Mengunjungi Museum Sasana Guna Rasa Magelang, Simpan Beraneka Jenis Wayang
Museum Wayang Sasana Guna Rasa menyimpan ribuan wayang koleksi R. Boediarjo. Koleksinya berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Museum itu juga menyimpan koleksi benda-benda lain yang masih terkait pada dunia pewayangan.
Bangunan seluas 1.500 meter persegi yang berlokasi di Pondok Tingal, Jalan Balaputradewa Nomor 32 Brajanalan Wonorejo, Borobudur, Kabupaten Magelang itu menjadi rumah bagi ribuan wayang.
Semua wayang itu merupakan koleksi Mantan Menteri Penerangan R. Boediarjo. Seperti diketahui, ia merintis museum tersebut sebagai bentuk kecintaannya terhadap wayang. Ia belajar wayang dari pamannya yang bernama Tjokrowihardjo di Temanggung yang merupakan seorang dalang kondang.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Lalu seperti apa kisah di balik Museum Wayang Sasana Guna Rasa? Berikut selengkapnya:
Punya Koleksi Ribuan Wayang
©magelangkab.go.id
Pada tahun 1991, Boediarjo memindahkan koleksi-koleksinya yang selama ini tersimpan di rumahnya ke museum tersebut. Menurut pengelola wayang, Eko Sunyoto, museum wayang tersebut tidak terlalu besar. Namun koleksi wayangnya terbilang lengkap.
Koleksi tersebut antara lain meliputi 198 wayang kulit gaya purwa, 238 wayang kulit gaya Yogyakarta lawasan, 185 wayang kulit purwa kidang kencana, 172 wayang kulit purwa gaya Kedu, dan 178 wayang kulit purwa pembelian dari Pawik. Tak hanya itu, museum tersebut juga menyimpan beraneka jenis wayang Banyumasan, Cirebon, Pancasila, ruwatan, Jawa Timuran, Buddha, putihan, dan wayang Sasak.
“Selain itu ada juga Wayang Indonesia Visit yang merupakan karya Boediharjo,” ujar Eko dikutip dari Liputan6.
Koleksi Lain
©magelangkab.go.id
Selain wayang, Boediarjo juga memiliki koleksi lain berupa 83 rekaman kaset wayang dari 1871 hingga 1994 dan 59 kaset video berisi pergelaran wayang sejak 1980 hingga 1990. Ada pula 694 koleksi buku tentang wayang dalam berbagai bahasa.
Lalu ada juga lukisan kaca tentang tokoh dunia pewayangan serta topeng kayu, dan seperangkat gamelan baik slendro maupun pelog. Dilansir dari Magelang.go.id, pengelola museum juga mendorong pemanfaatan objek wisata tersebut sebagai sarana pendidikan budi pekerti bagi anak-anak sekolah, penelitian tentang seni budaya oleh kalangan akademisi, serta pelestarian wayang melalui pementasan wayang secara berkala terutama oleh para dalang muda.