
Di mana paus bungkuk dengan tulang punggung patah ditemukan? Gambar tragis seekor paus bungkuk terlihat di lepas pantai Baja California Sur, Meksiko, menggambarkan dampak serangan kapal dengan tulang punggung patah.
-
Di mana kerangka Putri Gading ditemukan? Kerangka ini ditemukan di Sevilla, Spanyol. Kerangka manusia berusia 5.000 tahun ditemukan di Sevilla, Spanyol.
-
Kapan bejana gading ditemukan? IAA mengatakan bejana ini ditemukan pada 2020 saat dilakukan penggalian saluran untuk memasang pipa.
Selain untuk pengairan sawah, pintu air itu menjadi pengontrol debit air yang menjadi penyebab banjir pada beberapa daerah di Semarang.
Salah satu pintu air yang dibangun pemerintah Hindia Belanda adalah Bendungan Pucang Gading.
Pintu air itu dibangun pada tahun 1918 oleh pemerintah kota praja Semarang.
Sudah berumur lebih dari satu abad, saat ini bendungan tua itu masih beroperasi.
Menurut sejarahnya, dulu Bendungan Pucang Gading ini lebih dikenal dengan nama Pintu Air Klipang. Pintu air ini dibangun oleh Gemeenteraad Semarangsche pada tahun 1918.
Bendungan ini mengontrol debit air dari Ungaran yang mengarah ke daerah Semarang bagian timur. Dari daerah Ungaran yang berada di daerah atas, debit air dipecah menuju tiga sungai besar di Kota Semarang bagian timur.
Satu pintu air mengarahkan air ke arah Banjir Kanal Timur, lalu ada pintu air yang mengarahkan air ke daerah Penggaron, dan satu pintu air mengarahkan air ke Kabupaten Demak.
Saat ini Bendungan Pucang Gading berada di bawah pengelolaan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Tengah.
Dikutip dari Instagram @semarang.heritage, enam pintu air yang ada harus memastikan debit air Kali Babon tidak boleh melebihi 78 meter kubik per detik.
Sementara aliran Banjir Kanal Timur tidak boleh melebihi 145 meter kubik per detik.
- Bendungan Berkahi Tanah NTB, Air Mengalir Tanah Makin Makmur!
- Menguak Fakta "Tuk Budoyo", Mata Air Keramat di Lereng Gunung Sumbing
- Bendungan Megah Peninggalan Belanda Ini Punya 70 Pintu Air, Dulu jadi Andalan Kini Terbengkalai
- Fakta Sebenarnya Patung Besar di Rumah Gurita Bandung, Bukan Tempat Pemujaan
Mulai tahun 1990-an, di daerah sekitar bendungan tumbuh subur kompleks perumahan.
Pada awal Januari 2023 lalu, terjadi banjir besar di Kota Semarang yang menyebabkan Perumahan Dinar Indah terendam. Bahkan ketinggian banjir diketahui mencapai atap rumah.
Banjir itu juga berdampak pada kondisi bangunan Bendungan Pucang Gading. Saat itu beberapa pondasi di pintu air tersebut rusak.
Saat air sedang surut, warga sekitar akan turun mencari ikan pada aliran sungai di sekitar Bendungan Pucang Gading.
Diketahui di sekitar tempat itu cukup banyak ikan yang bisa diambil. Warga pun tanpa takut turun ke sungai dan mencari ikan hanya dengan tangan kosong.