Mengunjungi Desa Sade di Pulau Lombok, Rumah Bagi Masyarakat Suku Sasak yang Setia Pertahankan Budaya Leluhur
Di desa itu, mereka menjaga tradisi dan kearifan lokal yang telah mereka miliki selama berabad-abad.
Di desa itu, mereka menjaga tradisi dan kearifan lokal yang telah mereka miliki selama berabad-abad.
Mengunjungi Desa Sade di Pulau Lombok, Rumah Bagi Masyarakat Suku Sasak yang Setia Pertahankan Budaya Leluhur
Desa Sade merupakan sebuah kampung adat yang berada di Kabupaten Lombok Tengah. Dilansir dari Liputan6.com, desa ini merupakan rumah bagi masyarakat Suku Sasak. Di desa itu, mereka menjaga tradisi dan kearifan lokal yang telah mereka miliki selama berabad-abad.
-
Siapa suami Kadek Devi? Setelah menikah dengan Dewa, Kadek setia mendampingi suaminya.
-
Siapa Delsy Syamsumar? Delsy Syamsumar, Pelukis Neoklasik Asal Sumbar yang Karyanya Sudah Diakui Dunia Salah satu pelukis terkemuka di Indonesia ini telah melahirkan karya-karya hebat yang sudah diakui oleh Lembaga Seni dan Sejarah Perancis melalui literatur.
-
Siapa Kadek Devi? Kadek Devi menunjukkan pesona yang memikat saat mendampingi Dewa Yoga yang baru saja menyelesaikan Sespimmen 63 Polri di Lembang, Bandung.
-
Siapa suami Dastia Prajak? Dilansir dari akun Instagram pribadinya, ia diketahui menikah dengan seorang pria bernama Dimas.
-
Bagaimana Sule dan Santyka bertemu? Pertemuan tak terencana saat siaran TikTok, bukanlah awal direncanakan, namun justru membangun kisah hubungan mereka.
-
Di mana dusun Sukamade berada? Kampung ini terletak di tengah hutan Taman Nasional Meru Betiri Dusun Sukamade di Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi dikenal sebagai kampung terpencil.
Salah satu warisan leluhur yang masih mereka jaga adalah rumah adat yang terbuat dari anyaman bambu. Rumah itu disebut bale.
Dilansir dari Liputan6.com, rumah itu menjadi simbol keberanian dan keuletan masyarakat Sasak dalam mempertahankan budaya mereka.
Tak hanya sebagai tempat tinggal, rumah-rumah itu juga menjadi tempat pusat kegiatan sosial dan keagamaan bagi masyarakat setempat.
Keunikan Desa Sade tak hanya dari arsitektur rumahnya. Masyarakat setempat punya cita rasa seni yang mereka ekspresikan dalam bentuk kerajinan tenun.
Tenunan tradisional masyarakat Suku Sasak memiliki motif yang indah yang merupakan wujud ekspresi kecintaan terhadap nenek moyang.
Dilansir dari Liputan6.com, setiap pola dan warna motif tenun masyarakat Suku Sasak memiliki makna mendalam. Ia bercerita tentang sejarah, keyakinan, dan kehidupan sehari-hari masyarakat Sasak.
Para kaum wanita di Desa Sade biasanya membutuhkan waktu sekitar 2 minggu hingga 1,5 bulan untuk menyelesaikan satu helai kain tenun.
Dilansir dari Merdeka.com, masyarakat Suku Sasak memiliki pakaian adat yang menawan, yaitu lambung yang dikenakan laki-laki dan pengon yang digunakan perempuan.
- Mengunjungi Desa Madiredo Malang, Tempat Sempurna Kabur dari Hiruk Pikuk Perkotaan dan Merasakan Kedamaian Alam
- Berkunjung ke Kampung Sarugo, Melihat Langsung Budaya Minangkabau Melalui Rumah Gadang
- Mengunjungi Kampung Tua di Pelosok Hutan Semarang, Semua Rumah Dibuat dari Kayu Jati
- Melihat Suasana Kampung Adat Lebak Bitung Sukabumi yang Asri, Punya Tradisi Tumbuk Padi Setelah 6 Tahun Panen
Masyarakat Suku Sasak juga punya tradisi unik yaitu tradisi kawin culik. Pada saat akan menikah, seorang pemuda menculik pujaan hatinya untuk menikah dan mengakhiri masa lajang. Tempat pertemuan antara laki-laki dan perempuan itu adalah di depan pohon cinta Desa Sade.
Tradisi unik lainnya di tengah masyarakat Suku Sasak adalah melumuri lantai dengan kotoran kerbau. Bagi masyarakat Sasak, kotoran kerbau dan sapi bukanlah hal yang menjijikan.
Meskipun dilumuri dengan kotoran sapi, tak tercium bau tak sedap di desa itu. Kotoran sapi atau kerbau dicampur dengan tanah liat lalu digosok ke lantai.
Kotoran sapi akan didiamkan hingga mongering. Aroma tak sedap akan mengering dengan sendirinya. Biasanya warga melakukan pelumuran lantai dengan kotoran itu setiap sebulan sekali.